BerandaHits
Rabu, 13 Agu 2025 17:28

Didesak Mundur, Bupati Pati Sudewo Pilih Bertahan: Semua Ada Mekanisme!

Didesak Mundur, Bupati Pati Sudewo Pilih Bertahan: Semua Ada Mekanisme!

Demo Pati ricuh. (Beritasatu)

Bupati Sudewo menegaskan dirinya nggak akan mundur.

Inibaru.id – Ribuan warga tumpah ruah di Alun-alun Pati sejak Rabu (13/8) subuh. Mereka datang dari berbagai penjuru, sebagian menumpang truk, sebagian berjalan kaki, semua dengan satu tujuan: mendesak Bupati Pati Sudewo lengser.

Slogan “Bupati Pati Sudewo harus lengser!” menggema berkali-kali. Di bawah terik matahari, suara itu kian lantang, bercampur riuh drum plastik dan peluit. Namun, hingga menjelang siang, sosok yang mereka tunggu nggak kunjung keluar.

Kekecewaan pun memuncak. Sekitar pukul 11.00 WIB, ketegangan meletup. Botol minuman, tiang bendera, hingga sandal beterbangan ke arah aparat yang berjaga. Pagar kantor bupati akhirnya didobrak, memaksa polisi menyemprotkan meriam air. Puncaknya, gas air mata ditembakkan.

Suasana kacau. Perempuan, anak-anak, hingga lansia berhamburan. RSUD RAA Soewondo mencatat 33 korban luka ringan akibat kericuhan ini. “Mata perih, napas sesak, ya Allah, sesak sekali,” keluh Kartini (56), matanya memerah karena gas air mata.

Anggota DPRD Pati, Teguh Bandang Waluyo mengatakan bahwa ada laporan warga menjadi korban jiwa dalam kejadian aksi demo Bupati Pati.

"Bahwa ada dua korban jiwa dalam kejadian ini. Atas nama S dan Z," kata Bandang di Gedung DPRD Pati, Rabu (13/8), dikutip dari detik.

Bupati Sudewo saat dilempari sandal oleh pendemo. (Kumparan) 
Bupati Sudewo saat dilempari sandal oleh pendemo. (Kumparan)

Meski tensi massa meninggi, Bupati Sudewo tetap bertahan di dalam kantor hingga pukul 12.15 WIB. Baru kemudian dia muncul, mengenakan kemeja putih, berdiri di atas kendaraan lapis baja.

“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, saya akan berbuat lebih baik,” ujarnya, suaranya menggema lewat pengeras suara.

Sayangnya, permintaan maaf itu justru disambut lemparan sandal dan air mineral ke arah Sudewo. Lantaran lemparan datang bertubi-tubi, para ajudan berusaha melindungi Sudewo di atas tank.

“Saya dipilih rakyat secara konstitusional dan demokratis, jadi tidak bisa berhenti hanya karena tuntutan seperti itu. Semua ada mekanisme,” tegasnya kepada awak media.

Penolakan ini menyulut reaksi beragam. Ario Adisaputra (24) menilai bupati nggak lagi berpihak pada rakyat. “Kami tidak perlu dipimpin orang pekok,” sergahnya. Retno (57), penjual roti, mengaku kecewa meski kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) 250% sudah dibatalkan. “Hatinya rakyat sudah terlanjur disakiti,” katanya.

Kebijakan kenaikan PBB-P2 itu sendiri awalnya dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan daerah demi pembangunan. Sudewo beralasan, sudah 14 tahun PBB tak naik, dan penerimaannya tertinggal jauh dari daerah tetangga seperti Kudus dan Jepara. Namun, bagi banyak warga, alasan itu nggak cukup menenangkan.

Menanggapi suasana demo, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan bahwa dirinya sudah meminta Sudewo menemui warga lebih awal. “Silakan demo, tapi jangan ganggu ketertiban umum. Mekanisme demokrasi harus dilalui,” ujarnya.

Hari ini, Pati bukan sekadar saksi aksi protes. Dia menjadi panggung tarik-ulur antara suara jalanan dan kekuatan kursi kekuasaan. Sebuah drama politik yang tampaknya belum akan berakhir dalam waktu dekat.

Duh, semoga suasana kembali kondusif ya, Gez. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

Inibaru Indonesia Logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Sosial Media
A Group Member of:
medcom.idmetro tv newsmedia indonesialampost

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved