Inibaru.id - Pernah merasa waktu sekarang kayak lebih cepat dari biasanya? Mungkin kamu bukan satu-satunya yang merasakannya. Tapi tunggu dulu, ini bukan soal kerjaan yang numpuk atau liburan yang keburu habis. Nyatanya, Bumi memang benar-benar berputar sedikit lebih cepat dari biasanya!
Para pakar dari International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS) dan United States Naval Observatory memprediksi bahwa pada Juli dan Agustus 2025, Bumi akan mengalami tiga hari terpendek dalam setahun. Rotasi pada tanggal 9 Juli, 22 Juli, dan 5 Agustus diperkirakan akan lebih cepat sekitar 1,3 hingga 1,5 milidetik dari hari biasanya. Singkat banget, ya? Tapi ini cukup bikin bingung para ilmuwan.
Baca Juga:
Lubang Ozon di Antarktika Mulai Pulih, Tanda Nyata Dunia Bisa Bersatu Atasi Krisis LingkunganBukan Fenomena Baru, Tapi Tetap Mengejutkan
Sebenarnya, panjang hari di Bumi memang nggak selalu sama dari dulu. Berjuta-juta tahun lalu, Bumi bisa punya lebih dari 490 hari dalam setahun karena harinya lebih pendek. Tapi sejak 1972, ilmuwan biasanya justru menambahkan detik kabisat karena Bumi cenderung melambat.
Nah, yang bikin kaget, sejak 2020 rotasinya malah makin cepat. Jadi bukannya nambah detik kabisat, kita malah bisa menghadapi kemungkinan baru: mengurangi detik, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya!
Kok Bisa Lebih Cepat?
Menurut para ilmuwan, ada banyak hal yang bisa memengaruhi kecepatan rotasi Bumi:
- Pergeseran di inti dan mantel Bumi.
- Perubahan bentuk dan ketinggian permukaan laut.
- Pergerakan bulan.
Uniknya, bulan yang biasanya memperlambat Bumi, kadang justru bisa mempercepatnya, tergantung posisi dan interaksinya terhadap khatulistiwa.
"Tidak ada yang menduga hal ini. Penyebab percepatan ini tidak dijelaskan," ujar Leonid Zotov, pakar rotasi Bumi di Universitas Negeri Moskow.
Apa Dampaknya Buat Kita?
Secara langsung? Kita nggak bakal telat ngantor gara-gara hari lebih pendek 1,5 milidetik, kok. Tapi buat dunia teknologi dan sains, ini bisa jadi tantangan besar.
Bayangkan, sistem navigasi, GPS, satelit, bahkan server global, semuanya bergantung pada akurasi waktu atomik. Perubahan sekecil apapun bisa bikin kekacauan kalau nggak disesuaikan.
Belum lagi soal cuaca, pola arus laut, sampai keseimbangan massa Bumi yang bisa ikut terpengaruh dalam jangka panjang.
Jadi, haruskah kita panik?
Nggak juga. Tapi ini jadi pengingat menarik bahwa Bumi terus berubah, kadang dengan cara yang bahkan para ilmuwan pun belum sepenuhnya pahami.
Mungkin kita bisa mulai dari hal sederhana: lebih menghargai waktu. Karena siapa tahu, suatu hari nanti, waktu benar-benar jadi lebih cepat, dan kita baru sadar saat semuanya sudah berlalu. Jadi, setuju nggak sih kalau waktu adalah uang, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)
