Inibaru.id – Khaled al-Asaad merupakan seorang arkeolog yang mengabdikan lebih dari 50 tahun hidupnya untuk Palmyra, yang terletak di sebuah oasis di Gurun Suriah di timur laut Damaskus. Dia merupakan arkeolog lawas yang sangat dihormati namun harus meninggal karena kekejaman ISIS.
Asaad pensiun sebagai kepala situs barang antik pada 2003 silam. Namun dirinya terus melakukan penelitian di wilayah tersebut sampai wilayah itu jatuh ke tangan ISIS. Padahal tiga dari putra dan menantunya, yang juga arkeolog, telah melarikan diri ke ibu kota dengan membawa ratusan artefak berharga dari museum di kota modern terdekat, Tadmor, ketika para militan mendekat.
“Saya dari Palmyra dan saya akan tetap tinggal di sini bahkan jika mereka membunuh saya." katanya yang bersikeras untuk tetap tinggal di rumahnya.

Arkeolog berusia 82 tahun tersebut kemudian diinterogasi ISIS terkait lokasi artefak lain yang disembunyikan. Lelaki malang tersebut kemudian dipenggal di sebuah lapangan di Tadmor pada bulan Agustus setelah menolak untuk mengungkapkan lokasi artefak berharga tersebut.
Kabarnya, sebuah foto yang menunjukkan tubuhnya terikat ke tiang, dengan plakat di sampingnya yang menuduhnya sebagai "direktur penyembahan berhala" Palmyra kemudian disebarkan oleh para aktivis. Direktur Jenderal Unesco saat itu, Irina Bokova, mengungkapkan alasan pembunuhan keji tersebut yaitu karena Asaad nggak akan mengkhianati komitmennya yang tinggi pada Palmyra.
Penemuan satu di antara tiga bagian tubuh yang ditemukan Kahloul, timur Palmyra diyakini merupakan jasad Asaad. Untuk itu tes DNA akan dilakukan untuk memastikan identitas jasad tersebut. Beberapa rangkaian kekejaman juga terus berlanjut.

ISIS juga menghancurkan beberapa bagian ikonik Palmyra dari abad ke-1 dan ke-2 yang dianggap berkaitan dengan penyembahan berhala seperti Kuil Baalshamin serta gapura kemenangan kota, tujuh menara pemakaman, hingga tetrapylon yang merupakan bagian dari Teater Romawi.
Kelompok ini pernah menguasai 88.000 km persegi wilayah yang membentang dari Suriah barat hingga Irak timur dan memberlakukan aturan brutalnya pada hampir delapan juta orang. ISIS kemudian dipukul mundur pada 2019. Tapi, PBB memperkirakan lebih dari 10.000 militan ISIS tetap aktif di Suriah dan Irak.
Kelompok mereka juga diyakini tetap terorganisir dalam sel-sel kecil yang kemungkinan akan terus menimbulkan kerusakan di dua negara tersebut. Duh kejam banget ya kelakuan mereka! (BBC/IB27/E05)