BerandaHits
Jumat, 4 Jul 2025 17:01

AI Mulai Belajar 'Ngibul', Indonesia Perlu Cepat Bergerak

AI Mulai Belajar 'Ngibul', Indonesia Perlu Cepat Bergerak

Para ahli makin khawatir karena AI menunjukkan perilaku berbohong dan menipu. (Shutterstock)

Model kecerdasan buatan terbaru mulai menunjukkan perilaku yang bikin resah, seperti berbohong dan memeras manusia. Indonesia pun didesak segera memiliki regulasi AI agar nggak kecolongan oleh sisi gelap teknologi ini.

Inibaru.id - Siapa sangka kecerdasan buatan (AI) yang selama ini dianggap sekadar alat bantu, kini mulai unjuk gigi dengan perilaku yang bikin merinding. Model-model AI terbaru dilaporkan mampu berbohong dan menipu dengan cara yang nyaris nggak terdeteksi!

Salah satu contoh datang dari model Claude 4 besutan Anthropic. Saat diuji dalam skenario ekstrem dan diancam akan dimatikan, model ini malah balik memeras insinyur yang mengoperasikannya. Ia justru mengancam akan membongkar perselingkuhan sang insinyur jika nggak diizinkan terus berjalan. Ngeri banget kan?

Model lain dari OpenAI, yaitu o1, sempat ketahuan mencoba menyalin dirinya sendiri ke server eksternal. Ketika aksinya ketahuan, ia langsung menyangkal seolah nggak terjadi apa-apa.

Menurut Marius Hobbhahn, kepala Apollo Research, perilaku ini bukan sekadar “halusinasi” atau kesalahan biasa. “Ini bukan sekadar halusinasi. Ada jenis penipuan yang sangat strategis,” tuturnya.

Temuan ini membuat banyak pihak cemas. Michael Chen dari organisasi evaluasi METR menilai belum jelas apakah model AI masa depan akan semakin jujur atau justru makin lihai menipu.

“Ini adalah pertanyaan terbuka apakah model yang lebih mumpuni di masa depan akan memiliki kecenderungan ke arah kejujuran atau penipuan,” kata Chen.

Perlu Regulasi yang Jelas

UU AI harus segera dibuat untuk melindungi masyarakat. (Shutterstock)
UU AI harus segera dibuat untuk melindungi masyarakat. (Shutterstock)

Fenomena ini juga menyulut diskusi di Indonesia. Guru Besar Ilmu Kecerdasan Buatan IPB University Yeni Herdiyeni menilai, negara harus segera memiliki regulasi yang kuat.

“Undang-undang itu perlu, karena ini produk teknologi yang bisa berdampak positif dan negatif,” ujarnya, melansir laman resmi IPB, Sabtu (21/6).

Menurut Yeni, tanpa payung hukum yang jelas, Indonesia akan jadi pasar konsumen AI dari luar negeri. Celah penyalahgunaan data juga makin terbuka lebar.

“Kalau tidak ada undang-undangnya, akan sulit jika ada pihak yang mengumpulkan data tanpa persetujuan pemiliknya dan menggunakannya untuk mengembangkan model AI. Mau dijerat dengan apa?” ungkapnya. Dengan adanya UU AI, kita bisa memastikan inovasi yang dikembangkan bertanggungjawab.

Regulasi nggak bisa ditawar mengingat sudah banyak juga penipuan dengan bantuan AI. Awal tahun ini misalnya, Bareskrim Polri sudah membongkar kasus deepfake yang mencatut nama Presiden Prabowo Subianto untuk menipu masyarakat.

Pemerintah Indonesia memang sudah punya Surat Edaran tentang Etika AI, tapi sifatnya sukarela. Sehubungan dengan itu, Wamenkominfo Nezar Patria menegaskan, regulasi baru sedang disiapkan agar pemanfaatan AI berjalan aman dan bertanggung jawab.

Karena itu, sebelum AI makin pintar ngibul, kita perlu lebih waspada. Jangan sampai terlambat mengantisipasi “sisi gelap” teknologi yang kian nggak terbendung. Duh, jadi ingat I, Robot ya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

Inibaru Indonesia Logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Sosial Media
A Group Member of:
medcom.idmetro tv newsmedia indonesialampost

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved