Inibaru.id – Akhir-akhir ini, utang negara kita menjadi topik yang cukup kontroversial. Pasalnya, Indonesia tengah memiliki utang yang terus bertambah hingga berada pada angka fantastis yaitu Rp 10 ribu triliun pada 2024 nanti. Sejumlah kalangan menganggap angka tersebut begitu mengkhawatirkan.
Nggak hanya Indonesia, beberapa negara di dunia ini bahkan telah dinyatakan bangkrut karena terlilit utang yang begitu besar. Negara mana saja yang dimaksud?
1. Yunani
Yunani nggak sanggup membayar utang senilai 138 miliar dolar AS atau Rp 1.987 triliun (kurs Rp 14.400 per dolar AS) pada 2012 lalu. Kemudian, pada 2015, negara ini disebut-sebut sudah bangkrut karena utangnya terus meningkat hingga 360 miliar dolar AS atau Rp 5.184 triliun. Kenaikan utang ini membuat jumlah orang miskin di sana melonjak.
Pengangguran di Yunani naik dari 10,6 persen pada 2004 menjadi 26,5 persen pada 2014. Sementara, pada 2015 jumlah tunawisma meningkat 40 persen.
Salah satu langkah yang diambil Yunani untuk memperbaiki keadaan adalah kembali ke pasar obligasi internasional sejak 2017 setelah sebelumnya sempat “menghilang” akibat krisis.
2. Argentina

Argentina dinyatakan gagal bayar (default) karena nggak bisa melunasi utang. Hal ini berawal dari kebijakan pemerintah Argentina yang mematok 1 dolar AS sama dengan 1 peso Argentina. Parahnya, mata uang Argentina dengan dolar AS menjadi nggak akurat sehingga menimbulkan kepanikan. Banyak masyarakat yang akhirnya menarik uang mereka di bank.
Untuk mengatasi masalah ini, Argentina mengajukan utang ke IMF pada 2018 sebesar 50 miliar dolar AS atau Rp 720 triliun. Sayangnya, sebesar Rp 648 triliun nggak sanggup mereka kembalikan pada tahun ini. Pemerintah mengaku nggak punya dana untuk membayarnya.
3. Zimbabwe
Zimbabwe juga termasuk negara yang “ambyar” karena terlilit utang. Jumalahnya hingga 4,5 miliar dolar AS atau Rp 64,8 triliun pada 2008 silam. Tingkat pengangguran Zimbabwe juga melonjak hingga 80 persen.
Masyarakat Zimbabwe nggak lagi menggunakan bank, membayar pajak, atau menggunakan mata uang nasional sebagai alat jual beli. Masyarakat di sana lebih memilih berjual beli dengan sistem barter karena hiperinflasi yang terjadi.
4. Venezuela

Pada 2017 lalu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan pemerintahannya nggak bisa membayar semua utangnya. Dia mengaku Venezuela dan perusahaan minyak negara tersebut akan meminta restrukturisasi terhadap pembayaran utang.
Maduro mengatakan perusahaan minyak negara sudah membayar utang sebesar 1,1 miliar dolar AS atau Rp 1.584 triliun. Dia menyebut jumlah itu cukup besar untuk sebuah negara yang saat ini hanya mempunyai dana 10 miliar dolar AS atau Rp 144 triliun di bank.
Venezuela tercatat mempunyai utang kepada sejumlah negara termasuk Tiongkok dan Rusia.
Ketika utang melonjak, masyarakat miskin ikut meningkat jumlahnya. Sebagian besar masyarakat nggak mampu membeli bahan pokok karena harga melonjak lebih cepat ketimbang upah.
5. Ekuador
Pemerintah Ekuador menyatakan nggak mau membayar utangnya kepada hedge fund asal AS dengan alasan nggak bermoral. Sebenarnya, negara ini mampu lo membayar utang yang mencapai 10 miliar dolar AS atau Rp 144 triliun itu. Ekuador memiliki sumber daya alam cukup banyak.
Namun, pemerintah memang enggan membayar utang tersebut. Mereka mengklaim bahwa utang itu terjadi di masa lalu yang disebabkan aksi korupsi di pemerintahan sebelumnya.
Ekuador memperoleh pinjaman sebesar 643 juta dolar AS atau Rp 9,25 triliun dari IMF pada 2020 silam. Dana tersebut digunakan untuk pembiayaan darurat menangani pandemi Covid-19.
Itu dia 5 negara yang kesusahan membayar utangnya. Semoga Indonesia nggak seperti itu ya. (CNN/IB21/E03)