Inbaru.id - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah mencatat 28 sekolah setingkat SMA/SMK di 11 kabupaten/kota Jawa Tengah terkena dampak bencana banjir dan tanah longsor. Puluhan sekolahan tersebut mengalami kerusakan dan kerugian yang bervariasi. Kerusakan fasilitas dan aset-aset milik puluhan sekolah tersebut mencapai Rp1,9 miliar.
Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah mengatakan bencana alam yang melanda akhir-akhir ini menyebabkan sejumlah aset sekolah terendam banjir. Terdapat beberapa alat praktek siswa yang terkena banjir sehingga membuat kerugian menjadi lebih besar.
Baca Juga:
Hari Ketiga Banjir Grobogan, KAI Masih Terapkan Rekayasa Operasi dan Pembatalan Perjalanan"Adanya hujan yang deras dan juga puting beliung, kerugian yang ditimbulkan antara Rp50 juta. Seperti di SMK Nusantara Gubug itu beberapa aset terendam. Di ruang tata usaha bengkel operator sekolah terendam. Di SMK Gajah Mada peralatannya juga terdampak. SMK Nasional kurang lebih kerugiannya Rp50 juta. Dan yang tinggi itu di SMK Darul Ulum Grobogan. Banyak aset mesin jahit terendam banjir, tentu karena mesin jahit itu mahal pastinya kerugian juga banyak," kata Uswatun Hasanah, Jumat (24/1).
Berdasarkan laporan, dampak paling parah dialami oleh SMKN Karangpucung Kabupaten Cilacap dengan kerugian mencapai Rp1 miliar. Hal ini imbas dari bencana tanah longsor pada 16 Desember 2024 lalu yang membuat gedung dan atap sekolah ambruk.
"Kalau saya ambil sampel, yang parah ada di SMKN Karangpucung Cilacap. Proses belajar mengajar pasti terganggu. Tapi yang ditekankan adalah keselamatan," ungkapnya.
Selain itu sekolah lain dengan dampak terparah ialah SMKN 2 Purworejo yang mengalami kerugian Rp73 juta imbas hujan deras dan angin puting beliung pada 28 Desember 2024 lalu.
Baca Juga:
Jakarta Nggak Lagi Jadi Kota Termacet di Indonesia versi TomTom Traffic Index Ranking 2024Baca Juga:
Pasar Imlek Semawis 2025, Pengunjung Wajib Berkebaya dan Bersurjan untuk Rayakan KeberagamanDalam menghadapi bencana, hal utama yang ditekankan ialah memastikan siswa dan guru selamat. Selain itu, penyelamatan aset-aset sekolah seperti fasilitas, dokumen-dokumen penting, hingga data-data identitas siswa.
"Pemerintah berharap pertama yang diselamatkan orangnya, kalau aset masih bisa dicari," ujarnya.
Terkait penanganan pasca bencana, pihaknya sudah meminta kepada cabang dinas di masing-masing wilayah untuk melakukan asesmen dan melaporkannya secara berkala ke Disdikud Provinsi Jateng.
"Nanti kita petakan mana skala prioritas yang bisa diselesaikan. Semoga segera surut dan tidak menimbulkan trauma biar anak-anak tidak takut ke sekolah," tandas Uswatun.
Sebanyak 28 sekolah yang terdampak banjir, longsor, dan bencana lain adalah sebagai berikut.
- Cilacap 1 Sekolah
- Purworejo 1 sekolah
- Grobogan 14 sekolah
- Kudus 1 sekolah
- Demak 2 sekolah
- Pekalongan 2 sekolah
- Pemalang 1 sekolah
- Brebes 2 sekolah
- Kota Magelang 1 sekolah
- Kota Solo 1 sekolah
- Kota Tegal 2 sekolah
Semoga sekolah-sekolah tersebut segera bisa diperbaiki dan aset-aset yang rusak dapat diganti oleh pemerintah, ya! (Danny Adriadhi Utama/E10)