Inibaru.id – Ada cukup banyak peninggalan dari zaman penjajahan yang masih eksis hingga sekarang. Tapi, nggak banyak yang merupakan jembatan, apalagi yang berjenis jembatan gantung. Nah, salah satu jembatan gantung yang sudah eksis sejak masa kolonial tersebut adalah Jembatan Gantung Duwet, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lokasi jembatan ini bisa kamu temui di Dusun Duwet, Kalurahan Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang. Meski begitu, sebenarnya jembatan ini menghubungkan Bandarharjo dengan Kecamatan Ngluwar yang sudah masuk wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kalau diukur dari Titik Nol Kilometer Yogyakarta, jembatan ini berjarak kurang lebih 27 kilometer ke arah barat laut.
Melintas di atas Sungai Progo, jembatan ini konon sudah eksis sejak 1930 lalu. Alasan pembangunannya tentu saja karena warga di sekitar jembatan tersebut membutuhkan akses penghubung yang bisa memudahkan warga untuk melintasi sungai yang dikenal dengan arus derasnya tersebut. Keberadaan jembatan ini juga dianggap bisa membuat sektor ekonomi daerah di sekitarnya jadi lebih hidup.
“Dulu Belanda memakainya jika pengin melakukan inspeksi kebun kopi di Kalibawang,” ujar Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulonprogo Mursito sebagaimana dilansir dari Solopos, Selasa (19/9/2017).
Meski begitu, saat Indonesia mengalami pergolakan saat dijajah Jepang, jembatan ini sempat dirusak. Hal serupa juga terjadi pada 1948 atau saat Agresi Militer Belanda II terjadi. Kala itu, pejuang Indonesia sengaja merusak jembatan ini agar pasukan Belanda dan sekutunya nggak bisa dengan mudah masuk ke wilayah Kulonprogo dari Magelang.
Untungnya, pada 1958, jembatan ini direkonstruksi kembali dan diresmikan pada 1960. Sejak saat itu pula, warga Kabupaten Magelang dan Kulon Progo bisa kembali dengan mudah bolak-balik di antara kedua wilayah tersebut.
Kini, masyarakat setempat lebih sering menyebut jembatan ini dengan sebutan Jembatan Duwet atau Kretek Gantung saja. Yang pasti, karena punya nilai sejarah yang tinggi, bangunan dengan panjang kurang lebih 100 meter ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Kabupaten Kulon Progo.
“Karena bangunan ini masuk cagar budaya, tentu perlu dilestarikan dan dijaga,” terang Siti Isnaini, Kepala Bidang Warisan Budaya dari Kundha Kabudayan Kulon Progo sebagaimana dilansir dari Kompas, (20/3/2023).
Hingga hari ini, Jembatan Gantung Duwet masih dipakai sebagai akses transportasi utama warga. Tapi, karena lebarnya hanya 1,5 meter, tentu saja nggak ada kendaraan roda empat yang bisa melaluinya. Pengguna roda dua saja hanya bisa melintas secara bergantian.
Selain itu, terkadang Jembatan Duwet juga dipakai untuk aktivitas olahraga ekstrem bungee jumping. Maklum, jembatan ini cukup tinggi jika diukur dari permukaan Sungai Progo, tepatnya sekitar 60 meter sehingga dianggap cocok untuk dijadikan lokasi olahraga tersebut.
Gimana, tertarik nggak untuk melihat langsung Jembatan Gantung Duwet yang kaya sejarah dan memiliki pemandangan indah ini, Millens? (Arie Widodo/E05)