Inibaru.id – Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta lebih dari sekadar Pantai-pantai berpasir putih yang selalu dijejali wisatawan pada musim liburan dan akhir pekan. Di sana, ada banyak budaya dan tradisi menarik yang terus dipertahankan hingga sekarang. Salah satu dari tradisi tersebut bisa kamu lihat di beberapa tempat makam.
Meski secara umum nggak jauh beda dengan area makam di Indonesia pada umumnya, kamu pasti akan menemukan hal unik pada tempat makam tersebut.
Di sana, ada banyak makam yang ditutupi kain putih. Jadi, makam tersebut seperti diselimuti agar nggak kedinginan, Millens.
Salah seorang warga Kecamatan Paliyan bernama Watinah mau mengungkap alasan mengapa makam di wilayah tempat tinggalnya diselimuti dengan kain putih. Dia menyebut hal ini sudah jadi tradisi selama bertahun-tahun. Bahkan, warga selalu rutin mengganti kain putih tersebut saat Bulan Ruwah.
“Memang sudah adatnya seperti ini. Nah pas bulan Ruwah kan keluarga pada nyekar, sekalian mengganti selimut putihnya. Kita orang Jawa menyebutnya Putihan, makanya hanya diberi kain putih, bukan kain dengan warna lain,” ujar perempuan berusia 59 tahun tersebut sebagaimana dilansir dari Detik, Jumat (13/10/2023).
Lantas, apa sih makna dari penggunaan kain putih ini? Kalau soal ini, warga lainnya, Ani tahu alasannya.
“Ini kan tradisi turun-temurun ya. Konon kalau nggak dikasih selimut, arwahnya akan datang ke keluarganya lewat mimpi. Mengingatkan gitu untuk dikasih kain makamnya,” terang perempuan berusia 42 tahun tersebut.
Sementara itu, kalau menurut Dosen Sejarah dan Kebudayaan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Riswinarno, tindakan warga Gunungkidul yang menutupi makam leluhurnya dengan kain putih sebagai cara untuk memberikan penghormatan. Apalagi, orang Jawa masih percaya kalau orang yang sudah meninggal masih bisa memberikan pengaruh di dunia. Nah, pemberian kain ini sebagai cara untuk menjaga hubungan dengan arwah tersebut.
“Orang jawa kan percaya kalau leluhur memberikan pengaruh besar kepada hidupnya, memberikan nasihat serta perlindungan. Nah kain ini sebagai cara untuk menghormati, mensucikan, meninggikan derajatnya, dan melindungi mereka. Mengapa warnanya putih? Karena lambang dari kebersihan dan kesucian,” jelasnya.
Memang, kini nggak semua warga Gunungkidul melakukan tradisi turun-temurun. Tapi, warga setempat nggak mempermasalahkannya.
Menarik banget ya tradisi menyelimuti makam dengan kain putih di Gunungkidul ini. Kalau di daerah tempat tinggalmu, apakah juga ada tradisi unik serupa, Millens? (Arie Widodo/E05)