Inibaru.id - Pernah terpikir nggak, dari mana tradisi pesantren di Indonesia bermula? Ternyata, akar sistem pendidikan khas Nusantara ini sudah tumbuh sejak masa Walisongo. Sosok yang pertama kali memperkenalkannya adalah Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim, tokoh penyebar Islam di tanah Jawa yang dikenal bijak dan sederhana.
Di rumahnya di Gresik, Jawa Timur, Sunan Gresik mengajarkan ilmu agama kepada para murid yang tinggal bersamanya. Dari pola inilah lahir sistem pendidikan Islam berbasis komunitas yang kelak dikenal sebagai pesantren.
Tradisi ini kemudian diteruskan oleh Sunan Ampel di Surabaya, yang mendirikan pusat dakwah serupa dan melahirkan banyak murid yang kelak menjadi tokoh besar penyebar Islam di berbagai daerah. Dari Jawa, sistem pesantren pun menyebar ke Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi.
Namun, pesantren yang tercatat secara resmi sebagai yang tertua di Indonesia adalah Pondok Pesantren Sidogiri di Pasuruan, Jawa Timur. Pesantren ini didirikan sekitar tahun 1718 atau 1745 M oleh Sayyid Sulaiman, keturunan Rasulullah dari marga Basyaiban asal Cirebon.
Dia datang ke Pasuruan bersama menantunya, Kiai Aminullah dari Pulau Bawean, untuk membuka hutan Sidogiri menjadi permukiman sekaligus tempat menimba ilmu agama. Konon, pembukaan lahan itu memakan waktu 40 hari penuh, sebuah simbol kesungguhan dalam membangun peradaban Islam di tanah Jawa.
Seiring waktu, Sidogiri tumbuh menjadi pusat pendidikan Islam yang disegani. Kepemimpinannya diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, mulai dari KH Aminullah hingga KH A. Nawawi bin Abd. Djalil yang kini memimpin. Pesantren ini dikenal menggabungkan dua sistem pendidikan: mahadiyah (pengajian kitab kuning secara tradisional) dan madrasiyah (pendidikan klasikal).
Kini, Sidogiri bukan hanya simbol sejarah panjang pesantren di Indonesia, tapi juga bukti bahwa warisan keilmuan dan dakwah Walisongo masih hidup dan relevan hingga hari ini.
Melihat perjalanan panjang pesantren di Indonesia, kita bisa belajar bahwa pendidikan dan dakwah berjalan beriringan dalam membentuk karakter bangsa. Warisan semangat para kiai dan santri terdahulu layak dijaga dan diteruskan. Jadi, yuk, Gez, kenali lebih dalam sejarah pesantren dan dukung keberlanjutan lembaga pendidikan Islam ini agar tetap menjadi pelita ilmu dan moral bagi generasi masa depan. (Siti Zumrokhatun/E05)
