Inibaru.id – Saat Sebagian besar desa wisata di Yogyakarta berlomba menyuguhkan keindahan alam, Desa Wisata Sidorejo di Kulonprogo memilih jalan berbeda. Alih-alih memikat lewat panorama atau spot Instagramable, desa ini menawarkan pengalaman menyentuh sisi terdalam manusia, yaitu merawat tubuh dan jiwa lewat wellness tourism berbasis tradisi.
Desa Wisata Sidorejo yang terletak di Kapanewon Lendah memang belum banyak dikenal. Namun, bagi mereka yang ingin sejenak menarik napas dari riuh rutinitas, desa ini bisa jadi tujuan yang sangat direkomendasikan. Bukan sekadar menyediakan spa atau pijat, wellness tourism di sini diracik dari warisan nenek moyang, tepatnya Kitab Pawukon.
"Kitab ini semacam panduan hidup masyarakat Jawa kuno, termasuk dalam menjaga keseimbangan tubuh dan batin," ujar Ichsannudin, Ketua Desa Wisata Sidorejo sebagaimana dinukil dari Harianjogja, Rabu (30/7/2025)
Menariknya, sebelum kamu bisa merasakan seluruh pengalaman wellness tourism di sini, ada satu syarat yang tak boleh dilewatkan, yaitu menyetor nama asli dan tanggal lahir. Bukan untuk ramalan atau iseng belaka, tapi untuk menentukan wuku, sistem penanggalan Jawa yang mirip zodiak. Wuku inilah yang nantinya akan menjadi acuan dalam seluruh rangkaian kegiatan, termasuk jamu personal yang diracik khusus sesuai karakter tubuhmu.
Bukan Wisata Biasa
Karena bukan wisata biasa, kamu nggak bisa asal datang dan menikmati layanan wisata di Desa Sidorejo. Semua harus reservasi dulu dengan jumlah minimal lima orang, maksimal dua puluh.
“Kalau terlalu banyak, pelayanan kami nggak maksimal, apalagi bahan jamu harus disesuaikan dengan wuku masing-masing tamu,” terang Ichsan.
Di sinilah letak keistimewaannya. Wellness tourism di Sidorejo bukan sekadar produk wisata, tapi bentuk penghormatan pada warisan budaya yang hidup. Setiap tamu akan menjalani sesi relaksasi pijat, minum jamu, hingga nyerat alias menulis di atas daun lontar atau kertas deluang. Tak sekadar coret-coret, tulisan ini disesuaikan dengan wuku masing-masing pengunjung. Hasilnya bisa dibawa pulang sebagai pengingat bahwa kamu pernah menjalani proses healing dengan maksimal di tempat ini.
Kegiatan ini terpusat di Museum Pawukon, bangunan semi permanen yang sekaligus jadi pusat edukasi budaya. Di sinilah nyerat dilakukan, jamu disajikan, dan cerita tentang warisan leluhur dikisahkan.
Harga dan Pengalaman yang Setimpal
Untuk wisatawan lokal, paket wellness dibanderol mulai Rp350 ribu per orang dengan durasi sekitar empat jam. Jika ingin menginap di homestay warga agar lebih meresapi suasana desa, siapkan dana sekitar Rp500 ribu hingga Rp700 ribu. Harga untuk wisatawan mancanegara tentu berbeda, berkisar Rp700 ribu sampai Rp1,5 juta.
“Bagi yang mencari ketenangan, terutama para karyawan kantoran di kota besar, tempat ini jadi pelarian yang tepat dari tekanan kerja,” ungkap Ichsan.
Meski belum menjadi sumber penghasilan utama bagi warganya, Desa Wisata Sidorejo membuktikan bahwa wellness bukan sekadar tren, melainkan bisa menjadi pintu untuk melestarikan akar budaya yang nyaris terlupakan.
Jadi, kalau kamu sedang lelah bukan hanya secara fisik tapi juga mental, mungkin sudah saatnya kembali ke hal-hal yang esensial. Siapa tahu, jawabannya ada di wuku-mu, di antara aroma rempah, daun lontar, dan pijatan tradisional yang hadir di Desa Wisata Sidorejo, Gez! (Arie Widodo/E07)
