Inibaru.id – Hari Raya Idulfitri lebih dari sekadar melakukan salat Id dan dilanjutkan dengan berkeliling untuk melakukan halal bihalal. Di sejumlah daerah, ada tradisi unik seperti ‘mentokke’ yang dilakukan saat Lebaran. Biasanya sih, tradisi ini dilakukan masyarakat pesisir di Jawa.
Salah satunya tradisi yang dilakukan di Desa Tratemulyo, Kecamatan Weleri, Kendal ini. Warga Dukuh Tiparsari di desa tersebut bakal segera melakukan tradisi mentokke, semacam kenduri yang dilakukan di langgar terdekat, usai melakukan salat Id di masjid, Millens.
Usai terdengar suara kentongan yang ditabuh, berbondong-bondong, laki-laki dewasa serta anak-anak membawa makanan yang ditempatkan di atas baki. Isinya biasanya sih lontong, lepet, atau beras ketan yang sudah dibungkus dengan janur.
Begitu seluruh warga sudah berkumpul, kiai setempat pun mulai merapalkan doa yang diikuti dengan suara amin warga. Doa ini berisi harapan agar selalu makmur, sejahtera, dan tenteram. Nggak lupa, warga juga mendoakan arwah para leluhur yang sudah meninggal.
Usai doa dipanjatkan, barulah warga mulai makan bersama. Terlihat warga saling berbagi lauk sembari berbincang-bincang. Meski begitu, biasanya warga menyantap lontong yang diberi tambahan daging ayam bumbu manis dan sayur lodeh nangka.
Kok lontong ya, bukan ketupat yang identik dengan Lebaran? Kalau ini sih karena kultur warga Kendal Pesisir yang memang lebih akrab makan lontong saat Lebaran. Ketupatnya? Ya untuk Lebaran Ketupat yang dirayakan seminggu usai Idulfitri.
Kiai Zubaedi, laki-laki yang dihormati di Langgar Al Falah yang ada di Dukuh Tiparsri menjelaskan kalau mentokke sebenarnya berarti mengeluarkan. Maksudnya, tentu saja mengeluarkan makanan untuk disantap bersama oleh warga.
Tradisi ini adalah wujud syukur kepada Allah SWT karena warga diberi kelancaran menjalani puasa Ramadan dan bisa menjalani sedekah.
“Mentokke ini adalah selamatan demi sempurnanya ibadah puasa. Mencari keselamatan dengan cara sedekah… jadi, mentokke ini bukan sekadar tradisi, tetapi ada syariatnya,” ungkap Kiai Zubaedi, Minggu (25/6/2017).
Usai melakukan mentokke, barulah warga mulai melakukan ujung-ujung alias saling berkunjung ke tetangga rumah dan saudaranya. Tujuannya tentu saja untuk saling meminta maaf di hari yang fitri.
Oya, sebenarnya mentokke ini nggak dilakukan saat Idulfitri saja. Di dua kesempatan lain, yakni usai salat Iduladha, tepatnya sebelum menyembelih hewan kurban dan pada Lebaran Ketupat atau Lebaran Syawal, juga ada kok.
Di tempatmu, apakah juga ada tradisi mentokke usai salat Id, Millens? (Kom/IB09/E05)