Inibaru.id – Salah satu kereta yang menggunakan nama lawas dari sebuah daerah di Indonesia adalah Argo Cheribon. Dari namanya, kamu pasti sudah ngeh kalau kereta yang beroperasi di rute Tegal – Cirebon – Gambir ini mengambil nama Cirebon pada masa penjajahan Hindia Belanda. Pertanyaannya, mengapa dulu wilayah tersebut disebut dengan Cheribon, ya?
Sebelum jauh membahas soal nama tersebut, kita bahas dulu yuk sejarah dari wilayah ada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Tengah ini. Ternyata, Cirebon sebenarnya sudah eksis jauh sebelum Belanda datang dan menjajah Nusantara.
Berdasarkan manuskrip berjudul Purwaka Caruban Nagari, pada abad ke-15, sebuah desa nelayan kecil bernama Muara Jati sudah eksis. Desa yang ramai dengan pedagang dari berbagai wilayah yang bersandar untuk untuk berniaga itulah yang diyakini jadi cikal bakal Cirebon modern.
Ada banyak versi tentang penamaan Cirebon. Ada yang menyebut nama ini diambil dari kombinasi kata Caruban Nagari dan Grage. Caruban Nagari berarti penanda Gunung Ceremai, gunung yang memang ada di dekat Cirebon, dan Grage berarti kerajaan yang luas. Versi lain menyebut Cirebon berasal dari kata Ci yang berarti sungai dan Rebon yang berarti udang. Sampai sekarang, Cirebon memang dikenal sebagai Kota Udang.
Yang pasti, pada abad ke-15 pula, tepatnya pada 1430, Kerajaan Cirebon didirikan. Sultan pertama dari kerajaan ini adalah Pangeran Walangsungsang yang memerintah hingga 1479.
Sayangnya, pada abad ke-17, Cirebon jatuh ke tangan Belanda. Bahkan, pada 7 Januari 1681, secara politik dan ekonomi, Cirebon sudah ada di bawah kendali VOC. Pada 1906, pemerintah Hindia Belanda pun memastikan Cirebon berstatus Gemeentle. Status ini menandakan Cirebon sudah memiliki sistem administratif yang setara dengan kotamadya pada zaman sekarang.
Omong-omong, saat disahkan menjadi Gemeentle, nama resmi Cirebon pun berubah jadi Gemeentle Cheribon. Apalagi, menurut keterangan Kompas (15/9/2022), pada 1912, Stasiun kereta api Cheribon juga diresmikan. Nama baru pun semakin kuat pengaruhnya di sana.
Lantas, mengapa namanya sempat berubah jadi Cheribon? Usut punya usut, ternyata hal ini gara-gara orang Belanda yang tinggal di Nusantara kesusahan untuk melafalkan Cirebon sebagaimana warga lokal. Karena keseleo lidah secara berjemaah, orang Belanda pun sekalian menggantinya menjadi Cheribon.
Kondisi ini terus bertahan hingga Indonesia merdeka pada 1945. Setelah itu, nama Cirebon pun kembali ke aslinya.
Oleh karena itu, jangan heran ya jika kamu menemukan kata “Chirebon” alih-alih Cirebon jika ada bukti sejarah yang terkait dengan kota tersebut. Semua hanya gara-gara orang Belanda yang kesulitan saja, bukan karena alasan yang lain, Millens. (Arie Widodo/E05)