Inibaru.id – Lokasi Desa Warangan yang ada di Kecamatan Kepil memang cukup jauh dari pusat kota Wonosobo, yaitu sekitar 27 kilometer. Tapi, di desa yang nggak jauh ddari perbtasan dengan Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Magelang ini, terdapat sebuah tradisi yang jadi kebanggaan Wonosobo, yaitu Tradisi Momongi Tampah.
Kali terakhir Tradisi Momongi Tampah digelar adalah pada Sabtu sampai Selasa (25-28/10/2024) lalu. Tradisi ini digelar warga Desa Warangan sebagai cara untuk terus melestarikan budaya yang sudah dipertahankan sejak zaman nenek moyang, yaitu menanam bambu dan memanfaatkan hasil dari tanaman tersebut.
Lebih dari itu, Tradisi Momongi Tampah juga berasal dari cerita rakyat tentang perlawanan tokoh masyarakat setempat, yaitu Ki Ageng Warangan alias Pangeran Gelap Ngampar yang nggak kenal lelah melawan para penjajah Belanda, Millens.
Nggak hanya melawan penjajah, Ki Ageng Warangan dan sejumlah tokoh lainnya yang dikenal sebagai para winasis alias orang-orang yang sakti mandraguna ini juga kabarnya mengajarkan warga setempat untuk memanfaatkan hasil bambu menjadi kerajinan tangan agar bisa dijadikan mata pencaharian.
“Desa Warangan menggelar tradisi ini setiap tahun karena sebagian besar warga punya mata pencaharian di bidang kerajinan bambu. Bisa dikatakan, bambu nggak bisa dipisahkan dari kehidupan warga sini,” ucap Kepala Desa Warangan Mustofa menjelaskan tentang tradisi ini sebagaimana dinukil dari Wonosobonews, Senin (4/11/2024).
Tradisi ini dimulai dengan prosesi pengambilan air di sumber mata air yang ada di desa setempat pada Minggu (26/10). Setelah itu, warga menanam bibit pohon bambu. Sebelum ditanam, bibit-bibit ini disiram dengan air yang sudah disiapkan sebelumnya.
“Acara utamanya adalah penyiraman bibit pohon bambu dengan air yang diambil dari berbagai sumber mata air di Desa Warangan,” ucap Camat Kepil Eko Pramono yang juga terlibat dalam tradisi tersebut.
Setelah prosesi tersebut, warga mengadakan acara makan bersama dengan 60 tumpeng yang sudah mereka siapkan sebelumnya sebagai tanda syukur atas melimpahnya hasil bumi. Nggak cukup, warga juga menggelar sejumlah pertunjukan seni seperti tarian dan musik tradisional. Bisa dikatakan, Tradisi Momongi Tampah ini memang berlangsung meriah.
Tradisi Momongi Tampah digelar setiap tahun. Semoga saja kita bisa melihat langsung tradisi yang dilakukan demi menjaga alam dengan kearifan lokal ini digelar pada tahun berikutnya, ya, Millens! (Arie Widodo/E05)