Inibaru.id - Siapa sangka, di tengah kawasan agraris Wirosari, Kabupaten Grobogan, berdiri sebuah jembatan tua yang memendam cerita panjang sejarah irigasi Indonesia? Namanya Waterrbrug van Amsterdam atau yang lebih dikenal dengan nama Kali Brug Wirosari, sebuah struktur peninggalan kolonial Belanda yang masih berdiri gagah sejak didirikan pada 1901.
Panjang jembatan ini mencapai 300 meter, membujur dari utara ke selatan. Fungsinya adalah sebagai saluran air yang mengalir ke Bendungan Tirto, sekitar 6 kilometer ke arah utara, dekat Stasiun Wirosari. Di masanya, sistem irigasi ini jadi salah satu yang paling canggih dan vital untuk pertanian Grobogan dan sekitarnya.
“Bangunan ini bukan cuma tua, tapi punya nilai sejarah dan teknis yang luar biasa,” ungkap Dani Satria, seorang pengunjung sekaligus sejarawan lokal, sebagaimana dinukil dari Bacajogja, Minggu(14/07/2025).
Menurutnya, Kali Brug adalah jejak konkret bagaimana Belanda membangun sistem pengairan yang mendukung ekonomi agraris Hindia Belanda kala itu.
Ciri khas arsitektur Belanda langsung terasa saat kamu melihat lengkungan-lengkungan jembatan dari batu bata merah yang masih terlihat utuh meski dimakan usia. Di tengah derasnya arus modernisasi, keberadaan Kali Brug Wirosari seperti membawa kita kembali pada masa lalu, ke era di mana teknologi dan estetika masih diramu dengan tangan-tangan arsitek kolonial.
Kini, fungsi Kali Brug tak hanya sebagai saluran irigasi. Tempat ini kerap jadi pilihan warga lokal untuk sekadar bersantai, piknik kecil, hingga tempat anak-anak bermain air. Suasana sejuk dan gemericik air yang terus mengalir membuat tempat ini terasa menenangkan.
“Terkadang pas sore-sore banyak warga yang duduk-duduk di sekitar taman kecil di sini. Anak-anak pun senang main air di bagian tepi,” kata Dani sambil tersenyum.
Namun, yang jadi perhatian adalah bagaimana situs bersejarah seperti ini tetap lestari. Menurut Dani, penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk menjaga keberadaan jembatan ini, tak hanya sebagai sarana irigasi, melainkan juga sebagai warisan budaya.
“Anak cucu kita perlu tahu bahwa Grobogan pernah jadi bagian dari sistem pertanian modern pada masa kolonial. Itu bisa dilihat langsung dari bangunan ini,” tambahnya.
Kali Brug Wirosari bukan sekadar saksi bisu sejarah kolonial. Bangunan ini adalah pengingat akan pentingnya pengelolaan air dan sistem irigasi dalam mendukung pertanian, sekaligus simbol betapa peradaban bisa dirawat lewat pelestarian benda-benda bersejarah. Kalau kamu sedang di Grobogan, sempatkan mampir. Siapa tahu kamu bisa melihat sejarah yang mengalir bersama air di bawah jembatan ini, Gez! (Arie Widodo/E07)
