inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Cerita Sejarah Ciu Bekonang, Minuman Alkohol Tradisional yang Jadi Nama Jalan
Minggu, 14 Mei 2023 15:00
Penulis:
Bagikan:
Ilustrasi: Ciu Bekonang. (Aboutngawi/Clarisa Imelia Agustin)

Ilustrasi: Ciu Bekonang. (Aboutngawi/Clarisa Imelia Agustin)

Ciu bekonang dikenal luas sebagai minuman beralkohol tradisional yang masih diminati banyak orang. Nggak disangka, sejarah minuman keras ini cukup panjang dan unik, lo. Seperti aya ya kisahnya?

Inibaru.id – Meski secara aturan dilarang di berbagai wilayah di Tanah Air, nyatanya banyak minuman beralkohol tradisional yang tetap eksis. Salah satu di antaranya yang cukup populer adalah ciu bekonang.

Sebagaimana namanya, minuman keras ini aslinya berasal dari sebuah desa bernama Bekonang yang ada di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah. Minuman ini memiliki kadar alkohol yang cukup tinggi, yaitu 20 sampai 90 persen.

Keunikan lain dari minuman yang dibuat dari proses fermentasi tetesan tebu ini adalah usianya yang cukup lama. Konon, minuman ini sudah eksis sejak abad ke-8, lo, tepatnya saat Kerajaan Kadiri berjaya di Tanah Jawa. Hal ini diungkap oleh sejarawan Pantura yang berasal dari Brebes, Wijanarto.

“Ada catatan sejarah yang menyebut Raja Jayakatwang menjamu pasukan Mongol dengan minuman keras. Akibatnya, pasukan mongol ini mengalami kekalahan,” ungkap Wijayatno sebagaimana dilansir dari Tribunnews, (28/8/2019).

Lebih dari itu, dia menyebut ciu sering dipakai untuk pesta atau upacara keagamaan pada masa Singasari dan Majapahit. Hal ini tertulis dalam Kitab Negarakertagama.

Proses pembuatan ciu bekonang yang masih tradisional. (Jakartapost/Ganug Nugroho Adi)
Proses pembuatan ciu bekonang yang masih tradisional. (Jakartapost/Ganug Nugroho Adi)

Meski begitu, ciu bekonang modern disebut-sebut baru tercipta pada masa penjajahan Belanda, tepatnya pada dekade 1940-an. Saat itu, produksi tebu di Sukoharjo dan sekitarnya melimpah sebagai efek dari pemenuhan bahan baku pabrik gula yang terus bermunculan di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Nah, tebu-tebu ini nggak hanya diolah menjadi gula, melainkan juga menjadi minuman keras.

Ciu ini biasanya diproduksi secara sembunyi-sembunyi dan baru disajikan saat kesenian tayub digelar. Saat itu, kesenian tradisional tersebut memang kerap digelar saat hajatan atau pesta rakyat. Tradisi menyajikan minuman keras saat ada gelaran kesenian tradisional ini kemudian terus berlangsung hingga sekarang.

Saking tingginya konsumsi ciu di Jawa, nggak heran jika menurut Kompas (31/7/2016), Ketua Paguyuban Pengrajin Alkohol Bekonang Sabriyono mengaku di Desa Bekonang dan Polokarto, ada 120 kepala keluarga yang menjadi produsen ciu bekonang.

Menariknya, sebagian pabrik-pabrik alkohol yang masih memakai teknik dan mesin tradisional ini memiliki izin pembuatan alkohol untuk kepentingan dunia medis, bukannya untuk dikonsumsi sebagai hiburan.

O ya, saking identiknya ciu bekonang sebagai minuman alkohol khas Sukoharjo, di sana sampai ada jalan yang disebut sebagai Jalan Ciu. Penyebutan jalan ini karena dulu di perempatan Telukan ada cukup banyak penjual ciu. Meski nama resminya kini adalah Jalan Kabupaten, warga setempat sudah kadung mengenalnya sebagai Jalan Ciu sampai sekarang.

Nggak disangka ya, Millens, sebuah minuman alkohol tradisional ternyata punya sejarah panjang di Tanah Air. Omong-omong, apakah kamu sudah pernah mencoba ciu bekonang? (Arie Widodo/E05)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved