inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Cerita Legenda Putri Keraton Pajang yang Masih Eksis di Sendang Mbah Meyek
Senin, 24 Mar 2025 12:48
Penulis:
Bagikan:
Sendang Mbah Meyek di Kota Solo. (Pikiran Rakyat/Yenni Hardiyanti)

Sendang Mbah Meyek di Kota Solo. (Pikiran Rakyat/Yenni Hardiyanti)

Cerita legenda Sendang Mbah Meyek kabarnya terkait dengan putri Kerajaan Pajang pada zaman dahulu. Seperti apa ya kisahnya?

Inibaru.id – Ada sebuah kolam yang dikeramatkan oleh warga setempat di Kota Solo. Berada di pusat kota, kolam tersebut dikenal sebagai Sendang Mbah Meyek. Konon, di tempat ini, tersimpan cerita legenda tentang pelarian putri Keraton Pajang pada masa lalu.

Kamu bisa menemukan Sendang Mbah Meyek di Kampung Bibis Kulon, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari. Masyarakat sekitar meyakini, cerita tentang sendang ini berkaitan dengan Dyah Sri Widyawati, putri dari Sultan Hadiwijaya, Raja Pajang kala itu.

Kok bisa sendang ini menjadi tempat pelarian Dyah Sri Widyawati? Jadi, ceritanya sang putri diusir dari keraton lantaran dituding berselingkuh dengan salah seorang abdi dalem. Tindakan ini dianggap mencoreng nama baik keraton.

“Tapi Dyah Sri Widyawati sebenarnya nggak keluar dari keraton seorang diri. Ibunya nggak tega dia harus menjalani kehidupan sebatang kara di luar istana dan akhirnya ikut keluar mendampinginya,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat Kampung Bibis Kulon bernama Dwi Harsanto sebagaimana dinukil dari Espos (27/7/2023).

Selama pelarian tersebut, Dyah dan ibunya memakai gethek alias rakit dari bambu untuk mengarungi Kali Pepe. Sayangnya, meski keduanya sudah mengalah untuk menepi dari ingar-bingar keraton, Sultan Hadiwijaya masih belum reda amarahnya. Dia mengutus sejumlah prajurit untuk membuntuti keduanya.

Sendang Mbah Meyek rutin dibersihkan warga hingga sekarang. (Pikiran Rakyat/Yenni Hardiyanti)
Sendang Mbah Meyek rutin dibersihkan warga hingga sekarang. (Pikiran Rakyat/Yenni Hardiyanti)

Sayangnya, di saat para prajurit itu melakukan tugasnya, hujan lebat dan petir tiba-tiba menyambar. Para prajurit yang mengintai dari tepian sungai bisa melarikan diri, tapi nggak demikian dengan Dyah Sri Widyawati dan ibunya.

Rakit yang mereka gunakan tersambar petir hingga hancur atau dalam Bahasa Jawa disebut "meyek". Beruntung, keduanya nggak tersambar atau tenggelam. Mereka bisa menyelamatkan diri ke tepi sungai. Nah, di situlah keduanya menemukan mata air.

Di dekat mata air tersebut, Dyah Sri Widyawati dan ibunya memutuskan untuk membangun rumah. Mata air itulah yng kemudian diberi nama Sendang Mbah Meyek, terinspirasi dari peristiwa hancurnya rakit karena tersambar petir.

“Cerita legenda itu masih bertahan hingga sekarang. Makanya, warga juga punya tradisi bersih-bersih Sendang Mbah Meyek sampai sekarang. Intinya demi menjaga kelestarian sendang ini,” lanjut Dwi.

Wah, menarik banget ya cerita legenda tentang Sendang Mbah Meyek yang ada di Solo ini. Omong-omong, kamu sudah pernah melihat sendang ini secara langsung belum, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved