Berlokasi di Dusun Cemanggal, Air Terjun Tirto Wening bisa
kamu capai setelah berkendara kurang lebih 1,5 kilometer setelah melalui
perkampungan padat penduduk. Jalanannya memang menanjak cukup ekstrem dan
sempit. 

Tapi, kamu nggak perlu khawatir karena pintu masuk penanda
air terjun ini cukup jelas di pinggir jalan dengan bangunan loket berwarna
cokelat di pinggir jalan. Usai memarkir kendaraan, kamu juga nggak perlu
trekking jauh-jauh untuk mencapai air terjunnya.

“Sayangnya, pas saya ke sana, sepertinya air terjunnya sudah
nggak diurus lagi ya. Jadi beberapa fasilitas seperti musala dan dekorasi
payungnya sudah rusak. Untungnya, air terjunnya bersih dan bagus meski nggak
begitu tinggi,” cerita Beni pada Minggu, (8/6/2025).

Hal lain yang bikin Beni cukup lega adalah toiletnya masih
bisa berfungsi meski sudah terlihat nggak terawat. Ditambah dengan jalur jalan
kakinya yang cenderung masih aman untuk siapa saja, dia pun merasa wisata ke
air terjun ini cukup layak dilakukan.

“Untuk wisata murah meriah dan nggak jauh dari rumah, tentu
saja sudah cukup bikin puas. Apalagi pemandangannya juga cukup asri,” ungkapnya.

Di bawah air terjun, terdapat kolam alami dan beberapa kolam
buatan yang bisa dipakai siapa saja untuk basah-basahan. Aliran airnya nggak
begitu deras sehingga aman untuk digunakan siapa saja, termasuk anak-anak.

Nggak jauh dari Air Terjun Tirto Wening yang segar ini, ada
juga tempat wisata lain yang nggak kalah menarik di Desa Munding, yaitu Bukit
Kembar Cemanggal. Dari bukit ini, terlihat pemandangan perbukitan yang cukup
spektakuler. Tapi, untuk mencapainya, harus berkendara lagi ke atas. Untuk tempat
wisata ini, Beni memilih untuk mengunjunginya lain waktu saja.

“Lain kali saja. Sudah cukup puas kok dengan air terjunnya,”
pungkas Beni.

Hm, jadi pengin melihat sendiri ya, seperti apa keindahan
Air Terjun Tirto Wening yang jarang terjamah wisatawan ini. Kamu sendiri,
apakah juga pengin ke sana, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Hampir setiap hari turun dari Bandungan
ke tempat kerjanya di Kota Semarang, Beni sering penasaran dengan satu gang dengan
gapura khas berwarna abu-abu bertuliskan “Selamat Datang di Desa Munding”. Lokasi
gang tersebut ada di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang dan berjarak sekitar
200 meter dari SPBU Pakopen di lereng tenggara Gunung Ungaran.

Awalnya, dia mengira jika gang tersebut hanyalah gang menuju
desa pada umumnya. Tapi, dia sempat curiga karena sering banget ada angkutan
umum berhenti di depannya. Banyak pula muda-mudi dengan membawa kendaraan
berpelat luar kota yang masuk ke dalam gang tersebut. Usut punya usut, ternyata
ada beberapa tempat wisata yang menarik di Desa Munding. Salah satunya adalah
Air Terjun Tirto Wening.

Saking jarangnya dikunjungi wisatawan, Air Terjun Tirto Wening kini bahkan nggak lagi diurus dengan serius. Padahal, air terjun ini punya pemandangan yang cukup indah.&nbsp;

Masih Sepi Wisatawan, Air Terjun Tirto Wening Indahnya Kebangetan

Sedikit gambaran, untuk ukuran rata-rata di Indonesia, data center berpendingin air yang mengandalkan menara pendingin memerlukan listrik sebanding 1.000 rumah dan menghabiskan air hingga 26 juta liter per tahun per MW kapasitas .

Ya, di balik layar kecanggihan teknologi AI, terdapat ironi besar dan dampak lingkungan yang tampak menganga: jutaan liter air dan energi diperlukan sebagai tumbal untuk mendinginkan pusat data mereka. Inilah yang acap nggak disadari oleh kita, para pengguna teknologi ini.

Pernahkah kamu iseng menggunakan ChatGPT untuk sekadar lucu-lucuan atau curhat nggak penting, bahkan menambahkan kata "terima kasih" setelah prompt&nbsp;yang kamu berikan mendapatkan respons yang memuaskan? Terlihat sederhana, tapi sejatinya secara nggak langung kamu telah menghamburkan air di bumi.

Perlu kamu tahu bahwa data center AI membutuhkan air dalam volume raksasa. Menurut Investopedia, pelatihan model besar dapat menguapkan hingga 185.000 galon atau sekitar 700.000 liter air per sesi. Angka itu akan lebih besar saat musim panas.

Situasi ini menjadi semakin memprihatinkan jika data center ditempatkan di wilayah yang rawan kekeringan. Virginia, misalnya, tengah menyusun regulasi untuk menuntut estimasi penggunaan air di pusat data karena kekhawatiran tersebut.

Pada 2024 lalu,&nbsp;Times melaporkan, protes dan tekanan hukum sempat muncul Di Texas dan Chile terkait rencana pendirian pusat data sementara krisis air saat itu tengah terjadi. Protes terhadap Google juga sempat dilayangkan oleh para aktivis di Santiago, Ibu Kota Chile, meminta mereka mengubah sistem pendinginan air ke udara.

Pusat data adalah inti dari teknologi digital, termasuk AI; karena di situlah data diproses dan sistem dijalankan. Server di pusat data yang beroperasi terus-menerus bisa membuat suhu ruangan naik. Jika terlalu tinggi, perangkat bisa melambat atau rusak. 

Nah, untuk mencegah overheating,&nbsp;pusat data membutuhkan sistem pendingin yang stabil, efisien, dan beroperasi 24/7. Sistem pendingin ini biasanya menggunakan cooling tower yang berbasis air.&nbsp;Sistem ini bekerja dengan prinsip penguapan.

Air panas dari sistem pendingin server (biasanya berupa cairan yang menyerap panas dari server) dipompa ke bagian atas cooling tower, lalu disiram ke dalam menara melalui nozel hingga menyebar ke area yang lebih luas untuk mendinginkan ruangan.

Karena menguap, air yang digunakan nggak akan sepenuhnya kembali. Maka, pusat data harus terus-menerus menyedot suplai air baru dari sumber-sumber yang ada di sekitar kawasan pusat data. Kebutuhannya pun luar biasa, yang bahkan bisa mengakibatkan kekeringan di wilayah sekitarnya. Inilah yang mengkhawatirkan.

Nggak cuma air, penggunaan listrik dari data center juga menyumbang karbon dioksida (CO₂) yang cukup besar. Perusahaan seperti Amazon, Microsoft, Alphabet, dan Meta mencatat kenaikan emisi nggak langsung hingga 150 persen selama periode 2020–2023, yang diyakini karena meningkatnya aktivitas operasi AI.

Sektor digital, termasuk di dalamnya pusat data, menyumbang 2–4 persen emisi global. Ini belum termasuk emisi dari penggunaan listrik dunia yang tentu saja meningkat. Diperkirakan, emisi AI global akan mencapai 245 juta ton CO₂ per tahun pada 2035.

Lebih jauh dari itu, ekspansi pesat AI berarti perangkat keras seperti chip dan server akan cepat usang. Artinya, akan ada lebih banyak limbah elektronik yang dihasilkan oleh teknologi ini.

Teknologi AI diperkirakan akan menghasilkan 1,2–5 juta ton limbah yang dikenal sebagai e-waste itu pada 2030 atau setara 12 persen dari total e-waste dunia. Ini belum termasuk bahan mentah yang diperlukan dalam proses produksi chip dan perangkat keras lain untuk kebutuhan AI. Wah!

Harus diakui, kecerdasan buatan adalah sebuah lompatan besar dalam dunia teknologi. Namun, perlu dipahami bahwa dalam prosesnya, teknologi ini juga membebani bumi. Menurutmu, adakah hal yang kita bisa lakukan untuk mengurangi beban ini? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Sebuah riset di University of California Riverside menemukan bahwa satu sesi tanya jawab atau sekitar 10-50 pertanyaan dalam platform kecerdasan buatan (AI) nyaris menghabiskan 2 liter air. Kebutuhan air ini digunakan untuk&nbsp;mendinginkan pusat data melalui cooling tower.

Pada 2027, kebutuhan air untuk melepas "dahaga" seluruh teknologi berbasis AI di dunia diperkirakan akan mencapai 4,2-6,6 miliar meter kubik per tahunnya. Kurang lebih ini setara dengan kebutuhan air di Denmark selama empat tahun, menurut penelitian yang dipublikasikan Cornell University.

Tanpa langkah antisipasi yang tepat, miliaran meter kubik air per tahun diperkirakan akan diperlukan sebagai 'tumbal' teknologi AI pada 2027; yang nilainya setara dengan kebutuhan air selama empat tahun di Denmark.

'Tumbal' Teknologi AI: Krisis Air dan Ledakan Emisi

“Ini adalah tindakan yang paling kompleks untuk masyarakat, dan RSUP Dr Hasan Sadikin mampu melakukannya. Saya bangga karena tindakan ini berhasil dengan hasil yang luar biasa,” tuturnya.

Sebagai informasi, sejak 2010, RS Hasan Sadikin sudah menangani 33 kasus kembar siam. Dari jumlah itu, 13 berhasil melalui proses pemisahan. Itu bukan sekadar angka, tapi deretan nyawa yang diberi harapan baru, serta cermin dari kemajuan layanan dan kapasitas rumah sakit rujukan tingkat nasional.

Namun, Menkes juga menyentil soal pembiayaan yang kerap jadi tantangan tersendiri. Dia menegaskan bahwa rumah sakit ke depan harus bisa menjalankan model subsidi silang agar layanan semacam ini tetap bisa diberikan tanpa membebani masyarakat.

“Karena itu saya bilang, rumah sakit harus punya model yang bisa subsidi silang, supaya kasus-kasus seperti ini tetap bisa ditangani dan masyarakat tidak terbebani,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama RS Hasan Sadikin dr Rachim Dinata Marsidi menekankan bahwa keberhasilan ini lahir dari kerja tim yang sangat solid. Mulai dari dokter berbagai spesialisasi, perawat, farmasi, ahli gizi, radiologi, psikolog, hingga tim manajemen rumah sakit, semuanya punya andil besar.

“Kami menjalankan pendekatan tiga tahap—praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif—dengan perencanaan matang, simulasi berulang, teknologi terkini, dan pemantauan intensif di masa kritis,” jelasnya.

Tapi, lebih dari sekadar keberhasilan medis, dr Rachim mengingatkan bahwa kisah Nadia dan Nadira adalah alarm bagi pentingnya akses kehamilan yang berkualitas, edukasi yang menyeluruh, serta deteksi dini terhadap kondisi kehamilan khusus.

“Keberhasilan ini adalah simbol bahwa sistem rujukan nasional kita mampu menjawab tantangan medis kompleks dengan hasil optimal,” tambahnya.

Kisah dua bayi ini bukan cuma catatan medis. Ini adalah gambaran nyata bahwa setiap anak Indonesia berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup dan tumbuh, apapun kondisi yang mereka bawa sejak lahir.

“Kami berharap kisah Nadia dan Nadira menjadi inspirasi dan harapan bagi banyak keluarga di seluruh Indonesia. Seiring akan dikembalikannya Nadia dan Nadira ke pangkuan keluarga tercinta, kami juga melepaskan harapan bahwa setiap anak Indonesia, betapapun kompleks kondisi medisnya, memiliki kesempatan yang adil untuk hidup, tumbuh, dan berkembang,” pungkas dr Rachim.

Terharu banget ya, Millens? Jika kamu percaya bahwa harapan bisa lahir dari ruang operasi, kisah Nadia dan Nadira adalah buktinya. Bahwa di tengah tantangan, selalu ada secercah cahaya yang mungkin akan terlihat. (Siti Zumrokhatun/E10)&nbsp;

Inibaru.id - Bandung kembali mencatatkan kisah yang menggetarkan hati dari ruang bedah. Bayi kembar siam asal Jawa Barat, Nadia dan Nadira, akhirnya bisa menatap dunia sebagai dua individu yang terpisah, berkat tangan-tangan hebat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin, Bandung.

Bukan perkara mudah. Pemisahan bayi kembar siam adalah salah satu prosedur medis paling kompleks dalam layanan kesehatan ibu dan anak. Tapi tim medis RS Hasan Sadikin membuktikan bahwa Indonesia bisa. Operasi berjalan sukses, dan kini kedua bayi mungil itu tengah menjalani masa pemulihan dalam kondisi stabil.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pun memberi apresiasi tinggi. Dalam sambutannya pada acara Kick Off Intervensi Pencegahan dan Penurunan Kematian Ibu dan Bayi, Selasa (10/6), Menkes menegaskan betapa krusialnya capaian ini dalam dunia kesehatan nasional.

Operasi pemisahan bayi kembar siam di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung nggak hanya menyelamatkan nyawa, tapi juga menegaskan kemajuan layanan medis Indonesia. Kisah Nadia dan Nadira pun jadi simbol harapan baru bagi banyak keluarga.&nbsp;

Kemajuan di Ruang Bedah; Nadia dan Nadira Kini Punya Tubuh Sendiri-Sendiri

Dwi bukanlah satu-satunya UMKM yang mengalami masalah ini. Banyak pelaku UMKM lainnya juga. Satu sisi mereka ingin adil terhadap karyawan, tapi di sisi lain, realitas usaha kecil nggak semulus yang dibayangkan.

"Mereka ada keluarga yang harus dibiayai; saya juga. Sementara, penghasilan nggak tetap. Sulit," keluhnya.

Layaknya keluhan Dwi terkait dengan menurunnya penjualan, sebenarnya dia nggak diwajibkan untuk memberikan upah UMR bagi karyawannya. Nggak percaya? Dalam Undang-undang Cipta Kerja Pasal 90B, ada ketentuan yang memungkinkan pelaku UMKM untuk memberikan upah di bawah upah minimum dalam kondisi tertentu. Regulasi ini memang menuai pro-kontra, namun dimaksudkan untuk memberi kelonggaran bagi pelaku UMKM agar tetap bisa bertahan.

Syaratnya, UMKM harus mempertimbangkan kemampuan usaha dan harus ada kesepakatan dengan pekerja. Jadi, bukan serta-merta menggaji rendah tanpa persetujuan.

Lebih dari itu, mereka harus memenuhi syarat sebagai UMKM sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 

Nah, berikut adalah klasifikasi UMKM dibagi berdasarkan jumlah kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan.

"Kalau dari aturan itu, saya hitungannya masuk usaha mikro," ungkap Dwi.

Sejauh ini, karyawannya mengerti alasan mengapa dia hanya bisa menggaji mereka dengan upah di bawah UMR. Apalagi, keduanya sama-sama tahu sebanyak apa pemasukan bulanan dari lapak es durian yang mereka gelar.

"Karyawan saya ngerti kok kondisinya. Tapi ya tetap saja, rasanya berat bagi saya. Penginnya ya penjualan melimpah dan mereka bisa saya gaji dengan layak," pungkasnya.

Harapan Dwi juga jadi harapan semua pelaku UMKM di seluruh negeri. Semoga kondisi ekonomi Tanah Air membaik sehingga pelaku UMKM dan karyawannya bisa sejahtera. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id - Sudah sekitar satu 8 tahun Dwi Kurnianto berjualan es durian di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Tapi, dalam tiga tahun belakangan, bisnisnya semakin berat untuk dijalani, seiring dengan semakin lesunya roda ekonomi.

Makanya, pas ada perdebatan sengit di media sosial terkait gaji karyawan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masih di bawah upah minimum regional (UMR) dia bingung menanggapinya.

“Saya ini sebenarnya pengin banget ngegaji anak-anak sesuai UMR. Tapi ya gimana, penjualan makin sepi. Terkadang buat nutup modal saja ngos-ngosan. Tahun ini lapak saya bahkan hanya nyisa 2. Jadi penghasilan satu lapak buat karyawan, sisanya buat saya,” ucap laki-laki berusia 40 tahun tersebut pada Jumat (13/6/2025).

Sudah jadi rahasia umum kalau banyak karyawan UMKM nggak digaji setara UMR. Apakah berarti mereka melanggar aturan? Yuk simak sejumlah fakta-faktanya.

Dilema Pelaku UMKM; Pengin Menggaji Karyawan sesuai UMR, tapi Omzet Mepet

Tapi, apa sih yang dimaksud dengan transit bebas visa?

Jadi begini, semisal kamu bepergian dengan pesawat ke suatu negara yang dalam perjalanannya transit dulu di Tiongkok, kamu diperbolehkan keluar bandara untuk sekadar jalan-jalan, berwisata kuliner, atau melakukan hal lain di negeri tersebut untuk sementara sebelum melanjutkan perjalanan ke negara tujuan.

Saat transit, kamu nggak perlu mengurus visa lagi, dengan batas maksimal 10 hari. Namun, karena sifatnya adalah hanya bebas visa transit, kamu harus memastikan diri untuk melanjutkan perjalanan ke negara tujuan alih-alih kembali ke Tanah Air.&nbsp;

Lebih dari itu, hal ini juga hanya berlaku kalau kamu memasuki Tiongkok lewat 60 pelabuhan laut ataupun bandara yang memang masuk dalam program ini. Kalau soal di mana saja daftarnya, bisa kamu cari kok di internet.

Kalau kamu pengin mencoba menggunakan program transit bebas visa di Tiongkok, pastikan dulu memenuhi persyaratan berikut ini ya. Simak baik-baik!

Kalau semua persyaratan sudah siap, petugas imigrasi bakal memperbolehkanmu masuk ke Tiongkok dan melakukan aktivitas apa pun baik itu jalan-jalan, bisnis ringan, hingga mengunjungi rekan atau keluarga.

"Sebagai orang yang sering ada urusan bisnis ke luar negeri, kabar ini bagus buat saya karena berarti saya punya kesempatan jalan-jalan ke Tiongkok sembari transit di sana. Sudah lama saya pengin main ke Shanghai atau Beijing," ucap salah seorang pebisnis furniture dari Kota Semarang, Wisnu, menanggapi program baru ini pada Kamis (12/6/2025).

Yap, program transit bebas visa di Tiongkok ini memang cukup menarik, ya, meski baru bisa didapat kalau kita transit di sana sebelum ke negara lain. Tapi, kepikiran nggak untuk mencobanya agar bisa jalan-jalan di sana, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id - Mulai Kamis, 12 Juni 2025 kemarin, pemerintah Tiongkok resmi memasukkan Indonesia dalam daftar negara yang mendapatkan fasilitas transit bebas visa selama maksimal 240 jam (10 hari).

Aturan baru ini berlaku di 60 pelabuhan laut dan bandara di 24 provinsi Negeri Tirai Bambu, termasuk Beijing, Shanghai, Yunnan, Sichuan, dan provinsi strategis lainnya.&nbsp;

Menurut kantor berita setempat,&nbsp;Xinhua, kebijakan ini didukung oleh National Immigration Administration (NIA) Tiongkok dan bertujuan untuk meningkatkan arus turis, budaya, serta mempererat hubungan antarnegara.&nbsp;

Kalau kebetulan penerbanganmu transit di Tiongkok, kamu bisa lo memaksimalkan transit bebas visa di negara tersebut dan jalan-jalan di sana sampai 10 hari. Bagaimana cara agar bisa mendapatkannya, ya?

Begini Cara Mendapatkan Transit Bebas Visa ke Tiongkok

Hal ini diduga terjadi setelah Sae-ron mengalami cancel
culture dari publik Korsel gara-gara kasus DUI alias berkendara
dalam kondisi mabuk pada Mei 2022. Nahas, kala itu mobilnya menabrak trafo listrik di bilangan Cheongdam-dong, Seoul, menyebabkan listrik padam di sejumlah wilayah.

Selain membuat sekitar 57 toko mengalami kerugian, dia juga enggan melakukan tes napas, yang kemudian memaksa polisi melakukan tes darah.&nbsp;Hasilnya, kadar alkohol di tubuhnya lebih dari cukup untuk membuat SIM-nya dicabut, selain denda sebesar 20 juta Won pada April 2023.

Di Korsel, cancel culture atau budaya boikot masssal memang amat kental. Banyak pesohor mengalaminya, termasuk Sae-ron. Karena aksi teledornya ini, karya selebritas kelahiran 31 Juli 2000 itu pun ditolak di mana-mana,
termasuk drakor terakhirnya,&nbsp;Bloodhounds, yang berujung dipungkasi Netflix pada 2023.

Sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah meredup di panggung hiburan, uang tabungannya juga terkuras habis untuk biaya ganti rugi para pemilik usaha yang terdampak listrik padam. Untuk menyambung hidup, Sae-ron pun bekerja
paruh waktu.

“Dia tinggal sendirian di Seongdong-du, sedangkan keluarganya di (Provinsi) Gyeonggi. Setahuku, dia mengubah namanya
menjadi Kim Ah-im dan sudah menjalani perawatan psikologis dalam beberapa waktu
belakangan," kenang seorang kenalan Sae-ron, dikutip dari Kbizoo, Senin
(17/2).

&nbsp;Dia melihat Sae-ron sebagai sosok yang hanya ingin memulai hidup baru, termasuk berencana membuka kafe sembari berharap ada kesempatan baginya untuk kembali ke dunia hiburan. Namun, rupanya takdir berkata lain.&nbsp;Kematiannya pun mengejutkan banyak pihak.

Turut berbelasungkawa untuk kematian Kim Sae-ron. Orang yang berbuat salah memang sudah selayaknya dihukum, bahkan didenda. Namun, hukuman yang berlebihan hingga berujung pada cancel culture ini tentu berlebihan. Menurutmu gimana, Millens?&nbsp;(Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Dunia K-pop berduka. Aktris Kim Sae-ron
ditemukan meninggal dunia di rumahnya yang ada di kawasan Seongdong, Seoul, pada
Minggu (16/2/2025) sore waktu setempat. Pihak kepolisian masih mencari tahu penyebab kematian aktris 24 tahun ini, meski banyak yang berspekulasi karena henti jantung.

Kim Sae-ron bukanlah nama baru di belantika hiburan di Korsel. Sejak kecil, dia telah kesohor berkat film A Brand New Life&nbsp;(2009),&nbsp;The Man from Nowhere&nbsp;(2010), dan&nbsp;A Girl at My Door&nbsp;(2014). Namun, dalam dua tahun terkahir, kariernya memang tengah meredup.

Setelah dua tahun terakhir mengalami cancel culture akibat berkendara dalam kondisi mabuk (DUI), aktris Kim Sae-ron ditemukan dalam kondisi nggak bernyawa pada usia 24.

Kena Cancel Culture, Awal dari Akhir Perjalanan Artis Korsel Kim Sae-ron

"Aku tuh sudah crush banget sama mereka (NCT) bertahun-tahun. Kecewa dong pastinya!"&nbsp;

seru Lia, sapaan akrabnya, kepada&nbsp;Inibaru.id&nbsp;belum lama ini.&nbsp;&nbsp;

"Drama" semacam ini mungkin nggak cuma dialami Lia, tapi juga para pencinta K-pop lain di Tanah Air. Sejak demam Korea melanda Indonesia sekitar 2006, para penggemar musik dan film asal Negeri Gingseng memang meningkat signifikan.&nbsp; &nbsp;

Nggak hanya menggemari, sebagian dari mereka bahkan memuja para penyanyi dan artis Korea tersebut. Bahkan, nggak jarang para penggemar ini&nbsp;mau merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli poster, pernak-pernik, bahkan tiket konser yang harganya sampai jutaan rupiah.

"Sudahlah, jangan ngomongin logika kalau behadapan dengan penggemar garis keras kayak aku," kelakar perempuan berjilbab tersebut. "Selama kami nggak ganggu orang lain, biarin deh!"

Lia mengaku nggak terlalu fanatik dengan K-Pop. Dia menyukai musik pop Korea yang easy listening dan enak buat nge-dance serta&nbsp;penyanyinya yang ganteng-ganteng. Kecintaan itu, lanjutnya, nggak sampai membuatnya mati-matian membela pujaan hatinya tersebut.

"Tiap orang punya alasan berbeda untuk nge-fan. Kalau aku, wujud kecintaanku palingan lebih ke beli koleksi album atau nonton konsernya kalau memungkinkan," jelas perempuan yang mengaku rutin menyisihkan sedikit gaji bulanannya untuk nonton konser musik itu.

Sedikit berbeda dengan Lia, Nissa Putri justru mengaku nggak keberatan mengeluarkan uang cukup besar untuk membeli pernak-pernik seperti photo card atau aksesori resmi yang dikeluarkan para idol (sebutan untuk bintang Korea) pujaannya, yakni BTS.

"Kalau ditotal mungkin sampai jutaan rupiah, tapi itu nggak sekali beli, ya!" terang mahasiswa Sastra Inggris di sebuah kampus negeri di Kota Semarang ini.

Nissa bersedia merogoh kocek dalam-dalam untuk memuaskan kecintaannya pada BTS karena menurutnya boy group&nbsp;yang beranggotakan tujuh personel itu telah menjadi mood booster-nya dalam situasi apa pun.

"Lagu-lagu BTS itu relate banget sama kehidupan saya. Bikin semangat dalam tiap kondisi," celetuknya, lalu tertawa.

Pengaruh positif juga dirasakan Feraldinda. Perempuan yang nggak punya kecintaan khusus pada salah satu idol atau grup tertentu itu mengaku mendapatkan banyak insight berkat kegemarannya pada K-pop, terutama jogetnya.&nbsp;

"Waktu SD aku sempat diminta nge-dance untuk acara perpisahan. Nah, pelatih dance-ku kala itu kasih materi K-pop. Dari situlah aku jadi suka K-pop, sampe sekarang,” kata dia.

Bagi dia, selain idolnya yang cantik dan cakep, hal yang membuatnya selalu tertarik pada K-pop adalah tariannya yang energetik dan enak dilihat. Hal tersebut, lanjutnya, membuat dirinya jadi suka nge-dance juga.

"Dari K-pop jadi&nbsp;suka nge-dance. Sekarang malah jadi dancer," terang perempuan murah senyum tersebut.

Sebelas dua belas dengan&nbsp;Feraldinda, pengaruh positif pun dirasakan Ikha, mahasiswa di sebuah universitas di Semarang yang mengaku "terjerumus" dengan K-pop karena diracuni sahabatnya. Menurutnya, perkenalan dengan K-pop membuat mentalnya lebih sehat.&nbsp;

"K-pop itu menjadi semacam pelampiasan;&nbsp;healing&nbsp;dari masalah-masalah yang saya hadapi," ujarnya. "Tapi, aku nggak beli aksesori atau merchandise para idol yang harganya sampai jutaan rupiah itu. Nggak suka."

Ikha mengaku lebih menjadikan para idol sebagai motivator sekaligus&nbsp;role model untuk meraih cita-citanya. Selain itu, kegemaran pada K-pop juga dia jadikan sebagai sarana untuk mempunyai lebih banyak teman di dunia maya.

“Para idol ini
pendidikannya tinggi. Saya jadi lebih semangat ngejar cita-cita. Termotivasi. Terus, makin percaya diri juga," tandas perempuan riang tersebut.

Untuk alasan-alasan positif yang membuat seseorang bahagia atau berumur panjang, membeli album, nonton konser, atau berburu pernak-pernik para idol K-pop tentu saja nggak bisa disalahkan. Eits, tapi jangan sampai bujetnya diambil dari uang yang seharusnya untuk kebutuhan sehari-hari ya, Millens! (Galih Octav Pradana/E03)&nbsp;

Inibaru.id - Konser&nbsp;NCT 127 di Jakarta awal November 2022 lalu harusnya jadi momen spesial bagi Amaliyah. Sudah lama dia berharap bisa ketemu langsung dengan&nbsp;boy group Korsel yang jadi pujaan hatinya tersebut. Sayang, mimpi itu terpaksa ditepis lantaran dia jatuh sakit dua hari menjelang show.

Malu-malu, ibu satu anak itu mengatakan sempat menangis beberapa hari hingga membuat seisi rumah heboh.

Kamu menggemari K-pop? Berapa bujet yang kamu perlukan untuk para idol tersebut?

Merogoh Kocek Jutaan Rupiah untuk Para Idol K-Pop, Perlukah?

Awal Mula Light Stick Dipakai Fandom K-Pop

Dikutip dari Sindonews (12/06/20), tren fandom
yang membawa light stick ke konser idolnya bermula dari penggemar grup K-Pop Big
Bang. Ide penggunaan light stick tersebut kali pertama dilontarkan pada 2006 oleh
G-Dragon, pentolan Big Bang. Alasannya, mereka pengin bisa melihat di mana para VIP, nama fandom Big Bang, saat manggung.

O ya,
light stick yang dipopulerkan Big Bang juga memiliki nama tersendiri, yaitu Bang
Bong. Karena eksklusif, Bang Bong pun punya bentuk unik, yaitu berbentuk crown dengan warna kuning cerah.

Perlahan tapi pasti, semakin banyak fandom grup musik K-pop yang memakai light stick-nya sendiri dengan bentuk dan warna khas. Keberadaan light stick ini pun seperti menjadi identitas yang wajib dimiliki anggota fandom tersebut.

Selain Bang Bong yang dikenal sebagai light stick khas Big Bang, ada juga jenis light stick lainnya seperti&nbsp;Army Bomb yang dipakai fandom BTS, Candy Bong yang dimiliki fans Twice, Bi-Pong-Pong yang dimiliki penggemar Blackpink, dan masih banyak lagi.

Dilansir dari K-Drama (06/09/21), saking pentingnya keberadaan light stick, sampai ada konser
yang membuat para fans wajib membawanya. Mereka harus memasukkan nomor
kursi yang mereka pesan pada aplikasi mobile light stick agar bisa
bergabung dalam keseruan “K-Pop Light Stick Ocean”.

Kalau kamu penasaran dengan istilah tersebut,&nbsp;K-Pop Light Stick Ocean adalah atraksi para fandom saat konser yang membuat ribuan&nbsp;light stick bercahaya seperti ombak di lautan. Pantas saja ya, setiap konser K-Pop terlihat sangat seru!

Omong-omong, sebenarnya light stick&nbsp;lebih dari sekadar tongkat yang bisa menyala. Benda ini memiliki sejumlah fitur seperti Bluetooth hingga memungkinkan dipakai oleh sepasang kekasih. Bahkan, ada juga light stick&nbsp;yang disesuaikan dengan nomor kursi konser yang sudah dipesan.

Karena keunikan inilah, wajar jika light stick kini seperti menjadi benda yang wajib dimiliki para penggila idol K-Pop. Meski terkadang harganya mahal, asalkan bisa membuat mereka memiliki identitas sebagai bagian fandom tertentu, bakal rela kok membelinya.

Jika kamu adalah salah satu penyuka grup musik K-Pop, apa saja nih jenis&nbsp;light stick yang pernah kalian beli? (Kharisma Ghana
Tawakal/E07)

Inibaru.id – Virus budaya Korea sudah benar-benar menjangkiti anak-anak muda Indonesia. Berbagai macam hal seperti drama Korea, musik K-pop, atau bahkan makanan dan skincare khas Negeri Ginseng kini menjadi hal yang diburu generasi muda Tanah Air.

Saking larisnya lagu-lagu K-Pop di Indonesia, fandom, sebutan bagi kelompok penggemar grup musik K-Pop, cukup banyak di Bumi Pertiwi. Mereka nggak hanya rajin mendengarkan musik atau menanti berita-berita terbaru dari idolanya. Mereka juga rela membeli sejumlah atribut dan pernak-pernik khas idolanya, termasuk memiliki light stick&nbsp;yang bisa digunakan saat grup idolanya manggung.

Light stick kini menjadi salah satu benda yang jadi identitas fandom K-pop. Barang ini hampir pasti dibawa di setiap konser grup musik idol. Seperti apa ya sejarah dari benda yang satu ini?

Sejarah Light Stick, Sejak Kapan Jadi Identitas Fandom K-Pop?

Eh ini
beneran, lo, Millens. Meski nggak
semua orang melakukan operasi plastik di Korea, hal ini sebenarnya cukup wajar
dilakukan di sana. Biasanya sih ya, saat seseorang sudah berulang tahun ke-16,
mereka sudah bisa meminta operasi untuk membuat lipatan kelopak mata.

Kamu tahu
sendiri kan orang Korea aslinya nggak punya lipatan kelopak mata layaknya yang
biasa dimiliki orang Indonesia. Jadi, mereka ingin membuatnya agar terlihat
lebih cantik.

Saking
populernya permintaan operasi plastik untuk lipatan mata ini, ulang tahun ke-16
seringkali sangat ditunggu-tunggu sebagaimana ulang tahun sweet seventeen di banyak negara. Mengapa 16 ya? Hal ini juga
disebabkan oleh kebiasaan unik lain dari orang Korea, yakni menambahkan usianya
dengan satu tahun tambahan. Jadi, kalau usia aslinya dari tanggal lahir adalah
16, mereka bilangnya 17 tahun, Millens.

Mengapa
begitu? Yak arena alasannya adalah mereka menambah usia 9 bulan di dalam
kandungan. Jadi, bagi orang Korea, janin di dalam kandungan sudah dihitung usia
hidup, deh.

Jarang Pakai Google sebagai Mesin Pencari saat Berselancar Internet

Orang korea
dikenal sangat nasionalis dalam hal memakai barang-barang produksi dalam negeri.
Nggak hanya soal barang elektronik atau bahkan mobil, mereka bahkan sampai
nggak memakai Google sebagai mesin pencari saat berselancar di Internet. 

Lantas, apa
mesin pencari yang mereka gunakan? Yang paling populer si Naver atau Daum. Jadi
wajar deh kalau kamu jarang nemu Google atau bahkan browser seperti Chrome dan Mozilla Firefox di sana.

Meski suhu
panas, sebaiknya kamu memakai kaus kaki di dalam rumah. Apalagi jika bertamu.
Menunjukkan kaki dianggap sebagai hal yang kurang sopan, lo di sana. Ingat ya,
ini masalah etika saja saat bertemu dengan orang lain.

Sebenarnya
sih nggak infus beneran Millens.
Infus ini semacam pupuk yang bisa memberikan nutrisi bagi pepohonan di sana.
Tujuannya, ya biar pohonnya bisa tumbuh subur dan sehat. Maklum, mereka juga
menganggap pohon sebagai mahluk hidup yang harus disayang.

Ada lagi
nggak nih kebiasaan orang Korea yang nyeleneh
bagi orang asing yang kamu tahu, Millens? (IB09/E05)

Inibaru.id – Demam K-pop memang sudah mendunia, termasuk di
Indonesia. Saking demen-nya orang
Indonesia dengan apapun berbau Korea, kebiasaan orang Korea juga sampai
dicari-cari lo. Nah, kalau kamu cermat, ada lo kebiasaan orang Korea yang
dianggap aneh bagi orang asing, termasuk orang Indonesia.

Memang, di
sejumlah film, drama, atau acara reality
khas Korea Selatan, kamu bisa menemukan sejumlah kebiasaan orang Korea yang
unik. Namun, tetap saja ada beberapa kebiasaan yang bisa bikin kamu kaget kalau
ketemu orang Korea asli atau bahkan datang ke Korea langsung. Yuk, simak, apa
saja kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Kebiasaan orang Korea banyak dicari tahu penggemar K-pop dari seluruh dunia. Hanya, terkadang kebiasaan-kebiasaan ini justru dianggap aneh dan nyeleneh. Apa saja, ya?

Kebiasaan Orang Korea Ini Dianggap Aneh dan Nyeleneh Orang Asing

Dalam video
yang diikuti oleh lebih dari 600 ribu subscriber
ini, Min-kyung mengaku sangat menyukai Crofle. Nah, para pengikut dan anak-anak
muda yang melihat video ini ternyata terinspirasi untuk mencicipi Crofle juga.
Hasilnya, jajanan ini kemudian populer di kalangan generasi muda Korea Selatan.

Mengingat
penggemar budaya K- pop di Indonesia sangatlah banyak, anak
muda di sini juga mulai ikut-ikutan menjajal Crofle. Karena belum banyak
penjualnya, jadilah mereka membuatnya sendiri. Apalagi, di internet juga sudah
banyak resep untuk membuat Crofle.

Nah, kalau
kamu penasaran dengan resep Crofle, berikut deh kita bocorkan bahan-bahan dan
cara membuatnya.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
3
sdm mentega tawar yang ditempatkan di suhu ruangan.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
1,5
sdt garam.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
3
sdm gula.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
4
cangkir tepung roti,

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
2
¼ sdt the ragi kering.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
1
butir telur.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
1/3
cangkir susu evaporasi.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
½
cangkir air.

Kalau soal
cara membuatnya, begini tahapannya, Millens.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Yang
perlu dilakukan kali pertama adalah mencampurkan susu dan air. Lalu, campuran
ini dipanaskan di suhu 120 F sampai 130 F.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Nah,
campuran ini kemudian diberi tambahan garam, gula, serta secangkir ragi kering.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Setelahnya,
kamu tinggal menambahkan mentega cair. Setelahnya, kamu tinggal memasukkan
bahan-bahan tersebut ke dalam mangkuk.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Aduk
bahan-bahan tersebut selama 2 sampai 3 menit.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Tambahkan
telur ke bahan tersebut, lalu aduk hingga tercampur rata selama sekitar 1
menit.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Nah,
adonan Crofle mulai mengeras. Kamu pun tinggal memakai tangan untuk
memijat-mijatnya dan mencampurkannya dengan tepung.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Setelah
itu, kamu tinggal menguleni adonan hingga lebih elastis dan halus. Jika perlu
gunakan tepung tambahan.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Setelahnya,
adonan ini tinggal kamu masukkan ke cetakan waffle. Panaskan cetakan ini hingga
adonan matang.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Crofle
pun siap untuk disantap. Paling mantap kalau masih hangat.

Penasaran
dengan Crofle yang krispi di luar namun lembut di dalam, Millens? Coba deh membuatnya sendiri, sekarang. Haha. (Asumsi/IB09/E05)

Inibaru.id – Beberapa saat lalu, kita mengenal kopi dalgona
sebagai jajanan yang populer di masa pandemi Covid-19. Nah, belakangan ini,
muncul jajanan lain yang juga populer di masa pandemi. Jajanan itu adalah
Crofle, yang uniknya juga dipopulerkan oleh artis K-pop.

Nah, kalau
kamu penasaran apa itu Crofle, jajanan ini sebenarnya masuk dalam golongan pastry. Namanya memang terkesan baru
karena jajanan ini adalah kombinasi dari croissant dan waffle. Nah, kalau dua
jajanan ini pasti kamu sudah kenal kan? Iya, camilan khas Barat yang rasanya
enak itu.

Menariknya,
meski makanan barat, nyatanya Crofle justru populer gara-gara para artis K-pop.
Salah seorang yang mempopulerkannya adalah penyanyi Kang Min-kyung.
Gara-garanya, dia mengunggah video saat memakan camilan ini di kanal
Youtube-nya.

Tahu nggak crofle itu adalah kombinasi dari croissant dan waffle? Nah, menariknya, jajanan khas barat ini ternyata populer di Indonesia gara-gara artis K-pop. Penasaran dengan resep Crofle nggak nih?

Resep Crofle, Jajanan yang Dipopulerkan Artis K-Pop

Korea Utara
memiliki paham Juche yang melarang keras budaya pop barat, termasuk K-Pop yang
dianggap membawa kebobrokan. Sang Pemimpin Besar, Kim Jong Un juga secara
terang-terangan menganggap K-pop sebagai perusak generasi muda. Tapi, tetap
saja ada banyak warga Korea Utara yang ternyata menggemarinya.

Saking
jengahnya Kim Jong Un dengan K-pop, mulai Desember 2020 lalu, Korea Utara
sampai menerapkan UU yang isinya melarang warganya menikmati K-pop, baik itu
dalam bentuk drama, lagu-lagu, dan lainnya. Kalau sampai ketahuan, hukumannya
berat, lo, yakni 5 sampai 15 tahun kerja paksa! Serem juga, ya?

Ironisnya, Red Velvet Malah Pernah Konser di
Korea Utara

Meski
terlihat nggak masuk akal, sebenarnya sudah pernah ada musikus K-Pop yang
tampil di Korea Utara, lo. Girlband Red Velvet tampil dalam acara “Spring Comes”
di Pyongyang pada 1 April 2018. Yang menonton nggak hanya warga Korea Utara,
melainkan juga jajaran pimpinan negara tersebut, termasuk sang pemimpin besar
Kim Jong Un.

Kim Jong Un
bahkan sampai memberikan pujian atas penampilan mereka yang enerjik di acara
yang ditujukan untuk perdamaian kedua Korea. Bahkan, anggota Red Velvet sempat berjabat
tangan dengan Kim.

Tapi, di
konser tersebut, para penonton nggak heboh layaknya konser-konser K-pop pada
umumnya. Mereka melihatnya dengan ekspresi yang datar dan tetap duduk begitu
saja. 

Kalau
menurut laporan media The New York Times, masuknya K-pop ke Korea Utara
dipengaruhi oleh masalah ekonomi di sana yang semakin lesu. Hal ini membuat
banyak penduduk yang mencari bahan makanan dari pasar ilegal. Nah, di pasar
ilegal inilah mereka kemudian menemukan barang-barang hiburan bajakan, termasuk
yang berbau K-pop.

Ditambah,
ternyata ada banyak anak muda Korea Utara yang kini merasa nggak lagi terikat
atau patuh dengan aturan pemerintah. Mereka pun seperti santai saja mencari CD
K-drama atau musik-musik dari Selatan demi mendapatkan hiburan. Meski tentu
saja mereka nggak bakal menikmatinya secara terang-terangan.

Kalau
melihat fakta ini, kira-kira apa ya alasan mengapa banyak penonton konser Red
Velvet yang reaksinya lempeng tanpa ekspresi begitu saja, ya, Millens? (Asum/Fim/IB09/E05)

Inibaru.id – Dalam satu dekade terakhir, demam K-Pop dialami
oleh hampir seluruh dunia. Anak-anak muda dari Afrika hingga Indonesia bisa
sampai menggemari drama-drama dan musik dari Negeri Ginseng. Nah, kamu pasti
pernah penasaran, kira-kira K-Pop digemari di Korea Utara juga nggak ya?

Meski
tetanggaan dengan Korea Selatan, sudah lebih dari 5 dekade Korea Utara nggak
pernah bisa akur dengan negara saudaranya ini. Perbatasan antar-kedua negara
juga dijaga ketat meski masih ada sejumlah orang yang berhasil membelot atau
menyeberang.

Korea Utara dan Korea Selatan dikenal nggak bisa akur meski bertetangga. Nah, kira-kira, K-Pop digemari di Korea Utara nggak ya? Begini fakta sebenarnya.

Dianggap Kanker Ganas Kim Jong Un, Anak Muda Korea Utara Suka K-Pop Nggak Sih?

Sejumlah
video dan foto-foto yang menunjukkan gerai McDonald’s dikerumuni mitra ojek
daring viral di media sosial. Maklum BTS Meal ini hanya bisa dipesan secara
daring. Jalanan di sekitar gerai juga jadi sangat ramai.

Viral Tangkapan Layar Ojol yang Mengaku Harus
Mengantre Lama

Nggak hanya
foto-foto yang menunjukkan mitra ojek daring (ojol) yang berjubelan di gerai
McDonald’s, gambar-gambar tangkapan layar yang isinya perbincangan antara mitra
ojol dengan Army yang memesan BTS Meal juga viral.

Ada ojol yang
senang karena gara-gara BTS Meal, orderan pada hari itu jadi lebih ramai. Ada juga
ojol yang dijanjikan tip oleh Army karena rela menunggu lama demi
mendapatkannya. Selain itu, ada juga ojol yang dengan kreatif memberikan photocard Jungkook bagi Army.

Kemasannya Dikoleksi, Ada Juga yang Dijual
Mahal

Selain
kehebohan di gerai-gerai McDonald’s, kehebohan juga terjadi di media sosial.
Banyak Army yang ternyata ingin menjadikan kemasan Meal BTS ini jadi koleksi.
Bagi mereka, bungkus BTS Meal dengan warna ungu dan lambang ini layak untuk
dijadikan kenang-kenangan. 

Ada video
yang menunjukkan Army yang menyimpan brown
bag dengan logo BTS di dalam sebuah map. Wadah minuman menu ini juga dicuci
bersih, serta wadah nuggetnya juga dilap dengan tisu basah sebelum kemudian
disimpan jadi koleksi.

Yang
menarik, ada yang menggunting wadah BTS Meal ini dan menjadikannya tempelan
pada bagian belakang ponselnya. Sementara itu, penutup saus McNugget BTS Meal
sampai dilaminating dan akhirnya dijadikan gantungan kunci. Kreatif, juga, ya?

Gara-gara
ini, banyak orang yang ingin mencari keuntungan. Tahu banyak yang memburu wadah
BTS Meal ini, ada yang sampai menjualnya di lapak daring dengan harga lebih
dari Rp 200 ribu. Bahkan, ada yang menjualnya seharga Rp 1 juta!

Youtuber
dan Content Creator Sisca Kohl nggak ingin ketinggalan kehebohan BTS Meal ini.
Bersama dengan adiknya, Aliyyah, terlihat dia memesan cukup banyak BTS Meal.
Nggak hanya untuk dicicipi, makanan-makanan seperti nugget, kentang, serta
minuman kola ini dijadikan es krim.

“Setelah
ini kita akan campurkan saus spesialnya. Kita penasaran sekali rasanya gimana,”
ucap Sisca.

Nah, karena
Sisca memesan cukup banyak BTS Meal, banyak warganet, khususnya para Army yang
iri karena nggak kebagian. Maklum, pesanan belum jadi, eh gerai McDonald’s nya
keburu ditutup Satpol PP.

Wah,
kehebohan BTS Army kemarin seru juga, ya? Kamu juga ikut memesan, Millens? (Yah, Pik, Idn/IB09/E05)

Inibaru.id – Kehebohan BTS Meal di berbagai gerai McDonald’s
di Indonesia sudah dimulai sejak Rabu (9/6/2021) kemarin. Saking banyaknya
orang yang berkerumun demi mendapatkan menu kolaborasi Mc Donald’s dengan
boyband K-Pop ini, sampai-sampai aparat turun tangan dan menutup sejumlah
gerai.

Kalau kamu
masih bingung dengan apa itu BTS Meal, jadi, menu ini sebenarnya hanya terdiri
dari 9 buah nugget, kentang goreng French
fries, minuman, serta dua saus berjenis Cajun dan Sweet Chili. Nah, menu
BTS Meal ini berukuran medium. Kabarnya sih, kolaborasi ini dibuat McDonald’s
karena personel BTS sangat menyukainya.

Nah, Army,
sebutan dari penggemar BTS di Indonesia ini dikenal jumlahnya sangat banyak dan
militan. Jadi, apapun barang atau pernak-pernik yang terkait dengan boyband
ini, pasti bakal laris-manis. Hal ini juga yang terjadi pada BTS Meal.

Sejak Rabu (9/6/2021), menu BTS Meal bikin heboh. Banyaknya pesanan menu ini bikin gerai-gerai McDonald's jadi penuh sesak dengan ojek daring. Kehebohan apa lagi ya yang terjadi akibat menu makanan ini?

Sisi Lain Kehebohan BTS Meal, Kemasannya Dijual Mahal, Diborong Sisca Kohl

Video klip
Via Vallen yang ramai diperbincangkan warganet berjudul “Kasih Dengarkanlah Aku.”
Nah, video ini dianggap sangat mirip dengan video IU berjudul “Above the Time”
yang sudah dirilis pada 2019.

Nggak hanya
diprotes K-Popers Tanah Air, penggila K-Pop yang dikenal solid dari seluruh
dunia juga ikut protes. Sejumlah fans IU dari beberapa negara bahkan langsung
menuding Ascada, label musik yang membawahi Via Vallen sebagai tersangka utama
dari kasus plagiat video musik ini.

Sebagai
contoh, akun Twitter penggemar IU dari Kanada @IU_Canada secara terang-terangan
mengunggah hasil tangkapan layar yang membandingkan setiap detail kesamaan
antara video musik “Above the Time” dengan video musik mirip Via Vallen.
Setidaknya, ada enam adegan yang sama persis dengan video milik IU.

Akun
Instagram @ascada_id kemudian mengeluarkan klarifikasi terkait dengan kasus
yang cukup menghebohkan ini. Dalam unggahannya, Ascada mengaku pihak manajemen
hanya menerima ide atau konsep video klip yang ditawarkan sutradara. Mereka
mengaku nggak tahu jika ide atau konsep video musik tersebut adalah plagiat
sehingga kini sedang meminta klarifikasi dari sutradara.

Ascada juga
menyebut pihak Via Vallen dan Dyrga Dadali yang juga terlibat dalam video klip
ini hanyalah menjalankan arahan sutradara dan nggak ikut serta dalam penentuan
konsep video klip.

Video klip Via Vallen berjudul&nbsp;“Kasih Dengarkanlah Aku" dituding sama persis dan meniru video klip bintang K-Pop IU berjudul "Above the Time". Seperti apa ya reaksi Via dan manajemennya terkait dengan tudingan ini?