Inibaru.id - Nggak dimungkiri pandemi Covid-19 tiga tahun belakangan mengubah gaya hidup banyak orang. Salah satu yang menjadi rutinitas baru yaitu orang-orang jadi gemar merawat tanaman hias. Tren merawat tanaman hias saat itu bertujuan mengusir rasa kebosanan di rumah.
Dengan banyaknya orang yang gemar merawat tanaman hias, kita sebetulnya bisa menjadikan hal itu sebagai lahan bisnis lo, Millens. Memang bisnis tanaman hias bukan tergolong baru. Pada perkembangannya bisnis yang menjajakan aneka ragam flora tersebut sudah merambah ke ranah usaha rumahan.
Jadi, bagi kamu yang ingin mencoba berbisnis tanaman hias, nggak perlu menyiapkan lahan yang luas. Kamu hanya perlu ketekunan untuk mengembangkan beragam flora hias tersebut.
Peluang Terbuka Lebar
Eko Susanto, seorang petani dari Dukuh Sumbersari, Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen, berani menjamin bahwa menjadi petani tanaman hias itu nggak seburuk yang orang-orang bayangkan. Menurutnya, bisnis di bidang ini cukup menjanjikan dan bisa mendatangkan banyak cuan. Ini terbukti dari adanya jenis tanaman tertentu yang harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.
"Anggapan bisnis tanaman hias kurang prospektif itu sebenarnya keliru. Sektor pertanian masa depannya cerah," ujar lelaki yang biasa disapa Eko tersebut pada Inibaru.id.
Eko kemudian mengenang saat dirinya marintis Green House Omah Aglo pada 2000 silam. Lelaki yang menjabat sebagai Ketua Kelompok Tani Kampoeng Flora tersebut mengaku nggak mengeluarkan banyak modal.
"Modalnya saat itu cuman senang saja," kata Eko berkelakar. "Nggak bisa dihitung dengan nominal."
Eko bercerita bahwa awalnya dirinya hanya membeli satu tanaman. Karena cocok, dia menabung untuk membeli tanaman lagi. Setelah itu, tanaman-tanaman yang sudah dia miliki dikembangbiakkan. Akhirnya, kini dia jadi tahu ilmunya.
Raup Untung Puluhan Juta
Eko mengatakan, Omah Aglo miliknya memang terfokus membudi daya jenis tanaman hias aglaonema. Selain itu, dia juga turut menanam beberapa jenis tanaman lainnya seperti sensifera, anthurium, dan begonia.
Eko dibantu oleh istrinya dalam hal pemasaran, sementara lelaki lulusan Teknologi Pertanian Universitas Semarang (USM) tersebut bertugas menanam dan merawat tanaman hias.
Berkat keuletannya, Eko dan istri mampu mendulang banyak rupiah dari hasil merawat tanaman-tanaman hias. Jenis aglaonema yang paling murah dihargai Rp10 ribu, sedangkan yang paling mahal dia jual Rp5 juta.
Eko mengaku bersyukur bisa menjalankan usaha ini. Pasalnya, di saat sebagian besar orang kehilangan mata pencaharian karena pandemi, dirinya malah ketiban durian runtuh.
"Biasanya pendapatan normal setiap bulan kisaran Rp5-6 juta. Tapi, sewaktu pandemi kemarin saya dapat Rp10-20 jutaan. Saya juga kaget, kok bisa seramai itu," jelasnya.
Nah, menggiurkan banget ya usaha penjualan tanaman hias ini? Kamu ingin mencobanya juga? Sebelum mulai terjun, Eko ingin menegaskan bahwa berbisnis tanaman hias itu nggak sekadar mencari untung. Tanaman merupakan makhluk hidup yang perlu diperlakukan dan dirawat secara baik.
"Bisnis tanaman itu peluang selalu ada, dari dulu sampai sekarang. Orang-orang pasti butuh tanaman. Tapi, naik turunnya harga juga sulit diprediksi," tandas Eko.
Hhmm, ternyata cukup menjanjikan ya Millens. Kira-kira kamu bakal beralih profesi jadi petani tanaman hias nggak nih? (Fitroh Nurikhsan/E10)