Inibaru.id - Semua orang tahu bahwa kopi adalah minuman paling familiar di dunia setelah teh. Hampir semua negara mempunyai cara sendiri menyeduh minuman hitam nan pahit ini. Namun demikian, tak banyak yang tahu bahwa negeri ini merupakan salah satu pengekspor kopi terbesar dunia.
Ya, Indonesia memang kaya akan tanaman kopi. Komoditas ini bahkan kian ngetren di kalangan petani dalam beberapa tahun terakhir lantaran hasilnya cukup menggiurkan. Orang luar bilang, kopi Indonesia memiliki aroma dan rasa yang sangat khas, karena itulah banyak peminatnya.
Amerika dan Eropa menjadi dua wilayah yang paling gemar mengimpor kopi dari negeri ini. Kopi Nusantara macam Kopi Gayo, Kopi Mandailing, Kopi Lampung, dan Kopi Bajawa merupakan kopi yang paling banyak diminati.
TradeMap 2017 mencatat, pengekspor kopi terbesar dunia saat ini adalah Brazil, Vietnam, Kolombia, Jerman, dan Indonesia.
Baca juga: Wah, Angka Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Atas AS dan Singapura
Fungsional Statistisi Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan), Sri Wahyuni, juga mengungkapkan, kontribusi ekspor kopi tahun 2016 menyumbang devisa USD 1,01 miliar atau 3,95 persen dari total ekspor komoditas perkebunan.
“Beberapa negara tujuan ekspor kopi Indonesia adalah Amerika Serikat 26,77 persen dari total ekspor USD 269,94 juta, dan berikutnya Jerman 8,94 persen, dan Jepang 8,58 persen,” tuturnya.
Kemudian, masih menurut dia, skor Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) kopi Indonesia dari tahun 2012 hingga 2016 mencapai kisaran 0,80 s/d 0,95, yang artinya komoditas kopi Indonesia memiliki daya saing yang kuat dalam ekspor kopi.
“Begitu pula skor ISP Kopi antara bulan Januari hingga Mei 2017 cukup tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2016, yaitu sebesar 0,93,” kata dia di Jakarta, Kamis (3/8).
Potensi perkopian Indonesia sangatlah besar. Di tanah air sendiri setidaknya ada 10 provinsi yang menjadi sentra kopi, yakni Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, Jawa Timur, Bengkulu, Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.
Sentra-sentra kopi tersebut berkontribusi hingga 87 persen dari produksi nasional. Sementara 24 provinsi lainnya menyumbang 13 persen produksi.
Baca juga: Daya Beli Masyarakat Indonesia Lesu, Belanja Daring Justru Naik Terus
Dalam mendongkrak daya saing kopi Indonesia, ia menambahkan, Kementan memulai dari peningkatan sistem perbibitan, pupuk, dan tata kelola air sehingga produktivitas naik menjadi 1 ton/ha.
“Dengan langkah ini Indonesia menduduki peringkat kedua terbesar dunia,” jelasnya.
Langkah selanjutnya adalah program replanting untuk mengganti tanaman kopi yang kurang produktif. Kemudian memperluas areal tanam kopi jenis arabika yang bernilai ekonomi tinggi.
Selanjutnya, melalui pengembangan kopi jenis khusus (specialty coffee) yang bernilai tinggi, misalnya Kopi Gayo, Mandailing, Lampung, maupun Bajawa.
Terakhir, Pemerintah melalui Kementan, Kemenperin, Kemendag, BPOM bersama swasta, Asosiasi Pengusaha dan Petani Kopi Indonesia lebih gencar dan kontinyu mempromosikan kopi Indonesia baik di dalam maupun luar negeri.
Ia memaparkan, yang akan menjadi fokus utama saat ini adalah Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan,
“Cita rasa Kopi Toraja yang khas dengan aroma harum sudah dikenal masyarakat luas, bahkan hingga mancanegara,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, di Jepang terdapat lebih dari 5.000 restoran dan kafe menyuguhkan Kopi Toraja. Tak hanya itu, penduduk Islandia, Finlandia, Denmark, dan Swedia juga sangat familiar dengan Kopi Toraja. Hm, nikmat! (OS/IB)