Inibaru.id - Kalau kamu pernah mampir ke Purwodadi, ada satu kuliner yang lebih populer daripada tempat wisatanya, yaitu swike. Yup, hidangan berbahan dasar katak sawah ini sudah lama jadi ikon kota kecil di Kabupaten Grobogan. Nah, dari sekian banyak tempat makan swike di Purwodadi, nama Swike Cik Ping selalu muncul sebagai rekomendasi utama.
Berada di Jl. Kolonel Sugiono, dekat Pasar Purwodadi, warung ini bukan sekadar tempat makan biasa. Berdiri sejak tahun 1901, Swike Cik Ping jadi salah satu kuliner tertua yang masih bertahan hingga sekarang.
Bayangkan, sudah lebih dari satu abad dapurnya mengepulkan aroma bawang putih, jahe, dan kaldu rempah yang bikin orang mampir sekadar mencium aromanya saja sudah tahu kalau yang disajikan adalah swike Purwodadi asli.
Kini usaha keluarga itu dikelola oleh Endah Lestariningsih yang akrab disapa Cik Ping. Dia adalah generasi kelima dari perintis kuliner swike di kota ini. Meski tak pernah bertemu langsung dengan leluhur yang merintis usaha tersebut, Endah tumbuh dengan racikan bumbu yang diwariskan turun-temurun. Nggak heran rasa kuahnya masih sama enaknya dari dulu sampai sekarang.
“Kakek buyut saya merupakan pionir penjual swike di Purwodadi sejak 1901,” ucap Endah sebagaimana dinukil dari Suaramerdeka, Minggu (30/11/2025).
Menu yang ditawarkan di tempat makan tersebut beragam. Selain swike kuah yang jadi primadona, ada pilihan lain seperti kodok goreng tepung, kodok goreng mentega, pepes kodok, hingga rambak kulit kodok yang kriuknya bikin nagih. Menurut Endah, rambak dan swike goreng biasanya jadi favorit buat oleh-oleh. Tapi buat yang nggak pengin makan kodok, tenang saja karena ada menu ayam goreng dan pecel lele sebagai penyelamat.
Salah satu hal menarik dari Swike Cik Ping adalah suasananya. Tempatnya sederhana, khas rumah makan lama yang lebih mengutamakan rasa daripada dekorasi. Pelanggan tua biasanya langsung makan begitu hidangan datang, sementara anak muda sibuk memotret semangkuk kuah cokelat pekat yang masih mengepul.
“Ini kuliner wajib bagi siapa saja yang main ke Purwodadi. Kalau aku sendiri sih suka dengan kodok goreng tepung. Apalagi dengan sambal bawang yang rasanya juara. Pepes kodoknya juga enak,” tulis salah seorang pengulas di Google bernama Lily Lovita.
Meski perkembangan kuliner makin pesat dan selera generasi muda semakin beragam, Swike Cik Ping tetap bertahan. Kuncinya sederhana, yaitu kejujuran rasa dan komitmen menjaga tradisi.
Di tengah hiruk-pikuk kota dan banyaknya kuliner kekinian, Swike Cik Ping membuktikan bahwa makanan yang dibuat dengan hati tak pernah kehilangan penggemar. Setiap mangkuk swike yang disajikan hari ini adalah bagian dari perjalanan panjang lima generasi. Makanya, jika suatu hari kamu ke Purwodadi, jangan lupa mampir, Gez. (Arie Widodo/E07)
