Inibaru.id –Bagi kebanyak orang di Indonesia, makan apapun bila nggak diberi sambal sepertinya kurang nikmat. Kamu tentu nggak asing lagi dengan aneka macam sambal yang bisa kamu santap dengan nasi hangat dan lauk kesukaanmu. Rasa pedas dari cabai pastinya bisa menggugah selera makan siapa saja yang menikmatinya.
Namun, sayangnya nggak ada data atau bukti pasti yang mencatat sejak kapan masyarakat Indonesia mulai meracik sambal. Kabarnya, cabai baru kali pertama datang ke Indonesia pada abad ke-16. Menurut cerita, yang membawa cabai ke Indonesia adalah bangsa Potugis dan Spanyol. Mereka membawanya dengan kapal bersamaan dengan 2 ribu jenis tumbuhan lainnya.
Tapi, sumber lain menyebutkan bukti bahwa sambal telah menjadi bagian dari menu makanan masyarakat Indonesia jauh sebelum cabai (Capsicum) dari Benua Amerika tumbuh di Nusantara pada abad ke-16. Katanya sih, nenek moyang orang Jawa menggunakan cabya jawa (Piper Retrofractum), lada, dan jahe sebagai bahan membuat sambal. Tentu saja cabai yang digunakan nggak sama dengan genus cabai dari Benua Amerika.
O ya, nama-nama sambal juga ditemukan pada teks Jawa kuno, Serat Centhini. Serat Centhini merupakan salah satu karya sastra Jawa terkenal yang ditulis pada 1814 M dengan aksara Jawa yang ditulis tangan.
Secara garis besar, isinya adalah tentang kehidupan orang Jawa secara detail, filsafat, agama, kebatinan, adat kebesaran, dan kesenian. Di dalamnya juga disebutkan nama berbagai jenis makanan dan minuman, termasuk sambal.
Dalam Serat Centhini, sambal dan lalapan merupakan jenis makanan pelengkap yang penting dalam tradisi makanan tradisional. Setidaknya ada 46 jenis sambal yang disebutkan pada teks Jawa kuno itu, diantaranya ada sambal bawang laos, sambal brambang, sambal goreng rempela ati, sambal kaluwak, dan masih banyak lagi. Dari nama-nama sambal pada Serat Centhini, terkuak kalau bahan baku sambal bukan hanya cabai, tapi juga ada bahan-bahan lainnya.
Omong-omong ya, sambal juga menjadi kesukaan tokoh Indonesia, lo. Sebut saja Ki Hadjar Dewantara. Saat dalam pengasingan di Belanda pada tahun 1913 – 1919, dia kerap menjamu makanan kepada teman-teman sebangsanya. Kala itu sambal goreng ati menjadi salah satu makanan buatan istrinya yang menghiasi meja jamuan bagi para tamu.
Katanya sih, di dalam cabai ada sebuah senyawa yang bernama capsaicin yang merangsang tubuh memproduksi suatu zat yang dinamakan endorphin. Zat inilah yang diyakini membuat seseorang marasa senang serta mampu meningkatkan kekebalan tubuh
Yang pasti, hingga kini sambal tetap menjadi bagian yang nggak bisa dipisahkan dari kebiasaan makan orang Indonesia. Nggak hanya di rumah, kamu pasti bakal menemukannya di tempat makan, baik itu yang tradisional ataupun modern.
Kalau kamu, paling suka makan sambal jenis apa, Millens? (His, Cnn, Unp/IB32/E07)