inibaru indonesia logo
Beranda
Kulinary
Kue Carabikang Mbah Kalim, Kuliner Legendaris Jalan Sosrowijayan Yogyakarta
Kamis, 22 Feb 2024 11:00
Penulis:
Inibaru Indonesia
Inibaru Indonesia
Bagikan:
Kue carabikang Mbah Kalim, kuliner legendaris Yogyakarta. (Twitter/sssugareats)

Kue carabikang Mbah Kalim, kuliner legendaris Yogyakarta. (Twitter/sssugareats)

Nggak jauh dari kawasan Malioboro, tepatnya di Jalan Sosrowijayan, ada kuliner khas Yogyakarta yang legendaris, yaitu Kue Carabikang Mbah Kalim. Kue ini hanya dijajakan pada pagi hari, lo.

Inibaru.id – Ada banyak kuliner khas Yogyakarta yang bisa kamu temui di kawasan Malioboro, Yogyakarta. Tapi, kalau kamu pengin mencoba sarapan yang unik, bisa datang ke Kue Carabikang Mbah Kalim yang ada di Jalan Sosrowijayan nomor 105, Sosromenduran, Gedong Tengen. Meski sederhana, jajanan ini sudah dianggap sebagai salah satu kuliner legendaris Yogyakarta.

Penjualnya adalah Mbah Kalim yang tahun ini berusia 77. Dia menyebut jualannya sebagai kue coro, alih-alih carabikang. Selain dimasak langsung di tempat sehingga kuenya selalu disajikan dalam kondisi hangat, bentuknya yang mirip dengan bunga merekah dengan warna menarik tentu bakal bikin puas pembelinya. Tampilannya juga semakin menggiurkankarena selalu ditempatkan di alas daun pisang, Millens.

Mbah Kalim mengaku sudah berjualan kue coro sejak 1981. Awalnya, yang membuka usaha ini adalah kakaknya. Tapi, pada akhirnya justru Mbah Kalim yang lebih fokus menekuninya. Sebelum kini punya lapak di depan Hotel Grage, dia berjualan di Pasar Ngebuk, Kemetiran yang lokasinya berjarak kurang lebih 500 meter dari lokasi jualannya sekarang.

“Sekarang di sini saja karena saya sudah tua. Jadi jualannya nggak bisa jauh-jauh dari rumah. Saya jualan juga sekuat tenaga saya saja. Bahkan kalau ada yang sampai pesan 30 carabikang sekaligus saya malah bingung karena nggak bisa diburu-buru bikinnya,” ungkapnya sembari disibukkan dengan pesanan para pembeli sebagaimana dilansir dari Harianjogja, Kamis (20/10/2024).

Mbah Kalim masih memasak kue carabikang dengan tungku berbahan dasar arang. (Twitter/sssugareats)
Mbah Kalim masih memasak kue carabikang dengan tungku berbahan dasar arang. (Twitter/sssugareats)

Karena harga kue carabikang sangat terjangkau, yaitu Rp1.000 per buah, pembeli jadi terbiasa membelinya dalam jumlah banyak. Umumnya mereka memesan lima kue. Tapi, bukan hal aneh jika ada yang memesan 10 sampai 20 buah. Apalagi di akhir pekan saat pembeli yang datang jauh lebih banyak.

Untungnya, para pembeli nggak masalah untuk menunggu Mbah kalim membuatkan kue carabikang pesanannya. Caranya memasak dengan tungku kecil berbahan bakar arang dan cetakan carabikang tradisional sangat menarik untuk dilihat. Apalagi, aroma carabikang yang mulai matang sangatlah harum dan menggoda siapa saja yang berada di dekatnya.

Biasanya, Mbah Kalim membuka lapaknya pada pukul 05.30 WIB. Sejak saat itulah, antrean pelanggan bisa mengular. Tapi, setelah pukul 08.00 WIB, jumlah pembelinya mulai berkurang. Dia pun bisa sesekali menyesap teh hangat yang selalu disiapkannya tiap pagi.

Biasanya, pada pukul 09.30 WIB, Mbah Kalim sudah mulai bergegas untuk pulang ke rumah dan menyantap sarapan. Oleh karena itu, kalau kamu pengin mencicipi kue carabikangnya, sebaiknya datang lebih pagi, Millens. Meski harus mengantre, bakal worth banget deh mencicipi kuliner legendaris Yogyakarta yang satu ini. (Arie Widodo/E10)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved