Inibaru.id – Biasanya, penjual kue leker bisa kamu temui di dekat sekolah. Kebanyakan penjual memang mengincar para siswa yang butuh jajanan saat istirahat atau pulang. Nah, kamu tahu nggak kalau kue ini punya sejarah panjang, tepatnya sejak zaman kolonial, Millens?
Meski sejarah kue leker masih nggak jelas hingga sekarang, situs pemerintah Kota Surakarta, yaitu surakarta.go.id mengklaim kue ini berasal dari kota tersebut. Kabarnya sih, penamaan leker berasal dari banyaknya orang Belanda di masa penjajahan yang menyukai kue tersebut. Saat memakannya, mereka berucap “lekker” yang berarti enak. Pada akhirnya, kue ini kemudian dikenal sebagai kue leker, deh.
Menariknya, di Surabaya, ada juga kue leker versi lain. Meski secara rupa nggak jauh beda dengan leker khas Solo, di Surabaya, leker biasanya diisi dengan potongan pisang dan gula pasir. Hm, menarik juga, ya?
Ada alasan kuat mengapa kue leker sampai digemari bangsa penjajah. Rasanya enak karena adonannya terbuat dari tepung beras, tepung terigu, tepung maizena, gula, telur, vanila, dan soda kue. Proses pembuatannya juga sangat sederhana dan nggak ribet. Apalagi, sekarang varian isiannya beragam dari meses, cokelat, pisang, susu kental manis, telur, sosis, dan lain-lain. Benar-benar cocok dijadikan camilan.
O ya, meskipun mudah ditemui di mana-mana, bukan berarti nggak ada penjual kue leker legendaris yang nggak bisa kamu cicipi. Kalau di kota asalnya, yaitu Solo, yang paling legendaris tentu saja adalah Kue Leker Gajahan yang kabarnya sudah eksis sejak 1969.
Kamu bisa menemui penjual kue leker ini di Gajahan, Danukusumo. Pengelolanya adalah Tri Suyatno, generasi kedua dari lapak kue leker yang dulu dibuka oleh Fathoni.
“Kue leker kami masih memakai bahan alami. Nggak ada yang memakai pengawet. Kami buka setiap hari dari pukul 11.00 WIB sampai 17.00 WIB,” jelas Tri Suyatno sebagaimana dilansir dari Merahputih, Selasa (14/3/2017).
Penjual kue leker legendaris lainnya ada di Kota Semarang. Namanya adalah Leker Paimo yang sudah ada sejak 1979. Tapi, semenjak 1995, tempat jualannya bisa ditemui di depan SMA Loyola Semarang dan kini pindah lagi ke Jalan Ki Mangunsarkoro.
Untuk Leker Paimo, para pembelinya justru banyak yang memeasn leker asinnya. Ada yang memakai isian sosis, telur, daging tuna, kornet, atau mozarela. Selain itu, adonan leker yang dijual di Paimo juga dikenal lebih tebal dari leker-leker pada umumnya.
O ya, saking larisnya Leker Paimo, jangan heran kalau kamu sampai harus mengantre lama demi mendapatkan pesanan yang kamu pengini. Yap, pelanggannya memang sebanyak itu.
Hm, apakah kamu sudah pernah mencoba kue leker dari kedua tempat yang legendaris itu, Millens? Atau kamu cukup puas dengan jajan leker yang dijajakan di sekolah-sekolah? (Arie Widodo/E10)