Inibaru.id – Terkadang, tempat-tempat makan yang menyajikan dagangannya di tempat-tempat sederhana justru menyediakan kuliner terbaik yang bisa kamu coba. Hal inilah yang bisa kamu dapatkan saat menyambangi penjual kue pukis petudungan Semarang.
Sebenarnya, kue pukis bukanlah jajanan khas Kota Semarang. Di kota-kota lain, penganan ini mudah ditemui di tempat-tempat penjual jajanan pasar atau penjual martabak. Tapi, khusus untuk tempat makan yang bisa kamu temui di Jalan MT Haryono Nomor 123, Tanjung Mas, Kota Semarang ini, banyak pelanggan yang menyebut kue pukis yang disajikan sangatlah istimewa.
Bagaimana nggak, begitu kamu mendekat ke tenda dan gerobak yang diurus oleh Mardjuki ini, aroma wangi nan menggoda dari kue pukis yang baru dimasak sudah sangat menggoda. Begitu sampai di dalam tenda, kamu pun sudah bisa melihat pukis dengan aneka varian rasa dengan tampilan yang cantik, siap untuk dicicipi satu per satu.
Mardjuki mengaku sudah mengurus lapak kue pukisnya sejak 1983. Kala itu, usianya masih 20-an. Dia mengaku membuka bisnis ini karena memang merasa passion-nya di bidang kuliner.
“Dulu saya itu pegawai di toko fesyen. Lalu pengin buka usaha di bidang kuliner. Setelah belajar sama teman, akhirnya memantapkan diri untuk membuka usaha ini,” ujar Mardjuki sebagaimana dilansir dari Kompas, Selasa (19/12/2023).
Awal membuka usaha, banyak rintangan yang dialami Mardjuki. Karena belum banyak dikenal, pembelinya tentu nggak banyak. Apalagi, terkadang di tempatnya membuka lapak, banjir menerjang. Kalau sudah begitu, tentu dia nggak bisa berjualan. Tapi, karena sudah bertekad untuk membuka usaha, dia nggak kapok.
Mardjuki juga terus berusaha memastikan kue-kue pukis yang dia jual memiliki rasa yang enak dan higienis. Berkat dedikasinya ini, pelanggan mulai berdatangan. Mereka pun melakukan promosi dari mulut ke mulut dan akhirnya membuat dagangannya semakin laris. Pada akhirnya, kini kue pukisnya justru dianggap sebagai salah satu jajanan legendaris di Kota Semarang.
“Setiap hari saya bisa menjual 550 kue pukis dari 6 kilogram adonan. Sekali masak itu tujuh menit, bisa masak 40 kue sekaligus. Biasanya dalam 3 jam sudah habis jualan saya,” ungkapnya sambil tersenyum lebar.
Yap, kamu nggak salah baca, Millens. Saking larisnya, dalam waktu tiga jam setelah Kue Pukis Petudungan buka pada pukul 16.30 WIB, biasanya Mardjuki sudah siap untuk menutup lapak. Bener-bener laris, ya?
Omong-omong, per kue pukis yang dijual di sana dibanderol Rp4 ribu. Varian rasa yang bisa kamu pilih adalah cokelat, cokelat pisang, moccacino, nanas, keju, sukade, dan stroberi. Hm, kombinasi rasa pukis yang mantap dan teksturnya yang lembut sepertinya memang sangat menggoda, ya?
Yuk kapan cicipi kue pukis petudungan Semarang yang legendaris ini? Kayaknya cocok banget dimakan pas malam-malam atau pas musim hujan seperti sekarang, Millens. (Arie Widodo/E10)