Inibaru.id – Saat berkunjung ke Korea pada musim gugur atau dingin, kamu mungkin bakal menjumpai banyak penjual Bungeoppang (dibaca 'bun-geo-ppang') di pinggir jalan, khususnya di area downtown Seoul. Penganan ini mudah dikenali karena berbentuk menyerupai ikan mas.
Dalam bahasa Korea, "bungeo" memang berarti ikan mas, sedangkan "ppang" adalah roti. Jadi, secara harfiah, kudapan itu merupakan roti berbentuk ikan mas. Umumnya, kue sejenis waffle tersebut berisikan pasta kacang merah, meski saat ini sudah tersedia isian coklat, keju, dan ubi.
Baca Juga:
Aglet; Kecil Barangnya, Besar ManfaatnyaBungeoppang paling cocok dinikmati saat masih hangat. Karena itulah kebanyakan penjual kue ini bakal membuatnya saat ada pesanan. Di sekitar Seoul, seporsi bungeoppang berisi 3-5 potong dibanderol sekitar 2.000 won atau sekitar 25 ribu rupiah.
Laiknya kebanyakan penganan tradisional Korea yang terinspirasi dari kudapan Jepang, bungeoppang pun setali tiga uang. Di Jepang, ia disebut Taiyaki. Kue manis ini terbuat dari adonan waffle yang diberi isian pasta kacang merah.
Sejak Awal Abad ke-20
Taiyaki kali pertama diperkenalkan di Jepang sekitar 1909. Kala itu, Seijiro Kobe, pemilik toko Naniwaya Sohonten berusaha mencari solusi agar kue Imagawayaki buatannya bisa laris. Imagawayaki adalah waffle berbentuk bulat yang sudah dikenal sejak era An’ei (1772-1781).
Imagawayaki yang dianggap nggak menarik secara visual kemudian diubah menjadi bentuk ikan. Seijiro membuat cetakan berbentuk ikan red seabream atau king of fish yang dianggap sebagai simbol keberuntungan. Di sana, ikan ini disebut "tai"; maka disebutlah taiyaki atau "ikan" panggang.
Selain menjadi simbol keberuntungan, alasan memilih bentuk red seabream adalah karena ikan ini dikenal sangat mahal. Maka, dengan membuat kue berbentuk ikan ini, masyarakat awam yang menjadi target market mereka pun serasa "mencicipi" ikan yang umumnya menjadi sajian seremoni penting itu.
Tanpa disangka, inovasi Seijiro disukai banyak orang dan taiyaki pun segera menjadi jajanan wajib di Negeri Sakura. Bahkan, saat Jepang menginvasi Korea sekitar 1910-1945, penganan itu juga ikut terbawa dan menjadi bagian dari masyarakat setempat dengan nama bungeoppang.
Membayangkan menikmati kue manis ini hangat-hangat pada musim dingin di Korsel bikin ngiler banget nggak, sih? Ha-ha. Bisa masuk daftar makanan yang perlu diburu saat ke Negeri Gingseng, nih! (Arie Widodo/E03)