Inibaru.id – Jika bicara tentang gudeg, yang terpikirkan biasanya adalah kuliner khas Jogja. Padahal, kamu juga bisa menemukan gudeg Solo, lo. Gudeg versi lain ini punya perbedaan dari gudeg khas Jogja, Millens.
Kalau menilik sejarah gudeg, kita bisa menariknya hingga ratusan tahun yang lalu. Bahkan, Gudeg sampai tercatat dalam Serat Centhini yang tinggi nilai sejarah. Di sini, tercatat gudeg manggar yang berbahan utama bunga kelapa dan dilengkapi dengan daging ayam, telur ayam, hingga ketupat.
Kala Pakubuwono X memerintah pada 1893 sampai 1939, gudeg juga masih jadi kuliner favorit para bangsawan. Padahal, pada masa itu, Bangsa Belanda sudah memperkenalkan hidangan Barat layaknya roti, selai, hingga sup.
“Pakubuwono X lebih doyan masakan lokal seperti gudeg pakis yang dibungkus daun pisang,” ungkap Sejarawan sekaligus pakar kuliner Heri Priyatmoko, April 2022.
Heri juga menyebut gudeg Jogja cenderung memiliki rasa manis dengan warna cokelat kemerahan. Hal ini disebabkan oleh digunakannya daun jati yang ikut dimasak dengan nangka dalam waktu lama. Sementara itu, gudeg Solo cenderung memiliki cita rasa yang lebih gurih.
“Gudeg Solo punya santan yang agak kental dengan warna lebih keputih-putihan,” terang laki-laki yang merupakan dosen sejarah dari Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tersebut.
Penyajian Gudeg Solo dan Gudeg Jogja Berbeda
Selain adanya perbedaan warna dan rasa, gudeg Solo dan gudeg Jogja juga punya perbedaan lain, yakni dari sisi penyajian. Gudeg Jogja mengedepankan nangka muda sebagai sajian utama dengan sajian tambahan seperti telur ayam atau telur bebek, daging ayam, tempe atau tahu bacem, serta krecek yang biasanya memiliki rasa pedas. Jika porsinya kecil, gudeg Jogja biasanya dibungkus dengan daun pisang. Tapi, jika porsinya besar, bisa ditempatkan di besek atau kendi.
Sementara itu, gudeg Solo biasanya disajikan dengan hidangan pelengkap berupa ceker, daun singkong, hingga kacang tholo. Di sejumlah tempat yang ada di Solo, terkadang gudeg dimakan dengan bubur hangat. Kamu pun seperti merasakan sensasi makan bubur sumsum.
Sejumlah pakar menyederhanakan perbedaan gudeg Jogja dan gudeg Solo dengan tingkat kekeringannya. Gudeg Jogja dianggap sebagai versi yang lebih kering dan lebih manis, sementara gudeg Solo dianggap sebagai versi yang lebih basah dan lebih gurih.
Kalau kamu, sudah pernah mencoba keduanya, Millens? (Jaw, Gnfi/IB09/E05)