Inibaru.id - Di dunia bisnis kuliner, mi ayam menjadi salah satu usaha yang banyak diminati orang karena mudah penyajiannya. Mi dan sayur tinggal dimasak sebentar di kuali, lalu disajikan dalam mangkuk beling bersama bumbu dan olahan ayam. Sederhana, tapi rasanya sungguh menggugah selera.
Namun, bisnis mi ayam nggak sesederhana itu. Penggunaan mangkuk beling yang banyak dengan intensitas tinggi acap membuat pengusaha mengeluarkan cost tambahan lantaran banyak mangkuk yang pecah. Solusinya, seorang penjual mi ayam di Kota Semarang, Jawa Tengah, mengganti mangkuk beling dengan wajan mini.
Berbahan aluminium, "mangkuk" mi ayam yang belakangan viral di media sosial tersebut dipastikan jauh lebih awet dan nggak gampang rusak. Dedi, pemilik Mie Ayam Wajan, bahkan mengklaim, hangatnya mi ayam bisa bertahan lebih lama setelah disajikan ke hadapan pelanggan.
Dedi nggak pernah menyangka apa yang dikreasikan itu justru mendapat respons positif masyarakat, bahkan sampai viral di media sosial lantaran dianggap unik dan, mungkin, instagenik.
"Tujuan awal kami murni, kalau pakai mangkuk (beling) gampang pecah; apalagi kalau harus bawa beberapa pesanan secara bersamaan,” terang Dedi di salah satu cabang warungnya yang berlokasi di kawasan Bangetayu.
Viral di Kota Lunpia, tapi siapa menyangka kalau sebetulnya Mie Ayam Wajan ini lebih dulu dibuat di Purwodadi, Kabupaten Grobogan? Dedi mengkungkapkan, kakaknyalah yang mengusulkan untuk mendirikan kedai mi ayam unik tersebut.
Sayang, respons masyarakat di sana ternyata kurang bagus. Dedi yang gulung tikar dari usaha penyetnya pun kemudian mengadu peruntungan dengan mendirikan usaha mi ayam wajan di Semarang. Rupanya, justru di tempat inilah keberuntungan menaungi lelaki kelahiran 1988 itu.
Tempatnya mendadak ramai. Respons masyarakat juga bagus. Dedi mengatakan, kendati berciri utama sama dengan kakaknya, yakni sama-sama menggunakan wajan mini, resep mi ayam miliknya berbeda dengan milik kakaknya.
"Kami memang nggak mau pakai resep yang sama. Harus mencari-cari sendiri resep yang cocok,” tegas Dedi.
Perlu kamu tahu, saat ini kamu bisa menjumpai empat cabang Mie Ayam Wajan di Semarang. Yang pertama di Jalan Gajah. Lalu, ada pula di daerah Medoho, Arteri, dan Bangetayu. Dari keempatnya, satu dikelolanya, dua cabang dikelola kakak Dedi, sedangkan satu lagi oleh istrinya.
Nah, keempat cabang tersebut memiliki resep mi ayam yang berbeda. Menurut Dedi, perbedaan resep tersebut ditujukan supaya pembeli lebih leluasa memilih warung mana yang lebih cocok dengan lidahnya.
Meski Mie Ayam Wajan baru dibuka dua bulan yang lalu, sajian unik yang ditawarkannya telah menarik banyak pelanggan dari berbagai usia. Bahkan, Dedi mengungkapkan bahwa warung pertamanya yang terletak di Jalan Gajah bisa menghabiskan hingga 15 kilogram mi per harinya. Wah!
Nah, nah, bingung mau cobain Mie Ayam Wajan yang mana? Kalau bingung, coba semuanya saja dulu, baru bandingkan perbedaannya! Ha-ha. (Bayu N/E03)