Inibaru.id - Sore itu, jalan masuk ke wisata Goa Kreo masuh tertutup portal. Meski nihil pengunjung, monyet-monyet penghuni objek wisata ini menyambut saya di pintu masuk. Seperti biasanya, monyet yang berada di wilayah atas memang nggak agresif. Meski sekitar tiga bulan ini mereka nggak bertemu wisatawan, kawanan ini nggak lantas jadi beringas.
Beberapa monyet sedang fokus dengan apa yang mereka lakukan, beberapa yang lain hanya menatap saya. Aneh juga, kenapa nggak mendekati saya? Apa mereka sudah kenyang? Atau tahu kalau saya nggak bawa apa-apa? He
Selama pandemi, objek wisata ini ditutup. Lalu bagaimana mereka makan?
Yuntik, salah seorang staf UPTD Goa Kreo yang setiap hari bertugas menjelaskan bahwa pihaknya rutin memberikan makan pada monyet-monyet di sana. Dalam sehari, petugas bakal memberikan makan monyet sebanyak tiga kali. Nggak heran, monyet-monyet di sana tampak ayem ketika saya berkunjung.
Selain itu, kata Yuntik, warga sekitar juga nggak jarang memberi hasil bumi untuk dimakan monyet.
“Warga sering ke sini bawa hasil bumi seperti ketela atau pisang untuk diberikan ke monyet,” ujar Yuntik.
Nggak cuma warga, para pedagang yang kini juga turut libur juga sesekali berkunjung untuk memberi pakan. Para pedagang ini mengaku bahwa hal tersebut merupakan suatu kepedulian karena monyet-monyet di Goa Kreo-lah yang menjadi daya tarik wisata dan menjadi jalan rezeki para pedagang.
“Kadang pedagang yang libur ada yang ke sini, katanya ingat sama monyet di sini lalu diberi makan. Kata mereka monyet di sini yang menjadi (lantaran) rezeki mereka,” jelas Yuntik.
Apa yang disampaikan Yuntik bikin saya berpikir bahwa memang sudah seharusnya manusia tahu kapan harus solider dan berterima kasih pada siapa pun atau apa pun. Bagimu yang pengin kasih makan monyet di Embung Jatibarang ini, kamu bisa menyerahkannya ke petugas yang berjaga ya, Millens! Hitung-hitung mengobati kerinduanmu pada Goa Kreo. (Zulfa Anisah/E05)