Inibaru.id - Pernah dengar kabar kalau Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia, justru sibuk membeli lahan pertanian? Padahal, dia terkenal sebagai bos teknologi. Kini, Gates sudah menguasai lebih dari 242 ribu hingga 275 ribu acre lahan pertanian di Amerika Serikat. Dia bahkan membangun ekosistem pertanian masa depan dengan bibit tahan iklim ekstrem, teknologi irigasi pintar, hingga sistem pertanian regeneratif.
Lalu, kenapa orang sekaya itu repot-repot bertani? Jawabannya sederhana; pangan adalah masa depan.
Hal inilah yang diingatkan Ketua DPRD Jateng Sumanto, saat menemui petani dalam acara Sosialisasi Penggunaan Pupuk Organik Cair di Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar. Dia menegaskan, sektor pertanian dan peternakan adalah tulang punggung ekonomi yang nggak akan bisa digantikan oleh Artificial Intelligence (AI) sekalipun.
“Semua bisa dijadikan mesin, pakai AI. Tapi pertanian dan peternakan, sampai kapan pun, tetap dibutuhkan manusia,” ucapnya.
Sumanto mencontohkan bagaimana dunia kini mulai melirik kembali sektor yang dulu sering diremehkan. Dia melihat, bukan hanya Gates, tapi juga banyak miliarder lain yang mulai menanam investasi di pertanian dan peternakan. “Kalau orang-orang kaya saja memborong lahan, kenapa kita yang memang hidup dari pertanian justru mundur?” ujarnya.
Menurutnya, pandemi dan berbagai krisis ekonomi sudah membuktikan: pertanian dan peternakan adalah sektor yang paling tahan banting. Karena itu, dia mengajak masyarakat, terutama generasi muda untuk nggak malu menggeluti bidang ini. Justru di sanalah peluang usaha, lapangan kerja, dan kemandirian pangan bisa diwujudkan.
Bukan hanya soal sawah, Sumanto juga mendorong pemanfaatan lahan tidur dan pekarangan rumah. “Tidak perlu menunggu punya lahan luas. Urban farming, ternak ayam, kambing, ikan, atau menanam sayur-sayuran di pekarangan, itu semua bisa dilakukan,” katanya memberi semangat.
Agar semakin kuat, dia menekankan pentingnya riset, pelatihan, bibit unggul, akses permodalan, hingga pemasaran. Pemerintah daerah, kata dia, harus hadir lewat program yang nyata, bukan sekadar janji.
Di tengah gempuran teknologi, Sumanto seolah memberi pengingat agar jangan sampai masyarakat desa hanya jadi penonton saat banyak pihak luar berinvestasi di pertanian dan peternakan. Sebab, masa depan bukan hanya soal robot atau AI, tapi juga nasi di piring dan lauk pauk di meja makan. Setuju nggak, Gez kalau pemerintah harus memberi perhatian lebih agar banyak anak muda melirik profesi petani? (Siti Zumrokhatun/E05)
