Inibaru.id – Malam itu, suasana Desa Suruh di Tasikmadu, Karanganyar, terasa berbeda. Alunan gamelan mengiringi suara wayang yang tampil luwes di layar kelir. Yap, pementasan wayang kulit kembali digelar di halaman rumah Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, Jumat (16/5/2025) malam.
Yang menarik, pentas dibuka oleh dalang cilik, Gibran Maheswara, lewat lakon “Kangsa Adu Jago.” Disusul lakon utama “Pendadaran Siswa Sokalima” oleh Ki Anggit Laras Prabowo dan Ki Canggih Tri Atmaja. Komplet dan meriah!
"Wayang bukan sekadar tontonan, tetapi tuntunan yang mengandung nilai-nilai kehidupan,” ujar Sumanto.
Pementasan ini bukan yang pertama. Bahkan, sudah jadi agenda rutin tiap selapan atau 35 hari sekali. Sumanto berharap, lewat acara seperti ini, masyarakat terutama generasi muda bisa kembali dekat dengan budaya sendiri.
"Kami ingin anak-anak mengenal dan mencintai budaya sejak dini,” katanya.
Nggak heran kalau warga dari berbagai daerah datang menyaksikan. Menurut Sumanto, antusiasme itu jadi bukti bahwa wayang kulit belum kehilangan tempat di hati masyarakat.
Ketua Paguyuban Dalang Karanganyar, Sulardiyanto, pun mengapresiasi konsistensi Sumanto. Menurutnya, langkah ini penting di tengah derasnya hiburan digital yang makin menggeser tontonan tradisional.
“Terima kasih Pak Sumanto sudah sedia ruang dan panggung bagi para dalang. Ini penguat semangat kami,” ujarnya.
FYI, tokoh Keraton Surakarta, KGPH Benowo, juga hadir malam itu. Dia menyebut Sumanto sebagai contoh pemimpin yang peduli pada pelestarian seni tradisional.
"Beliau sosok pejabat yang peduli terhadap pelestarian seni tradisional, khususnya wayang kulit,” ucapnya.
Dia mengakui jika sayang kulit sejatinya masih memiliki hati di tengah masyarakat. "Masyarakat dari berbagai daerah datang, ini bukti bahwa wayang masih dicintai,” ungkapnya.
Menurutnya, wayang itu membentuk karakter. Di balik cerita pewayangan, ada nilai-nilai luhur yang masih relevan untuk kehidupan sekarang.
Di sisi lain, kesuksesan pagelaran itu membuat Sumanto optimistis. Dia meyakini, selama ada edukasi budaya sejak dini, wayang kulit akan tetap hidup dan dicintai. "Wayang akan tetap hidup selama kita terus merawatnya bersama,” tutupnya.
Nonton sayang memang seru ya? Kamu juga suka kan, Millens? (Siti Zumrokhatun/E01)