Inibaru.id – Musim hujan belum benar-benar usai, tapi belakangan ini kita merasakan suhu panas ekstrem di Indonesia. Kebetulan, di negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan lainnya juga sedang terjadi gelombang panas alias heat wave. Apakah kita sebenarnya juga sedang dilanda fenomena cuaca yang sama?
Per data yang diungkap Accuweather sebagaimana yang dirangkum akun Twitter @climateaidil pada Rabu (1/5/2024), Ibu Kota Laos, Vientiane mencatat rekor suhu 47 derajat Celcius, Phnom Penh di Kamboja mencapai 44 derajat Celcius, Bangkok di Thailand mencatat suhu 43 derajat Celcius, Hanoi di Vietnam mencapai 42 derajat Celcius, dan Manila mencapai 41 derajat Celcius.
Saking parahnya gelombang panas di negara-negara tersebut, Filipina dan Laos sampai mengeluarkan aturan anak nggak perlu datang ke sekolah. Thailand juga mengeluarkan peringatan terkait dengan suhu udara di luar ruangan yang bisa membahayakan kesehatan. Lantas, mengapa Indonesia nggak sampai mengeluarkan rekomendasi yang sama?
Suhu di Indonesia memang masih berada di angka 30-37 derajat Celcius. Tapi, real feel-nya bisa mencapai 40-an derajat Celcius. Oleh karena itu, banyak orang mengira jika kita juga mengalami gelombang panas layaknya di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Tapi, ternyata menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kita nggak sedang mengalaminya.
“Jika ditilik secara karakteristik fenomenanya, suhu panas di Indonesia disebabkan karena gerak semu matahari yang merupakan siklus biasa yang terjadi setiap tahun. Artinya, suhu panas seperti sekarang sebenarnya dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto sebagaimana dilansir dari Mediaindonesia, Rabu (1/5).
Lebih dari itu, Indonesia memiliki karakteristik perubahan cuaca dan dinamika atmosfer yang berbeda dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya karena dilintasi garis ekuator dan dikelilingi perairan yang luas. Ditambah dengan data suhu udara maksimum dalam seminggu terakhir, BMKG pun memastikan bahwa suhu panas belakangan ini melanda Indonesia memang bukan karena heat wave.
“Syarat untuk menentukan suatu wilayah dilandai gelombang panas adalah suhu udara maksimum naik 5 derajat Celcius dari suhu rata-rata maksimum harian dan muncul lima hari berturut-turut. Di Indonesia nggak terjadi yang seperti itu. Di sini penyebabnya adalah kondisi suhu panas harian yang umumnya disebabkan oleh cuaca cerah pada siang hari pada saat gerak semu matahari ke arah utara belakangan ini,” lanjutnya.
Meski bukan gelombang panas, ada baiknya kamu lebih waspada dengan suhu panas ekstrem ini ya, Millens? Jika keluar rumah, pakailah pelindung seperti topi atau payung agar nggak terpapar sinar matahari langsung. Jika perlu, gunakan tabir surya, deh. Setuju? (Arie Widodo/E10)