inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Simpang Siur Keberadaan Kuburan Njambul di Tugurejo
Sabtu, 8 Okt 2022 15:19
Penulis:
Inibaru Indonesia
Inibaru Indonesia
Bagikan:
Jalan Raya Tugu yang dianggap angker pengendara karena kerap terjadi kecelakaan. (Solopos/Adhik Kurniawan)

Jalan Raya Tugu yang dianggap angker pengendara karena kerap terjadi kecelakaan. (Solopos/Adhik Kurniawan)

Berdasarkan cerita masyarakat sekitar, dahulunya di tengah Jalan Raya Tugu di Semarang ada sebuah makam yang kerap disebut Kuburan Njambul. Disebut demikian karena batu nisannya menyembul ke tengah jalan. Konon, makam ini milik seorang perempuan yang kerap disebut perawan kawak.

Inibaru.id – Sebagai jalur utama, Jalan Raya Tugu di Kota Semarang setiap hari ramai dilalui kendaraan. Meski tampak seperti jalur utama lainnya, ada satu kisah misteri yang menyelimutinya, yaitu keberadaan kuburan atau makam kembar di Tugurejo, Kota Semarang.

Disebut kuburan kembar karena dulu ada dua tempat permakaman yang saling berdekatan. Namun pada 1990-an, kuburan di sebelah selatan dipindah untuk pembangunan jalan sehingga hanya menyisakan kuburan utara. Pemindahan makam ini diselimuti kisah horor dengan adanya kuburan Njambul. Belum lagi, banyak peristiwa kecelakaan lalu lintas di lokasi itu semakin membumbui keangkerannya.

Berdasarkan cerita masyarakat sekitar, disebut Kuburan Njambul karena batu nisannya kerap menyembul ke tengah jalan.

Kalau kamu pas lewat, mungkin sudah nggak bakal menemukannya lagi karena sudah terbenam beton mulai akhir 2014 silam ketika pembenahan jalan. Kata orang-orang, akhirnya patok itu nggak lagi menyembul setelah berulang kali ditimbun bahkan dicabut.

Hingga kini, masyarakat masih nggak tahu makam siapa yang ada di tengah jalan tersebut. Tapi banyak orang percaya bahwa makam tersebut adalah milik seorang perempuan yang sering disebut-sebut sebagai perawan kawak.

“Sosok perawan kawak ini pun mitosnya kerap menampakan diri di tingkungan TPU Tugurejo hingga membuat pengendara terkejut dan terjadi kecelakaan,” tulis Adhik Kurniawan dalam Misteri Kuburan Kembar Tugurejo Semarang dan Sosok Perawan kawak sebagaimana dikutip dari GNFI, Kamis (6/10/2022).

Kisah Kuburan Kembar

Warga percaya makam Njambul itu berhubungan dengan sosok perempuan yang disebut "Perawan Kawak". (MNC Portal via Okezone)
Warga percaya makam Njambul itu berhubungan dengan sosok perempuan yang disebut "Perawan Kawak". (MNC Portal via Okezone)

Diceritakan Anwari, warga sekitar kuburan kembar tersebut dipindahkan sekitar tahun 90 an akibat proyek pelebaran jalan. Kini hanya makam di sisi utara saja yang dikenal dengan TPU Tugurejo.

“Makam itu berada di sisi selatan jalan sehingga hanya sisa makam di sisi utara yang kini dikenal sebagai TPU Tugurejo,” kata Anwari yang diwartakan Kompas.

Pemindahan hanya dilakukan pada makam yang jelas keluarganya. Sedangkan untuk makam-makam yang nggak diketahui siapa keluarganya karena nisan sudah nggak ada, maka akan dibiarkan untuk ditindih aspal.

Anwari juga bercerita kalau dahulu TPU Tugurejo disebut sebagai Makam Salaman Mulyo. Tapi masyarakat lebih mengenalnya sebagai Kuburan Kembar. Menurutnya, banyak makam yang akhirnya terkubur di bawah jalan.

Sementara itu, dirinya mengakui kecelakaan kerap terjadi di area tersebut, terutama menjelang bulan Syuro (Muharam –red). Pernah, suatu ketika terjadi kecelakaan yang merenggut lima nyawa.

Para korban selamat, kata Anwari mengaku melihat penampakan seorang perempuan yang melintas.

Sebelumnya juga pernah terjadi kecelakaan besar di jalur yang menikung baik dari arah timur maupun barat. Salah satu di antaranya ialah kecelakaan bus yang memakan hampir setengah penumpang bus.

“Supir truk maupun kernet yang meninggal juga banyak kejadian,” terangnya.

Mengais Rezeki dari Mitos

Keberadaan mitos memang kerap ditumpangi kepentingan tertentu. Hal ini juga terjadi di jalur ini. Lantaran dikeramatkan, para sopir bus dan truk kerap melemparkan koin.

Istilah melempar koin ketika melintas area yang dikeramatkan ini disebut dengan sawur. Kebiasaan itu rupanya berlangsung selama belasan tahun. Nah, kondisi ini dimanfaatkan para warga untuk mengais rezeki.

Mereka mengumpulkan koin dari Taman Lele ke timur sampai di jalur keramat itu. Satu orang bisa mengumpulkan Rp10.000 sampai Rp20.000 tiap malam setiap hari. Karena kegiatan ini berbahaya, akhirnya memakan korban.

“Orang itu sudah meninggal setahun lalu. Meninggal juga tak wajar karena baru diketahui tiga hari kemudian. Sekarang tidak ada yang berani seperti itu,” ungkapnya.

Predikat angker dan kerap memakan korban akibat kecelakaan memang nggak ditampik tokoh masyarakat Tugurejo, Sumarto. Tapi, dirinya nggak membenarkan keberadaan kuburan Njambul.

“Memang di situ terkenal angker (kerap memakan korban). Tapi, makam itu di tengah jalan tidak benar,” jelasnya.

Hm, jadi mana yang benar? Di luar ada atau nggaknya makam tersebut, memang sudah seharusnya pengendara berhati-hati ketika melintas. Setuju, Millens? (Siti Zumrokhatun/E07)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved