Inibaru.id - Bikini, pakaian renang dua potong yang kini menjadi ikon dalam industri mode, memiliki sejarah panjang yang penuh kontroversi dan perubahan sosial.
Desainnya yang memamerkan lebih banyak kulit dibandingkan pakaian renang tradisional sempat memicu perdebatan besar di berbagai belahan dunia, sebelum akhirnya diterima sebagai simbol kebebasan dan ekspresi diri.
Awal Mula: Kuno dan Terlupakan
Meskipun bikini modern baru populer di abad ke-20, bukti arkeologis menunjukkan bahwa konsep pakaian renang dua potong sudah ada sejak zaman kuno. Mosaik dari Villa Romana del Casale di Sisilia, Italia, yang berasal dari abad ke-4 Masehi, menggambarkan perempuan mengenakan pakaian mirip bikini saat melakukan aktivitas atletik.
Namun, seiring berjalannya waktu, desain tersebut tampaknya terlupakan dan nggak diadopsi dalam budaya Barat hingga ribuan tahun kemudian.
Kebangkitan di Abad ke-20
Bikini yang kita kenal sekarang lahir pada tahun 1946, dirancang oleh Louis Réard, seorang insinyur otomotif yang beralih menjadi desainer mode asal Prancis. Saat itu, Prancis baru saja pulih dari Perang Dunia II, dan keinginan untuk kembali bersenang-senang serta menghidupkan kembali dunia mode semakin kuat.
Inspirasi Réard untuk menciptakan bikini datang dari kompetisi untuk merancang pakaian renang yang semakin berani, menyusul tren pasca-perang untuk menampilkan siluet tubuh yang lebih terbuka.
Bikini ciptaan Réard dinamai berdasarkan atol Bikini di Samudra Pasifik, tempat uji coba bom atom oleh Amerika Serikat. Réard berharap kreasinya akan "meledak" di kalangan publik seperti halnya uji coba nuklir tersebut. Namun, penampilannya yang sangat minim dibandingkan pakaian renang konvensional saat itu langsung menuai kritik tajam dari kalangan konservatif.
Penolakan, Kontroversi hingga Penerimaan
Ketika pertama kali diperkenalkan di Paris pada 5 Juli 1946, hampir nggak ada model profesional yang berani mengenakan bikini. Akhirnya, Micheline Bernardini, seorang penari di Casino de Paris, yang bersedia memamerkan desain tersebut di sebuah kolam renang umum. Publikasi bikini di media memicu reaksi beragam. Beberapa pihak menganggapnya terlalu vulgar dan nggak pantas, sementara yang lain menganggapnya sebagai bentuk revolusi mode.
Bahkan di beberapa negara, seperti Spanyol, Italia, dan sebagian Amerika Serikat, bikini sempat dilarang selama beberapa tahun. Namun, seiring waktu, penolakan terhadap bikini mulai melunak, terutama setelah bintang film Hollywood, seperti Brigitte Bardot dan Marilyn Monroe, mulai mengenakannya dalam film dan sesi foto.
Era 1960-an menjadi titik balik bagi popularitas bikini. Perubahan sosial yang didorong oleh gerakan kebebasan seksual dan hak-hak perempuan membuat bikini semakin diterima oleh masyarakat. Pakaian renang ini mulai dilihat sebagai simbol kebebasan individu dan kekuatan feminin. Lagu populer "Itsy Bitsy Teenie Weenie Yellow Polka Dot Bikini" yang dirilis pada tahun 1960 juga membantu meningkatkan popularitas bikini, terutama di kalangan anak muda.
Hingga kini, bikini telah berevolusi menjadi berbagai gaya dan desain yang beragam, mulai dari yang sangat minimalis hingga yang lebih tertutup. Nggak hanya di pantai, bikini kini juga menjadi bagian dari dunia olahraga, seperti dalam kompetisi voli pantai dan selancar.
Bikini dan Budaya Modern
Saat ini, bikini dianggap sebagai bagian integral dari mode pantai dan gaya hidup santai. Berbagai label mode terus mengembangkan inovasi desain bikini, menyesuaikannya dengan kebutuhan akan kenyamanan, estetika, dan keberlanjutan. Selain itu, banyak gerakan yang mendorong keberagaman tubuh dan inklusi, sehingga bikini nggak lagi identik dengan satu jenis tubuh tertentu.
Dari penemuan kontroversial hingga menjadi simbol kebebasan dan kekuatan perempuan, perjalanan sejarah bikini mencerminkan perubahan besar dalam pandangan sosial mengenai tubuh, mode, dan ekspresi diri.
Menarik ya? Kalau kamu setuju nggak mode ini menjadi cermin ekspresi diri, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)