inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Sadari Batas Kemampuan Diri Saat Lari, Jangan Gengsi untuk Berhenti!
Selasa, 22 Okt 2024 16:21
Bagikan:
Jangan paksakan terus berlari jika tubuhmu sudah sangat kelelahan. (adksports)

Jangan paksakan terus berlari jika tubuhmu sudah sangat kelelahan. (adksports)

Ketika tubuh sudah memberikan sinyal kelelahan, berhenti di tengah lintasan bukanlah sebuah kegagalan. Jangan biarkan gengsi mengalahkan pentingnya menjaga kesehatan, karena memaksakan diri bisa berujung pada risiko serius seperti cedera, dehidrasi, hingga serangan jantung.

Inibaru.id - Lomba lari atau maraton saat ini tengah menjadi tren di kalangan pencinta olahraga. Apalagi akhir-akhir ini, banyak orang berlomba-lomba memamerkan piagam dan medali yang berhasil diraih dari mengikuti lomba lari.

Namun, dalam euforia mengikuti lari, penting untuk selalu menyadari kemampuan tubuh sendiri. Mengikuti tren memang menyenangkan, tetapi menjaga kesehatan adalah prioritas utama.

Berhenti di tengah lintasan maraton bukanlah sesuatu yang perlu dianggap memalukan. Jika tubuh sudah menunjukkan tanda-tanda kelelahan atau rasa sakit yang nggak bisa diabaikan, itu adalah sinyal bahwa tubuh membutuhkan istirahat. Menekan diri untuk terus berlari hanya demi gengsi bisa berakibat fatal.

Banyak pelari profesional yang juga menyadari pentingnya mendengarkan tubuh. Mengetahui kapan harus berhenti bukan berarti gagal, melainkan langkah bijak untuk mencegah cedera yang lebih serius. Pada akhirnya, kesehatan jangka panjang jauh lebih penting daripada ambisi sesaat.

Risiko Jika Nekat Terus Berlari

Kenali sinyal lelah dari tubuhmu. (Antara Foto)
Kenali sinyal lelah dari tubuhmu. (Antara Foto)

Jika kamu memaksakan diri untuk terus berlari saat tubuh sudah memberikan sinyal kelelahan, berbagai risiko kesehatan serius bisa terjadi. Berikut beberapa risiko yang mungkin timbul:

Cedera Otot dan Sendi

Memaksakan tubuh yang lelah untuk terus berlari dapat menyebabkan cedera seperti kram, tegang otot, robekan ligamen, dan masalah sendi. Ini bisa mengakibatkan pemulihan yang lama dan bahkan menghentikan aktivitas olahraga untuk jangka waktu yang panjang.

Dehidrasi dan Ketidakseimbangan Elektrolit

Kelelahan berlebihan bisa menyebabkan dehidrasi, terutama jika tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat. Dehidrasi yang parah dapat mengganggu fungsi organ vital, sementara ketidakseimbangan elektrolit dapat memicu kram otot, detak jantung nggak teratur, atau bahkan kolaps.

Serangan Jantung

Pada kasus yang lebih ekstrem, memaksa tubuh terus berlari dalam kondisi kelelahan bisa meningkatkan risiko serangan jantung, terutama jika ada riwayat penyakit jantung. Ini disebabkan oleh beban berlebih pada sistem kardiovaskular yang sudah berada dalam tekanan tinggi.

Heatstroke (Serangan Panas)

Ketika tubuh terlalu panas dan tidak mampu lagi mengatur suhu secara efektif, risiko heatstroke meningkat. Kondisi ini berpotensi fatal, karena dapat menyebabkan kegagalan organ, kejang, atau kerusakan otak.

Kelelahan Ekstrem (Exertional Fatigue)

Kelelahan yang terlalu parah dapat menyebabkan seseorang pingsan di tengah lintasan, berpotensi jatuh dan mengalami cedera fisik lainnya. Pada beberapa kasus, kelelahan berlebihan dapat menyebabkan koma.

Mendengarkan tubuh dan berhenti ketika diperlukan adalah tindakan bijak untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Ambisi untuk menyelesaikan maraton atau memenuhi gengsi pribadi nggak sebanding dengan risiko kesehatan yang mengancam nyawa.

Yuk ah jangan gengsi untuk berhenti. Semua demi kesehatanmu kok! (Siti Zumrokhatun/E05)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved