BerandaHits
Sabtu, 18 Okt 2025 11:01

Saat Takut, Terkejut, atau Terharu, Kok Kulit Jadi Merinding Ya?

Penulis:

Saat Takut, Terkejut, atau Terharu, Kok Kulit Jadi Merinding Ya?Arie Widodo
Saat Takut, Terkejut, atau Terharu, Kok Kulit Jadi Merinding Ya?

Ilustrasi kulit merinding. (Freepik)

Selain karena suhu udara, terkadang kita merinding saat takut, terkejut, atau terharu atas sesuatu. Kok bisa sih perasaan juga bisa bikin kita merinding? Berikut penjelasannya.

Inibaru.id - Saat merasa takut, terkejut, atau melihat sesuatu yang mengharukan, terkadang kulit jadi merinding. Kepikiran nggak mengapa hal ini bisa terjadi?

Sebenarnya sih, kita juga merinding saat cuaca terasa dingin. Tapi, saat cuaca sedang hangat atau panas sekalipun, saat mengalami kondisi yang terkait dengan kondisi emosional seperti yang disebutkan tersebut, kulit jadi merinding.

Fenomena ini, yang dalam istilah ilmiah dikenal dengan piloereksi, melibatkan tubuh kita dalam cara yang cukup menarik, lo.

Penjelasannya begini. Merinding terjadi saat otot kecil di sekitar folikel rambut kita yang disebut arrector pili, berkontraksi. Ketika otot-otot ini menegang, rambut kita tertarik ke atas dan kulit kita tampak bertekstur, menciptakan efek tonjolan kecil yang kita kenal sebagai merinding.

Reaksi ini bisa dipicu oleh perubahan suhu, tetapi juga bisa muncul akibat perasaan takut, terharu, atau terkejut. Menariknya, fenomena merinding ini sebenarnya merupakan warisan dari masa lalu ketika manusia masih memiliki lebih banyak bulu tubuh, seperti mamalia lainnya.

Pada hewan, merinding berfungsi untuk menjaga suhu tubuh dengan mengumpulkan udara hangat di antara rambut atau membuat tubuh terlihat lebih besar saat terancam. Meski manusia kini tidak lagi berbulu tebal, respons ini tetap ada, meski fungsinya lebih sering terkait dengan reaksi emosional daripada suhu.

Merinding bisa terkait dengan perasaan kita. (Pixabay/kropekk_pl)
Merinding bisa terkait dengan perasaan kita. (Pixabay/kropekk_pl)

Bagaimana tubuh merespons perasaan kita melalui merinding? Semua ini berawal dari otak kita. Ketika kita merasa terancam atau terkejut, sistem saraf otonom kita yang merupakan bagian dari tubuh yang mengatur respons fight-or-flight mengirimkan sinyal ke otot-otot kecil di kulit untuk berkontraksi.

Hal yang sama juga terjadi saat kita merasakan emosi yang kuat, seperti saat mendengarkan musik yang menyentuh hati atau melihat pemandangan yang mengharukan. Otak kita merespons situasi ini dengan memicu reaksi fisiologis yang sama, termasuk merinding.

Peneliti Jonathon McPhetres dari Universitas Durham menjelaskan bahwa kita sebenarnya sering merinding, hanya saja kita jarang menyadarinya. Bahkan saat menonton film horor atau mendengar cerita menegangkan, tubuh kita bisa bereaksi seolah-olah kita sedang menghadapi ancaman nyata. Hal ini terjadi karena otak kita memproses situasi dengan cara yang serupa, mengaktifkan mekanisme yang sama seperti saat kita berada dalam bahaya.

Namun, tidak semua merinding terkait dengan perasaan takut. Misalnya, banyak orang merasakan sensasi merinding saat mendengarkan musik yang luar biasa atau menyaksikan momen yang menggetarkan hati. Ini adalah bentuk dari frisson, sensasi emosional yang menggugah, yang bisa terjadi tanpa adanya ancaman atau ketakutan fisik.

Singkatnya, meski merinding sering kita kaitkan dengan suhu dingin, tubuh kita ternyata bisa merespons dengan cara yang sama terhadap berbagai rangsangan emosional, baik itu ketakutan, terharu, atau bahkan keindahan yang luar biasa. Fenomena ini menunjukkan betapa kompleks dan terhubungnya tubuh kita dengan perasaan yang kita alami. Keren kan tubuh kita, Gez? (Arie Widodo/E07)

Tags:

Inibaru Indonesia Logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Sosial Media
A Group Member of:
medcom.idmetro tv newsmedia indonesialampost

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved