inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Saat AI Masuk Dunia Seni: Apakah Nilai Karya Manusia Akan Tergeser?
Rabu, 23 Apr 2025 17:33
Bagikan:
Bagaimana nasib para seniman di tengah maraknya pemanfaatan AI. (via portalpublikasi)

Bagaimana nasib para seniman di tengah maraknya pemanfaatan AI. (via portalpublikasi)

Kecerdasan buatan semakin mampu menciptakan karya seni yang menakjubkan, namun muncul kekhawatiran akan tergesernya nilai-nilai emosional dan kemanusiaan yang melekat pada seni buatan manusia.

Inibaru.id - Perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah mencapai titik yang mengagumkan, terutama dalam bidang kreatif. AI kini mampu menghasilkan karya seni visual, musik, sastra, hingga film pendek yang nyaris sulit dibedakan dari buatan manusia. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran bahwa AI akan menggeser nilai benda seni yang selama ini lekat dengan ekspresi, emosi, dan pengalaman manusia.

Karya seni pada dasarnya bukan hanya tentang hasil akhir yang indah atau teknis yang sempurna. Seni merupakan cerminan dari perjalanan batin, respons terhadap realitas, serta ekspresi budaya dan nilai-nilai kemanusiaan. Ketika sebuah lukisan dibuat oleh pelukis, atau puisi lahir dari pengalaman hidup seorang penyair, ada elemen rasa yang menyertai —sesuatu yang sulit dijelaskan secara logis, dan itulah yang membuat seni manusia bernilai tinggi.

AI, meskipun dapat meniru gaya dan pola, bekerja berdasarkan data dan algoritma. Ia nggak memiliki perasaan, pengalaman pribadi, atau jiwa yang menjadi ruh dalam sebuah karya seni.

Karya yang dihasilkan AI bisa menakjubkan secara teknis, namun kerap dianggap kosong secara emosional. Ini yang membedakan antara karya seni buatan manusia dan hasil rekayasa mesin.

Benda seni mengandung goresan emosi seniman yang nggak akan bisa disamai. (Freepik)
Benda seni mengandung goresan emosi seniman yang nggak akan bisa disamai. (Freepik)

Namun, bukan berarti AI nggak punya tempat dalam dunia seni. Kehadirannya justru membuka peluang baru: kolaborasi antara manusia dan mesin. AI dapat menjadi alat bantu bagi seniman untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif yang sebelumnya nggak terpikirkan. Dengan teknologi ini, batas antara seni konvensional dan digital bisa semakin cair, memperluas definisi seni itu sendiri.

Kekhawatiran bahwa AI akan menggantikan peran seniman sebaiknya dijawab dengan penguatan nilai-nilai kemanusiaan dalam seni. Masyarakat perlu tetap menghargai konteks, proses kreatif, dan pesan yang terkandung dalam karya seni buatan manusia.

Apresiasi terhadap nilai orisinalitas dan kejujuran emosional dalam berkarya harus dijaga agar nggak tergerus oleh kepraktisan teknologi.

Kesimpulannya, AI memang bisa menciptakan seni, tapi nggak dapat sepenuhnya menggantikan makna mendalam di balik setiap guratan kuas atau rangkaian kata yang dibuat manusia. Justru di era digital ini, sentuhan manusia dalam seni menjadi semakin berharga dan nggak tergantikan.

Kalau menurutmu, apakah AI bakal menggantikan kreativitas manusia, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved