Inibaru.id – Di hampir semua toko roti atau bakery di Indonesia, pasti ada roti meses yang diolesi margarin. Bahkan, terkadang kita juga membuatnya sendiri rumah. Tanpa disadari, roti meses yang sangat populer di Indonesia ini adalah warisan kolonial Belanda, lo. Nggak percaya? Yuk simak cerita ini, Millens.
Nah, kita bahas soal sejarah margarin dan meses dulu, ya Millens. Jadi begini nih, ceritanya. Khusus untuk margarin yang memang sering dijadikan olesan roti. Ternyata, margarin ini kali pertama populer di dunia kuliner di Belanda, lo. Hal ini diungkap dalam Developing Food Products for Consumers with Specific Dietary Needs Journal.
Dalam jurnal ini, disebutkan bahwa margarin kali pertama dibuat sekaligus dijual di Belanda. Yang punya paten kali pertama untuk bahan makanan ini juga perusahaan Belanda bernama Jurgens & Co pada 1902. Saat itu, margarin pun mulai dipakai sebagai pengganti butter yang memakai bahan lemak sapi yang semakin mahal.
Nah, soal meses atau meises, juga mulai populer di Belanda, lo. Yang menarik, dari negara asalnya, namanya malah Hagelslag. Kalau diartikan sih ya, artinya adalah potongan-potongan gula berukuran kecil. Fungsi meises sebagaimana saat ditemukan kali pertama juga masih mirip dengan sekarang, yakni dijadikan taburan atau topping pada roti tawar putih atau roti gandum.
Menurut keterangan dari Arsip Kota Amsterdam, meses ditemukan di Ibu Kota Belanda ini pada 1800-an. Penemunya adalah B.E. Dieperink. Namun, sebenarnya sejak 1400-an, orang Belanda juga mengenal rusk, taburan yang bentuknya mirip seperti meses dan ditempatkan pada biskuit.
Yang kali pertama memproduksi secara komersil taburan meses ini adalah perusahaan gula dari Negeri Kincir Angin bernama Venco pada 1919. Pada 1928, perusahaan lain bernama De Ruijter membuat meses dengan varian rasa yang berbeda seperti jeruk, lemon, hingga raspberry. Kalau meses cokelat, yang mempopulerkannya adalah perusahaan gula Venz, Millens.
Satu hal yang pasti, popularitas meses semakin meningkat sejak Perang Dunia II usai. Varian dari meses pun semakin banyak di dunia dan disesuaikan dengan selera masyarakat di masing-masing wilayah.
Omong-omong soal nama meses, kabarnya sih dikenal dengan nama ini gara-gara ada produk komersial dari hagelshag yang bernama Muisjes. Ya lidah orang Indonesia akhirnya mengadopsinya dengan meses, deh.
Meses awal mulanya populer di Belanda dan negara tetangganya, Belgia. Setelahnya, warga negara-negara bekas koloni Belanda seperti Suriname, Antillen Belanda, serta Indonesia juga menyukainya.
Hm, jadi memang bisa dikatakan roti meses ini memang warisan kolonial Belanda, ya Millens. (Saj,Kom/IB09/E05)