Inibaru.id – Agnes Gracia, pacar dari Mario Dandy, tersangka kasus penganiayaan David Ozora dijadwalkan menjalani sidang pada hari ini, Rabu (29/3/2023). Kasusnya menarik perhatian banyak orang nggak hanya karena menyeret sejumlah kasus yang lebih besar di kementerian dan instansi pemerintahan, melainkan juga karena usianya yang masih 15 tahun.
Nggak hanya Agnes satu-satunya anak di bawah umur yang harus berhadapan dengan hukum. Anak berusia 15 tahun dengan inisial K dari Kota Semarang sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kecelakaan sepeda motor di Jalan Mayjen Sutoyo, Kampung Kali, Kota Semarang. Peristiwa nahas itu menewaskan Vito Raditya.
Layaknya kasus Agnes, banyak orang bertanya-tanya apakah anak atau remaja di bawah umur akan tetap terkena hukuman jika melanggar hukum atau hanya mendapatkan pembinaan.
Apalagi, belakangan ini kasus kejahatan yang dilakukan remaja semakin merajalela. Klitih, geng motor, tawuran, dan aksi kekerasan lain seolah-olah menjadi kabar harian yang membuat siapa saja miris.
Banyak yang menuding, karena nggak akan dihukum berat, anak di bawah umur itu jadi berani melakukan tindak kriminal.
Untungnya, anggapan bahwa anak atau remaja di bawah umur nggak bisa dikenakan hukuman pidana dibantah oleh pakar hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) Profesor Dr Marcus Priyo Gunarto.
Memang, anak dengan usia di bawah umum bisa mendapatkan diversi alias penyelesaian perkara dengan cara lain sehingga nggak perlu diproses di peradilan pidana. Tapi, Priyo menyebut nggak semua kejahatan yang dilakukan anak di bawah umur harus diproses dengan cara tersebut.
“Artinya begini, kalau bisa dilakukan diversi, juga bisa nggak dilakukan diversi. Tergantung pada sifat berbahayanya perbuatan atau kepentingan hukum yang pengin dilindungi,” ungkap Priyo sebagaimana dilansir dari Kompas, Rabu (6/4/2022).
Melihat Tingkat Kejahatan
Lantas, bagaimana aparat hukum bisa menentukan apakah seorang anak atau remaja bisa mendapatkan diversi atau tidak? Kalau menurut Priyo, diversi baru boleh dilakukan kalau pelanggaran hukum yang dilakukan hanya bersifat kenakalan. Beda cerita jika yang dilakukan adalah kejahatan berat. Hal ini tentu harus diselesaikan dengan peradilan pidana.
“Contohnya gini, sekelompok anak muda memerkosa seorang perempuan. Apa bisa hal ini dilakukan diversi? Tidak bukan? Kalau hanya dilakukan diversi, tentu berbahaya,” ucap Priyo.
Oleh karena itulah, wajar jika Agnes Gracia dijadwalkan menjalani sidang pada hari ini. Wajar juga jika pengendara sepeda motor berinisial K di Semarang ditetapkan sebagai tersangka meski usianya masih 15 tahun. Apalagi, jelas-jelas tindakannya sampai membuat orang lain meninggl dunia.
Hal ini berarti, para pelaku klitih, tawuran, atau kekerasan remaja lainnya yang membahayakan juga bisa mendapatkan perlakukan serupa.
Kalau kamu sepakat nggak jika remaja di bawah umur yang melakukan tindakan kriminal tetap mendapatkan hukuman pidana berat, Millens? (Arie Widodo/E10)