Inibaru.id - Mungkin kita nggak keliru ketika menganggap ChatGPT itu pintar. Terbukti, ia bisa menjawab pertanyaan apa saja, terkadang melebihi pengetahuan kita. Bahkan, ada lo pengguna internet yang bertanya tentang menu diet kepada ChatGPT.
Dan benar saja, bot aplikasi chat berbasis Artificial Intellegence (AI) tersebut bisa menjawab pertanyaaan yang berkait dengan rencana menu makanan dengan menghitung preferensi diet kebutuhan kalori, tinggi, berat, usia, jenis kelamin, dan sasaran kesehatan seseorang.
Hm, masih belum bisa membayangkan berkonsultasi diet dengan robot? Begini kurang lebih cara kerjanya.
Dilansir dari Antara melalui Media Indonesia (18/5/2023), misalnya ada permintaan untuk membuat diet 1.500 kalori untuk perempuan berusia 60 tahun. ChatGPT mengeluarkan rencana tujuh hari untuk tiga kali makan dan dua kudapan per hari.
Rencana itu sesuai dengan kriteria sehat bagi jantung yakni memasukkan banyak buah dan sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, serta makanan lain yang rendah sodium, lemak jenuh, dan gula tambahan.
Sekilas menu yang disajikan terlihat masuk akal memang. Tapi, sebagai netizen yang cerdas, sebaiknya kita nggak percaya begitu saja ya, Millens!
Ada Beberapa Kekurangan
Pemindaian cepat yang dilakukan ChatGPT dalam menjawab pertanyaan tersebut ternyata mengungkapkan beberapa kekurangan yang mencolok, lo. Diet jantung tujuh hari ChatGPT dan diet lain yang diuji memiliki variasi yang sangat rendah.
Camilan sehat jantung yang direkomendasikan pun terbatas antara satu apel, satu jeruk, atau satu yogurt tanpa lemak, nggak ada yang lainnya sepanjang minggu.
Demikian juga untuk setiap makan malam, mengikuti pola yang dapat diprediksi yakni protein tanpa lemak, sayuran panggang atau kukus, dan satu porsi pati. Nggak ada saran yang diberikan untuk membuat makanan ini enak dengan menambahkan bumbu atau rasa lainnya.
Pendapat Pakar Nutrisi
Melihat fenomena ini, pakar nitrisi mewanti-wanti kepada masyarakat supaya berhati-hati saat menggunakan aplikasi ChatGPT untuk menyusun program diet. Pakar nutrisi sekaligus pendiri Real Life Nutritionist Miranda Galati mengungkapkan ChatGPT memiliki kekurangan fatal dalam memfilter saran yang diberikan kepada pengguna.
"ChatGPT bagus untuk mengumpulkan informasi, tapi dia tidak mampu memeriksa dan mengutip sumber-sumbernya," terang Miranda dikutip dari Detik, Minggu (4/5).
Benar juga ya, Millens? Seperti yang kita tahu, ChatGPT itu hanya mengambil jenis informasi dari internet, sehingga kita nggak tahu apakah informasi tersebut berasal dari sumber yang kredibel atau nggak.
Jadi, kita yang nggak begitu paham tentang komposisi asupan gizi akan kesulitan untuk mengetahui apakah menu diet yang disarankan aman atau nggak.
Sementara itu, pakar nutrisi sekaligus pemilik Sound Bites Nutrition Lisa Andrews, MEd, RD, LD memaparkan bahaya lain dari penggunaan ChatGPT untuk menyusun program diet.
"Dia (ChatGPT) tidak bisa mengetahui riwayat diet untuk menyarankan perubahan pada pola diet kamu. Dia juga tidak bisa mengevaluasi makanan yang sudah kamu konsumsi," ungkapnya.
Karena masih banyak kekurangan, akibatnya bisa fatal jika kamu menggunakan aplikasi ini untuk menyusun menu diet. Peran pakar nutisi tetap kita butuhkan, Millens. Soalnya, ahli nutrisi secara teliti akan mempertimbangkan riwayat kesehatan, kesehatan mental, preferensi makanan, gaya hidup, dan tujuan yang ingin kamu capai.
"Mereka nggak hanya memberikan ide makanan dan bimbingan. Mereka akan membantu kamu untuk berkomitmen terhadap perubahan yang kamu lakukan untuk benar-benar meningkatkan kesehatan dalam jangka panjang," pungkasnya.
Nah, sekarang sudah tahu kan, untuk urusan diet sebaiknya kamu menghubungi ahlinya! (Siti Khatijah/E07)