Inibaru.id - Rafa, bocah 12 tahun asal Pekalongan, harus meregang nyawa usai digigit ular weling. Setelah koma selama sebulan, nyawanya tak tertolong. Tragis, padahal ular ini tampak “cantik” dengan motif belang hitam putih. Tapi, seberbisa apa sih ular weling?
Ular weling (Bungarus candidus) dikenal sebagai salah satu ular berbisa paling mematikan di Asia Tenggara. Ironisnya, gigitannya sering kali nggak menimbulkan rasa sakit yang signifikan. Karena itu, banyak korban terlambat menyadari bahaya yang mengintai.
Baca Juga:
Mengapa Manusia Takut Ular?"Memang ular weling itu silent killer kadang kalau gigit juga nggak kerasa, langsung seperti tidur, tapi bisanya langsung nyebar. Nggak ada tanda-tanda bengkak seperti kalau kegigit ular yang lain. Memang susah dideteksi," jelas Ferdian atau biasa dipanggil Atenk. Anggota Komunitas Pecinta Alam dan Satwa Semarang (K-PASS), baru-baru ini kepada Inibaru.id.
Bisa ular weling bekerja sebagai neurotoksin, yaitu racun yang menyerang sistem saraf pusat. Efeknya bisa membuat korban mengalami kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, hingga akhirnya gagal napas jika nggak segera ditangani.
Ular weling termasuk hewan nokturnal alias aktif di malam hari. Ular ini biasanya bersembunyi di tempat lembap, seperti tumpukan kayu, selokan, atau kebun. Karena warnanya mencolok dan pergerakannya tenang, nggak sedikit orang yang justru menganggapnya ular peliharaan atau ular tidak berbahaya.
Padahal, satu tetes bisa ular weling cukup untuk membunuh beberapa manusia sekaligus jika nggak cepat ditangani.
Mengapa Bisa Mematikan?
Menurut pakar herpetologi, bisa ular weling mengandung α-bungarotoksin dan β-bungarotoksin, dua jenis racun yang mampu menghambat sinyal saraf ke otot. Ini menyebabkan kelumpuhan otot termasuk otot pernapasan. Tanpa bantuan ventilator atau penawar bisa (antivenom) yang tepat dan cepat, korban bisa kehilangan nyawa dalam hitungan jam hingga hari.
Waspadai Gejalanya
Gigitan ular weling sering kali nggak langsung menimbulkan bengkak atau nyeri hebat, tapi dalam beberapa jam, korban akan mulai merasakan:
- Kelumpuhan otot wajah
- Sulit bicara
- Kelopak mata turun
- Sulit bernapas
Jika mengalami gejala ini setelah kontak dengan ular, segera cari bantuan medis.
Penanganan yang Disarankan
Kalau kamu atau orang terdekat tergigit ular weling, jangan disedot atau diikat dengan tali. Segera imobilisasi area yang tergigit, tenangkan korban, dan bawa ke rumah sakit secepat mungkin.
"Misal kaki atau tangan dikasih kayu diikat biar nggga banyak gerak," saran Atenk.
Setelah itu, segera bawa korban ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan. Bila memungkinkan, dokumentasikan ular dan bentuk luka gigitan.
"(Syukur-syukur) bisa difoto ularnya yang gigit. Jadi biar mudah untuk identifikasi ularnya dan jenis anti-bisa yang pelru diberikan. Karena beda bisa, beda anti-bisa juga. Ada neurotoksin, ada hemotoxin, ada yang keduanya," terang Atenk.
Mencegah Ular Masuk ke Rumah
Kasus Rafa jadi pengingat bagi orang tua dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap ular berbisa di sekitar rumah, terutama di daerah dengan curah hujan tinggi dan lingkungan yang cocok untuk habitat ular.
Untuk pencegahan ular di rumah, kamu bisa memanfaatkan wewangian yang pekat. "Kapur Barus atau pembersih lantai yang pekat disemprot di area pojok," kata Atenk. "Biar lebih aman semprot juga pojokan pintu dan area yang sering dilewati tikus." Menurut Atenk, ular banyak yang akhirnya menuju permukiman karena mengejar tikus.
Lantaran bisanya sangat mematikan, sebaiknya kamu nggak mendekat begitu melihat ular. Jika mereka merasa terancam, orang-orang di sekitarnya bisa menjadi sasaran. Saat ada kesempatan untuk lari, lakukan segera.
"Jangan di-rescue sendiri, panggil Damkar!" pungkasnya memperingatkan.
Nah, kalau kata mereka yang ahli saja melarang untuk me-rescue sendiri, jangan coba-coba deh, Gez! Masalahnya, gigitan weling nggak berasa. Tahu-tahu mengantuk dan nggak bangun-bangun lagi. Seram kan? (Siti Zumrokhatun/E05)
