Inibaru.id - Pernah nggak kamu pergi ke apotek untuk membeli obat, tapi ternyata obatnya habis? Itu karena kita nggak bisa memeriksa ketersediaan obat terlebih dahulu sebelum membeli. Tapi hal itu nggak akan terjadi lagi.
Pasalnya, sekarang kementerian kesehatan (Kemenkes) RI meluncurkan Farmaplus 2.0 untuk mengupayakan peningkatan akses dan kemudahan masyarakat dalam memperoleh informasi obat dan layanan kesehatan. Situs ini dapat diakses melalui https://farmaplus.kemkes.go.id/medicine.
Farmaplus 2.0 berfungsi sebagai portal utama bagi masyarakat untuk memperoleh informasi tentang ketersediaan dan harga obat di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan apotek di seluruh Indonesia. Situs ini juga terintegrasi dengan SATUSEHAT.
Informasi obat yang tersedia di Farmaplus 2.0 mencakup berbagai detail, seperti nama obat, deskripsi, indikasi umum, komposisi, peringatan, efek samping, harga, dan informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan obat. Data tersebut meliputi alamat, situs web, dan nomor kontak. Untuk mempermudah akses, kontak fasilitas pelayanan kesehatan dihubungkan dengan layanan perpesanan WhatsApp agar masyarakat dapat berkomunikasi langsung.
Staf Ahli Menteri Kesehatan bidang Teknologi Kesehatan, Setiaji menyatakan bahwa Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk menyediakan beragam opsi akses informasi obat kepada masyarakat. Farmaplus 2.0 dapat diakses melalui situs web maupun sebagai fitur dalam aplikasi seluler.
Selain melalui situs web https://farmaplus.kemkes.go.id/medicine, informasi harga obat juga dapat diakses melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile dengan menggunakan fitur "Cari Obat".
Pencarian informasi obat dapat dilakukan berdasarkan nama obat, bahan zat aktif, atau indikasi medis. Saat ini, obat-obatan untuk penyakit kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi dapat ditelusuri melalui Farmaplus 2.0.
Baca Juga:
Boleh Nggak Sih Minum Obat dengan Susu?Farmaplus 2.0 memudahkan masyarakat untuk mencari fasilitas pelayanan kesehatan dan apotek terdekat yang menyediakan obat dengan pencarian berdasarkan provinsi dan kabupaten/kota. Situs ini menyajikan informasi tentang 2.688 obat berdasarkan merek atau nama dagang.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dr. L. Rizka Andalusia menegaskan bahwa peningkatan akses dan kemudahan masyarakat dalam memperoleh informasi obat adalah salah satu prioritas Kementerian Kesehatan.
"Peningkatan akses dan kemudahan masyarakat untuk mendapatkan obat menjadi salah satu prioritas kami. Melalui Farmaplus 2.0 kami berharap masyarakat semakin dimudahkan dalam mengakses informasi ketersediaan obat dan harganya secara transparan. Dengan demikian, masyarakat dapat memperoleh obat dengan lebih cepat, lebih mudah, dan lebih terjangkau,” ujarnya.
Gimana, makin gampang kan cari obatnya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)