Inibaru.id - Aula utama Wisma Perdamaian Semarang mendadak berubah menjadi ruang bermain ayah dan anak pada Minggu (30/11/2025) pagi. Sementara, para ibu yang semula datang bersama mereka telah berpindah ke ruang sebelah yang lebih privat.
Selama dua jam, para ibu yang didominasi perempuan muda itu memang sengaja dipisahkan dari suami dan anak mereka untuk berhenti sejenak dari rutinitas pengasuhan dan belajar parenting dalam acara Me Time Ibu (MTI), sementara ayah dan anak bermain bersama dalam aktivitas Main Sama Bapak (MSB).
Sedikit informasi, MSB dan MTI merupakan aktivitas rutin Keluarga Kita, organisasi nirlaba berbasis komunitas, menyambut Hari Ayah, yang khusus untuk Kota Semarang digelar melalui berkolaborasi dengan program Cilukba dari Bunda Paud Jawa Tengah.
Viftah, warga Pedurungan yang turut serta dalam acara yang digelar mulai pukul 08.00 WIB itu mengaku sedikit khawatir saat harus meninggalkan buah hatinya tanpa pengawasannya pagi itu. Namun, menurutnya, memberi ruang untuk ayah bermain berdua dengan anak juga penting.
"Dalam pengasuhan maupun tumbuh kembang anak, orang tua itu bukan cuma ibu atau ayah, tapi dua-duanya. Jadi sebisa mungkin kedua orang tua terlibat untuk tumbuh kembang anaknya," katanya sesaat setelah acara MTI selesai.
Meski memahami laki-laki sering kali terbebani tanggung jawab besar untuk mencari nafkah, Viftah menilai keterlibatan sosok ayah dalam mengawasi perkembangan anak tetap sangat penting. Dia bisa menjadi teman maupun pembimbing agar tumbuh nggak bergantung pada gawai.
Sementara ayah bermain sama anak, dia juga mengaku mendapatkan insight baru selama mengikuti MTI, salah satunya mengenai nilai keluarga yang belum sepenuhnya mereka pikirkan sebelumnya. Selama ini, dia menuturkan, keluarganya cenderung berjalan seperti air mengalir tanpa kesamaan nilai yang dituju.
"Tanpa kami sadari, selama ini keluarga kami hanya berjalan begitu saja tanpa benar-benar menetapkan nilai apa yang ingin kami terapkan dan sepakati bersama," terangnya.
Nabila menyampaikan hal serupa. Warga asal Tembalang itu menjelaskan bahwa suaminya memiliki waktu terbatas untuk mengasuh anak, tapi dia meyakini bahwa keterlibatan laki-laki dalam pengasuhan tetap penting agar terbangun ikatan emosional yang kuat antara ayah dan anak.
"Biar terbangun kedekatan secara emosional. Bapak itu punya waktu sangat sedikit sama anak. Pulang kerja sampai larut malam, ketika sampai rumah anaknya kadang sudah tidur," tuturnya. "Nah, Main Sama Bapak ini bisa menjadi salah satu aktivitas positif yang sarat edukasi.
"Laki-laki yang selama ini fokus pada urusan mencari nafkah pun tetap perlu memahami dunia anak agar dapat ikut membantu istrinya dalam pengasuhan," sebutnya.
Sementara itu, Direktur Keluarga Kita, Siti Nur Andini, menegaskan pelibatan laki-laki dalam pengasuhan dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan meminimalisasi risiko kenakalan remaja. Istri-suami perlu berjalan beriringan dalam mengawasi perkembangan anak.
Diakuinya, selama mendampingi sesi edukasi untuk para ibu, banyak yang mengeluhkan sulitnya mengajak ayah atau pasangan terlibat dalam pengasuhan. Karena itu, Keluarga Kita menghadirkan kegiatab Main Sama Ayah sebagai upaya menyadarkan para laki-laki, jika keterlibatan mereka itu sangat dibutuhkan.
"Makanya ada me time untuk ibu, supaya bapak itu benar-benar kami dorong bermain dengan anaknya tanpa direcokin. Soalnya kadang ibu-ibu masih punya kecenderungan ingin ikut membantu," tandasnya.
Wah, terbiasa bermain bersama anak-anak sepertinya bisa menjadi salah satu kriteria cowok green flag nih, Gez! (Sundara/E10)
