Inibaru.id – Semenjak jebol pada Senin (23/5/2022) lalu, tanggul laut yang ada di Kawasan Industri Lamicitra, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang masih ditambal dengan cara manual, yakni dengan karung pasir. Petugas bahkan harus berjibaku dengan pasang air laut yang masih tinggi.
Menurut keterangan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar, anggota TNI-Polri masih bersama-sama melakukan penambalan. Dia bahkan sampai ikut mendorong perahu karet yang berisi karung pasir.
“Pagi ini kita menuju lokasi jebolnya tanggul oleh personel TNI-Polri untuk bawa material perbaikan tanggul,” terang Kombes Irwan, Kamis (26/5/2022).
Setidaknya, ada dua jalur untuk menambal tanggul laut yang jebol di Tanjung Emas. Meski belum benar-benar maksimal, Kombes Irwan berharap proses penambalan ini bisa segera selesai sehingga aktivitas di Pelabuhan Tanjung Emas dan sekitarnya bisa kembali pulih.
“Semoga ini bisa menangani persoalan masuknya air ke pelabuhan secepatnya. Untuk cara (penambalan tanggul) ada dua yaitu melalui jalur pelabuhan dan melalui Tambaklorok dengan perahu nelayan,” ungkapnya.
Di sisi lain, General Manager Pelabuhan Tanjung Emas Hardianto berharap proses penambalan tanggul bisa segera diselesaikan agar masalah banjir rob bisa segera diselesaikan.
“Kami berpacu dengan waktu untuk menanggulangi masalah ini,” terang Hardianto.
Ditinjau Langsung oleh Menteri PUPR
Parahnya banjir rob yang menerjang Pelabuhan Tanjung Emas dan sekitarnya sampai membuat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjaunya langsung pada Rabu (25/2) petang. Dia pun meminta tiga titik tanggul laut yang jebol dan meminta genangan air bisa dipompa sehingga banjir bisa surut.
“Sementara ini karena kita tidak bisa masukkan dari laut karena tidak bisa masuk dari darat dengan sandbag-sandbag kecil,” terang Basuki terkait penambalan masih dengan menggunakan karung pasir.
Respons Pemerintah Kota Semarang
Selain dengan melakukan penambalan darurat, pemerintah Kota Semarang juga melakukan sejumlah cara demi mencegah kembalinya banjir rob. Apalagi, sudah ada banyak kajian yang menyebut sebagian wilayah di pesisir utara Kota Semarang bakal tenggelam akibat terus menurunnya permukaan tanah.
Selain dengan membangun tanggul laut, Pemkot mengaku sudah menyiapkan lahan seluas 220 hektare sebagai kolam retensi yang terhubung dengan tanggul laut.
“Tanggul laut ini kita memang butuhkan karena ada 220 hektare tanah kan bisa manfaatkan sebagai kolam retensi yang menghasilkan air baku. Air baku ini bisa kita manfaatkan untuk air bersih. Jadi di sini Pantura tidak perlu mengambil air tanah lagi,” terang Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin.
Hm, semoga saja ada solusi untuk mencegah banjir rob dan tenggelamnya Kota Semarang di masa depan, ya Millens. (Kum, Sua/IB09/E05)