inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Nasib Nahas Warga Sayung; Sudah Banjir Ketiban Gas Langka
Senin, 10 Feb 2025 13:32
Penulis:
Bagikan:
Warga Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak membawa tabung gas kosong saat mencari gas elpiji tiga kilogram dalam kondisi banjir. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Warga Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak membawa tabung gas kosong saat mencari gas elpiji tiga kilogram dalam kondisi banjir. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Nggak hanya kesulitan beraktivitas, sebagian warga Sayung yang terdampak bajir juga nggak bisa memasak lantaran begitu sulit mencari gas elpiji tiga kilogram di dekat rumah mereka.

Inibaru.id – Sudah jatuh tertimpa tangga, kiasan itu mungkin menjadi gambaran kondisi paling sesuai yang dialami para korban banjir di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Belum selesai satu bencana menimpa, mereka sudah harus menelan kenyataan pahit lainnya, yakni kelangkaan gas elpiji tiga kilogram.

Untuk diketahui, sudah beberapa pekan banjir melanda Sayung. Para korban yang tersebar di sejumlah desa, antara lain Loireng, Sayung, Loireng, Kalisari, dan Prampelan, memilih bertahan di rumah masing-masing, alih-alih mengungsi. Dalam segala keterbatasan, mereka melakoni aktivitas sehari-hari.

Belum tersedianya dapur umum dan sulitnya mobilitas memaksa mereka memasak seadanya, mengandalkan stok bahan makanan yang tersisa, di atas air yang menggenang, sembari menunggu air surut.

Namun, tinggal seadanya pun ternyata nggak gampang bagi para korban. Mereka tetap harus menembus banjir; berjalan cukup jauh untuk mendapatkan gas melon yang menjadi bahan bakar kompor mereka, sementara tungku kayu yang menjadi kompor alternatif juga terendam banjir.

Berjalan Lebih Jauh

Asib misalnya, mau nggak mau harus menerjang banjir untuk mencari gas elpiji yang mulai langka. Dia harus berjalan lebih jauh dari biasanya, karena di warung langgananya nggak ada. Gas eliji juga harus dijinjing tinggi-tinggi, karena ketinggian air di sekitar rumahnya mencapai 50 sentimeter.

"Di jalan raya lebih dari itu (50 sentimeter)," terang warga Desa Sayung tersebut, akhir pekan ini. “Mau tidak mau ya harus dilakukan. Jalan kaki, tapi ada yang pakai sepeda.”

Banjir merendam permukiman warga Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Banjir merendam permukiman warga Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.

Namun, nggak semua orang seperti Asib. Keputusasaan mencari gas elpiji membuat Wartini memutuskan untuk menanggalkan kompor gas. Untuk sementara, warga Desa Prampelan ini hanya memanfaatkan magicom (alat penanak nasi listrik) untuk memasak.

"Akses jalan terendam banjir. Stok (gas elpiji tiga kilogram) di warung sudah pada habis, mau cari di mana lagi? Saya juga bingung!” keluh perempuan berusia 30-an tahun tersebut.

Harga Sangat Mahal

Nggak hanya untuk menanak nasi, magicom kepunyaan Wartini saat ini juga dipakai secara bergantian untuk memasak lauk dan sayur. Yang dimasak pun jadinya terbatas. Dia memilih bertahan dengan cara ini karena selain langka, saat stok gas melon tersedia harganya bisa sangat mahal.

"Sebelum banjir, gas elpiji dijual Rp23 ribu; sekarang bisa Rp30 ribu per tabung. Cari ke mana-mana juga dapat harga segitu. Mahal!" kata dia.

Sementara itu, Nuriyah dari desa yang sama mengaku baru saja berhasil gas elpiji. Harga yang didapatkannya nggak semahal penuturan Wartini. Hanya Rp25 ribu. Namun, dia harus ke beberapa tempat dulu hingga akhirnya berhasil menemukannya; itu pun saat membeli harus melalui antrean yang panjang dulu.

“Susah sekali! Ini dapat seadanya. Alhamdulillah dapat harga lebih murah,” paparnya.

Dalam kondisi banjir seperti ini, tanpa adanya dapur umum, satu-satunya yang mereka bisa andalkan adalah gas melon agar dapur tetap mengepul dan perut terisi. Namun, itu pun ternyata nggak bisa diandalkan. Sudah banjir ketiban gas langka lagi! (Sekarwati/E03)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved