Inibaru.id – Kantor Balai Desa Kalisari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak terlihat diwarnai spanduk protes dari warga. Warga yang geram dengan kondisi banjir yang nggak juga surut di desa mereka memutuskan untuk melayangkan protes tersebut ke pemerintah desa.
"TANGI PAK DESAMU BANJIR, KAMU DIMANA?’ ungkap warga dalam spanduk yang berisikan keluhan dan umpatan tersebut. "DIAM TAK ADA YANG PEDULI," tulis yang lain.
Hingga kini, belum tahu siapa yang memasang spanduk tersebut, Faizin, salah seorang warga Desa Kalisari mengatakan, spanduk itu sudah ada sejak 30 Januari lalu. Tindakan tersebut, lanjutnya, kemungkinan merupakan bentuk kritikan warga terhadap kebijakan pemerintah desa berkaitan dengan penanganan banjir.
“Banjir sudah sejak tanggal 12 Januari lalu belum surut-surut,” kata pemuda berusia 22 tahun itu.
Langganan Banjir
![Warga Kalisari melaksanakan salat Jumat dalam kondisi banjir. (Inibaru.id/ Sekarwati)](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fredaksi.inibaru.id%2Fmedia%2F37497%2Flarge%2Fnormal%2F2953b02b-0cef-479f-a3df-171e7f714d49__large.jpeg&w=3840&q=75)
Faizin menyebut, Desa Kalisari adalah langganan banjir. Setiap cuaca ekstrem, desanya bakal selalu tergenang air. Bahkan, pada Hari Raya Idulfitri 2024 lalu masyarakat terpaksa merayakan lebaran di tengah musibah banjir yang kala itu juga melanda desa ini.
"Kami tentu khawatir tahun ini akan merayakan lebaran dalam kondisi yang sama dengan tahun lalu kalau genangan air ini nggak segera surut," akunya. "Tahun kemarin banjir juga lama, pas puasa sudah banjir, nggak bisa pergi (salat) tarawih."
Menurut Faizin, pemerintah desa sebelumnya sudah menyediakan pompa. Namun, keberadaannya kurang efektif lantaran terkadang pompa tersebut ditinggal pergi petugasnya, membuat debit air kembali meningkat hingga setengah meter tingginya.
"Banjir ini nggak hanya menggenangi permukiman warga, tapi juga akses transportasi. Saat ini ada sekitar 60 rumah yang terdampak dan membutuhkan pertolongan bantuan logistik maupun air bersih," jelasnya. "Sekolah juga terdampak banjir, jadi anak-anak terpaksa diliburkan."
Hilir dari Lima Desa
![Para siswa yang terpaksa diliburkan karena sekolah mereka terdampak banjir memilih tetap ke sekolah untuk bermain air. (Inibaru.id/ Sekarwati)](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fredaksi.inibaru.id%2Fmedia%2F37498%2Flarge%2Fnormal%2F2c160da4-b3b6-429e-ab53-4dbfaf89ffeb__large.jpeg&w=3840&q=75)
Ketua RT 1 RW 5 Desa Kalisari Rifai menerangkan, wilayahnya saat ini kerap mengalami kebanjiran karena lokasinya merupakan wilayah hilir dari lima desa, yakni Waringin, Jajar, Jamus, Semen, dan Menur. Dampaknya, aliran sungai dari wilayah hulu mengalir deras ke Desa Kalisari.
Lebih dari itu, tingginya rob (arus pasang air laut) juga semakin mempersulit penanganan banjir. Sungai yang seharusnya mengalirkan dari Desa Kalisari ke laut justru berhenti di desa tersebut, mengakibatkan sungai meluap dan airnya menggenangi permukiman warga.
“Terkadang dari sungai besar itu ada rob, lah (aliran air dari Kalisari) ketendang rob jadinya mandek,” terangnya sembari menunjukkan lokasi datangnya rob.
Kendati banjir sudah berlangsung beberapa hari, saat ini masih banyak warga yang memilih bertahan di rumah mereka masing-masing. Pihaknya berharap, pemerintah daerah segera memberikan bantuan dan penanganan banjir di Desa Kalisari agar aktivitas warga bisa kembali normal seperti sebelumnya.
Semoga permasalahan banjir di Desa Kalisari ini segera teratasi ya, Millens! (Sekarwati/E10)