BerandaHits
Kamis, 3 Jul 2025 19:01

Menitipkan Orangtua ke Panti Jompo, Bukan Berarti Anak Nggak Berbakti

Menitipkan Orangtua ke Panti Jompo, Bukan Berarti Anak Nggak Berbakti

Menitipkan orangtua ke panti jompo bukan berarti menjadi anak durhaka. (via Geriatri)

Menitipkan orangtua ke panti jompo sering dianggap tabu dan nggak berbakti. Padahal, bagi sebagian keluarga, keputusan ini lahir dari kasih sayang dan kesadaran akan keterbatasan merawat lansia dengan kebutuhan khusus.

Inibaru.id - Bayangan tinggal bersama anak di masa tua masih menjadi harapan banyak orangtua di Indonesia. Karena itu, menitipkan orangtua ke panti jompo seringkali dinilai tabu, bahkan dianggap sebagai tanda anak nggak tahu balas budi. Padahal, dalam banyak kasus, keputusan ini justru berangkat dari kasih sayang dan kesadaran akan keterbatasan diri.

Psikolog klinis Fitri Jayanthi, M.Psi., menyebut konflik batin kerap dialami anak yang mempertimbangkan pilihan ini. “Menitipkan orangtua ke panti jompo seringkali membuat anak merasa seolah telah menelantarkan orangtua yang dulu merawat mereka sejak kecil,” ungkap Fitri melansir Kompas, Senin (30/6/2025).

Menurutnya, keputusan ini nggak bisa dinilai hanya dari permukaan. Banyak keluarga akhirnya memutuskan menitipkan orangtua karena keterbatasan waktu, tenaga, dan kemampuan merawat lansia dengan kebutuhan khusus. Apalagi, data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan jumlah penduduk lansia di Indonesia mencapai lebih dari 11 persen dari total populasi. Tren penuaan populasi ini membuat kebutuhan layanan perawatan lansia semakin meningkat.

Terlebih lagi, perawatan lansia dengan kondisi medis tertentu seperti demensia, stroke, atau penyakit kronis lain membutuhkan keterampilan khusus dan pengawasan intensif. Sayangnya, nggak semua keluarga siap menghadapi tuntutan ini.

Namun, penting untuk memastikan keputusan menitipkan orangtua nggak diambil secara sepihak. Fitri menekankan perlunya kesepakatan bersama serta komitmen menjaga kedekatan emosional, misalnya dengan rutin menelepon, mengunjungi, atau melibatkan orangtua dalam keputusan keluarga.

“Yang perlu dihindari adalah jika keputusan tersebut dilakukan secara sepihak tanpa persetujuan orangtua, dan disertai dengan putusnya hubungan emosional antara anak dan orangtua,” tegas Fitri.

Nggak Perlu Merasa Bersalah

Banyak orangtua yang justru senang tinggal di panti jompo. (AP)
Banyak orangtua yang justru senang tinggal di panti jompo. (AP)

Fitri menambahkan bahwa stigma sosial membuat banyak orang merasa bersalah jika menitipkan orangtua di panti jompo. Dia melanjutkan, sumber rasa bersalah ini sangat berkaitan dengan nilai budaya dan beban emosional yang melekat dalam hubungan orangtua-anak di masyarakat Indonesia.

Namun sekali lagi, menitipkan orangtua di panti jompo nggak selalu berarti anak nggak peduli. Banyak orangtua justru merasa lebih senang tinggal di panti karena ada teman bicara, aktivitas sosial, dan perawatan profesional yang konsisten.

Jadi, sebelum terburu-buru menghakimi, ada baiknya memahami latar belakang keputusan ini. Selama anak dan orangtua saling berdiskusi dan hubungan tetap dekat, menitipkan orangtua bisa menjadi bentuk kepedulian yang sehat.

Pada akhirnya, setiap keluarga punya cara masing-masing menunjukkan bakti dan cinta kepada orangtua. Bukan begitu, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

Inibaru Indonesia Logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Sosial Media
A Group Member of:
medcom.idmetro tv newsmedia indonesialampost

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved