Inibaru.id - Banyak orang merasa khawatir menjalankan kehidupan masa tuanya. Sebab, di waktu lanjut usia, orang cenderung bermasalah dengan kesehatannya. Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, jantung, dan peradangan sendi jangka panjang bikin seseorang kesulitan beraktivitas. Nggak hanya itu, kesehatan mental semakin turun dan orang tua jadi kehilangan motivasi untuk hidup.
Keadaan makin diperparah jika keuangan cekak. Terkadang tabungan yang susah payah dikumpulkan bertahun-tahun, habis untuk mengobati penyakit. Untuk menyambung hidup dari hari ke hari, ada yang mengandalkan bantuan dari orang lain.
Laporan terbaru Asian Development Bank (ADB) bertajuk Aging Well in Asia, yang dirilis pada Mei 2024 menyebutkan bahwa warga lansia di Asia hidup dengan mengandalkan transfer uang dari keluarga, terutama dari anak.
Angka ketergantungan hidup lansia terhadap anaknya sendiri yang terbesar ada di Laos dengan nilai 71,8%, diikuti Kamboja di angka 61,5%. Bagaimana dengan negara kita? Indonesia nilainya mencapai 50% karena banyak yang nggak memiliki dana pensiun dan kurangnya literasi keuangan.
Selain itu, tingginya angka ketergantungan tersebut dikarenakan merupakan bagian dari kebudayaan di mana saat kecil, anak dibiayai orang tua dan saat beranjak dewasa, mereka berganti peran dengan orang tuanya.
Kita Nggak Ingin Bergantung pada Anak

Sebagai generasi yang lebih modern dan terpapar informasi lebih banyak dibanding generasi sebelumnya, kita tentu nggak ingin kelak menjadi lansia yang bergantung pada anak. Salah satu caranya adalah dengan mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin. Bagaimana caranya?
Dana pensiun adalah dana yang kita persiapkan dari jauh-jauh hari untuk bekal hidup di saat memasuki masa nggak produktif. Jika dana itu kurang atau nggak ada, tentu membuat kita akan bekerja dan membanting tulang, mengorbankan waktu serta kesehatan dan mengandalkan anak untuk membiayai hidup kita
Eits, sebelum hal itu terjadi, kita hendaknya mempersiapkan dana pensiun di usia yang masih produktif bekerja, Millens. Hal paling pertama adalah menentukan pada usia berapa kita akan pensiun. Sebagai contoh, jika ingin pensiun di usia 55 dengan usia harapan hidup 75 tahun, maka kita harus mempersiapkan dana pensiun untuk masa waktu 20 tahun.
Hal penting lain dalam mempersiapkan dana pensiun bagi milenial adalah dengan nggak konsumtif. Data Indonesia Millennial Report 2019 mencatat 51,1 persen uang milenial dihabiskan untuk keperluan konsumtif. Hanya 10,7 persen dana mereka ditabung dan 2 persen untuk investasi.
Nah, mulai sekarang nggak ada salahnya kita untuk mengeremnya. Caranya, dengan membuat skala prioritas dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Soal dana pensiun mau kita simpan dalam bentuk apa, bisa dipertimbangkan baik-baik ya, Millens! Pilihlah cara yan paling aman dalm berinvestasi sehingga kita bisa menuai hasilnya di masa lanjut usia. (Siti Khatijah/E07)