Inibaru.id – Berusia sudah lebih dari 30 tahun dan kini hanya bisa mengandalkan pekerjaan freelance yang bisa digarap di rumah, Purnomo Aji mengaku sudah hopeless untuk mendapatkan pekerjaan tetap yang baru.
Bukan karna skill-nya yang nggak mumpuni untuk terus bersaing dengan angkatan kerja yang baru, dia sudah tahu kalau di usianya sekarang, nggak banyak perusahaan yang mau menerimanya karena memilih untuk mencari angkatan kerja yang lebih muda.
Terhitung, sudah ratusan lamaran dia kirim secara daring baik itu lewat e-mail, portal pencarian kerja, hingga media sosial. Sejauh ini, nggak ada hasil positif yang dia dapatkan.
“Cuma di Indonesia kayaknya, usia 30 tahun itu sudah dianggap nggak lagi produktif, nggak lagi bisa diandalkan. Makanya, nggak ada satu pun lamaran yang saya minimal nembus sampai tahap dipanggil tes atau wawancara. Padahal kalau di luar negeri, kalau sudah punya pengalaman dan skill malah lebih dihargai,” keluh Aji pada Jumat (25/4/2025).
Apa yang diungkap Aji ada benarnya. Di negara-negara lain, mereka yang berusia lebih dari 30 tahun bahkan bisa switching kariernya kalau memang merasa karier yang dijalani sekarang sudah nggak menjanjikan. Bahkan, di Jepang, belakangan ini terngkap bahwa ada kafe yang sengaja mempekerjakan perempuan lansia saja.
Nama kafe tersebut adalah Shangri-La. Bertipe maid café, Shangri-La mempekerjakan perempuan-perempuan dengan usia 65 sampai 72 tahun. Hal ini tentu sangat kontras dengan kafe-kafe pada umumnya yang mengandalkan anak muda sebagai pelayan.
Awalnya, kafe ini dibuat sebagai tempat berkumpul bagi kaum lansia yang membutuhkan tempat nongkrong. Makanya, di kafe ini juga ada fasilitas yang memungkinkan pengunjung mengingat kematian seperti pengalaman untuk berbaring di tepi mati.
Tapi, pada akhirnya nggak hanya kaum lansia yang berkunjung. Generasi yang lebih muda malah tertarik dengan pelayanan dari nenek-nenek dengan pembawaan ceria tersebut. Barangkali, mereka yang datang jadi mengingat nenek yang selalu memberikan kasih sayang itu.
Bagi para pelayan, keberadaan kafe ini seperti menghidupan kembali semangat hidup yang biasanya semakin meredup seiring dengan bertambahnya usia. Mereka pun bisa saling berbagi cerita dengan sesama rekan pekerja atau dengan pengunjung.
“Saya jadi belajar tentang bagaimana berbicara dengan para pelanggan, baik itu yang berusia lebih tua ataupun lebih muda. Banyak pelanggan berusia muda yang memuji saya terlihat cantik. Rasanya jadi kembali ke masa muda,” ucap salah seorang pelayan sebagaimana dilansir dari 8Days, (20/2/2025).
Tertarik untuk datang ke Shangri-La café, Millens? Datang saja ke Kota Kiryu, Prefektur Gunma. Pasti seru kok! (Arie Widodo/E10)
