Inibaru.id – Sejak Agustus 2022, aksi seorang hacker yang menyebut dirinya Bjorka membetot perhatian banyak orang. Bahkan, disebut-sebut pemerintah ikut pusing dibuatnya. Bjorka adalah hacker yang diduga membobol situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Selain itu, dia juga mengklaim telah mengakses dokumen rahasia milik Badan Intelijen Negara (BIN) yang dikirimkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
O ya, dilansir dari Detik, Bjorka mengaku telah menjual sebanyak 105 juta data milik warga negara Indonesia (WNI) dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dia juga mengklaim telah memiliki 1,3 miliar data registrasi SIM card prabayar Indonesia, yang terdiri atas NIK, nomor telepon, operator seluler, hingga tanggal registrasi.
Salah satu pejabat yang menjadi korban aksi hacker ini adalah Menkominfo Johnny G Plate. Belum puas, tindakan Bjorka justru semakin menjadi-jadi. Dia mengancam membobol data MyPertamina hingga dokumen rahasia Presiden RI.
"The next leak will come from the president of Indonesia (kebocoran selanjutnya akan datang dari Presiden Indonesia)," cuitnya dikutip dari akun Twitter Dark Tracer, Sabtu (10/9/2022).
Selama sepekan, dia membagi-bagikan data pribadi para pejabat melalui grup Telegram miliknya.
Bantahan Pemerintah
Biarpun Bjorka mengaku mengobrak-abrik data BIN untuk Presiden, Juru bicara BIN Wawan Hari Purwanto justru membantahnya. "Hoax itu, dokumen BIN aman terkendali, terenkripsi secara berlapis, dan semua dokumen pakai samaran," kata Wawan seperti yang dilansir CNBC Indonesia dari Detik.
Dia juga menegaskan bahwa pengiriman surat untuk Presiden dilakukan melalui kripto (sandi) yang setiap saat diubah.
Pernyataan serupa juga diungkapkan Kepala Sekretariat Kepresidenan RI Heru Budi Hartono. Dia menampik adanya kebocoran surat atau dokumen negara di internet. Menurutnya, tangkapan layar yang ditampilkan Bjorka adalah bohong belaka.
"Perlu saya tegaskan adalah itu sudah melanggar hukum UU ITE. Saya rasa pihak penegak hukum akan memproses secara hukum dan mencari pelakunya," kata Heru sebagaimana dikutip Antara, Sabtu (10/9).
Motif Bjorka
Yang cukup menarik untuk dibahas adalah motif di balik peretasan yang dilakukan Bjorka. Dari sebuah percakapan di forum situs Breached, terungkap bahwa dirinya sengaja beraksi terutama di akhir pekan untuk membuat pemerintah nggak bisa berlibur.
Hal itu terkuak ketika Bjorka membalas salah satu komentar user. "Congratulation! this sure wake up them this night (Selamat! Ini bakal bikin mereka melek nanti malam)," ungkap user tersebut.
Bjorka kemudian membalas "Yeah that's my goal so they can't have a vacation on the weekend (Ya, memang itu tujuannya supaya mereka nggak bisa liburan akhir pekan)."
Baca Juga:
Situs Data Server Polri Diretas, Informasi Pelanggaran Anggota Polisi Termasuk Jenderal DisebarDiketahui juga Bjorka membuat pemerintah kewalahan adalah untuk membantu seorang teman yang seorang WNI di Warsawa, Polandia. Orang yang diakunya merawat dirinya sejak lahir itu merupakan korban dari kebijakan Orde Baru pasca-1965.
Dia juga bercerita bahwa sosok tersebut pengin pulang dan membangun Indonesia dengan teknologi. Namun sayang, hingga akhir hayatnya nggak kesampaian. Hingga kini, kisah yang diutarakan Bjorka ini belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Hm, jika cerita ini memang nyata seharusnya nggak sulit ya, Millens untuk mengungkap jati diri Bjorka? Terlepas dari itu semua, kehadiran Bjorka seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah untuk lebih meningkatkan keamanan data digital rakyat mengingat bukan sekali ini kena retas.
Semoga deh tim khusus yang dibentuk pemerintah untuk merespons serangan hacker bisa berbuat banyak untuk melindungi data pribadi kita. (Siti Zumrokhatun/E07)