Inibaru.id – Mendengar nama "himawari", para penggemar anime mungkin akan langsung teringat pada nama adik perempuan dari tokoh utama serial Crayon Sinchan. Namun, tahukah kamu bahwa himawari juga dijadikan sebagai nama satelit yang dipakai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memprakirakan cuaca di Indonesia?
Yap, kendati namanya Jepang banget, Satelit Himawari telah lama menjadi bagian dari BMKG dalam mengeluarkan prediksi cuaca di negari ini. Satelit tersebut dipakai karena disebut-sebut memiliki akurasi yang bagus untuk melaksanakan tugasnya.
Namanya yang Jepang banget lantaran satelit tersebut merupakan kepunyaan BMKG-nya Negari Sakura, yang dikenal sebagai Japan Meteorological Agency (JMA). Dalam bahasa Jepang, himawari bisa diartikan sebagai "bunga matahari". Satelit ini dinamai demikian mungkin karena bentuknya mirip bunga matahari kali, ya?
Himawari diluncurkan untuk kali pertama dari Cape Canaveral, Florida, pada 14 Juli 1977. Satelit yang sekarang beroperasi adalah Himawari-8 yang mengorbit pada 2014 serta Himawari-9 dua tahun setelahnya. Keduanya beredar pada ketinggian 35 ribu kilometer di atas garis ekuator bumi.
Teknologi Mutakhir
Himawari-8 dan Himawari-9 mempunyai tingkat akurasi mumpuni lantaran telah dilengkapi dengan perangkat teknologi mutakhir yang dikenal sebagai Highly Improved Advanced Himawari Imagers (AHIs). Kedua satelit ini mampu manjangkau seluruh Asia, khususnya sisi barat Samudera Pasifik.
Karena kemampuannya yang luas inilah kemudian Jepang menawarkan data yang dihasilkan Himawari kepada negara-negara yang bisa dijangkau satelit tersebut, termasuk di antaranya Indonesia. Alasannya, agar satelit ini bisa memberikan manfaat, terutama dalam akurasi prakiraan cuaca.
Berkat adanya kesepakatan distribusi data tersebut, keberadaan Himawari-8 dan Himawari-9 diharapkan dapat membantu menurunkan risiko korban jiwa sebagai dampak dari bencana alam di berbagai negara setidaknya sampai 2029 mendatang.
Selain untuk memprediksi cuaca, peneliti juga bisa menjadikan data yang didapatkan Himawari untuk memantau potensi bencana topan tropis atau awan-awan yang diprediksi bisa membuat hujan lokal yang cukup lebat dan membahayakan.
Cocok untuk Indonesia
Sebagai negara tropis yang berpotensi besar terdampak bencana akibat cuaca, keberadaan Himawari tentu saja sangat membantu BMKG. Satelit tersebut sejauh ini juga sudah berjasa bagi Indonesia dalam upaya mengobservasi kemunculan abu vulkanis dari gunung berapi yang bertebaran di seluruh Tanah Air.
Oya, kalau kamu perhatikan, BMKG melalui situs resmi dan kanal medsos mereka kerap mengunggah citra satelit Himawari untuk mengungkap potensi curah hujan secara mendetail, mulai dari besarnya curah hujan hingga cakupan wilayah terkecilnya.
So, buat kamu yang tiap mau keluar rumah acap mengecek prakiraan cuaca BMKG, sudah sepatutnya kamu berterima kasih kepada si Himawari ini, nih!
Kira-kira kalau Indonesia punya satelit mata-mata cuaca sendiri, namanya apa ya? (Arie Widodo/E03)